Chessa memulai paginya dengan senyuman yang terus mengembang di wajahnya. Seperti biasa Chessa selalu berangkat bersama Biyan. Baginya sekarang Biyan itu sudah seperti tukang ojek langganannya tetapi tanpa bayaran, ya kadang Biyan juga selalu minta traktiran kepada Chessa.
Sesampainya di kelas Chessa langsung menghampiri para sahabatnya yang sedang berkumpul di bangkunya Naya.
“Btw gue masih marah sama kalian.” Ujar Chessa pura pura kesal.
“Yah jangan gitu dong Ches lo ga asik, lagian kita juga udah ngasih skincare.”
“Canda kali.” Ucap Chessa tak lupa dengan cengengesan khasnya.
“Eh btw traktirannya belum loh Ches. Kita kan udah ngasih paket skincare trus tinggal lo yang traktir kita” Ujar Kaila sumringah.
“Kalo gue gamau gimana soalnya kalian kemarin udah cuekin gue.” Chessa berniat untuk menjahili mereka.
“Yaudah kalo gamau balikin lagi skincarenya.”
“Sayangnya udah gue pake skincarenya”
“Jangan pelit sama sahabat sendiri Ches nanti kuburannya sempit loh” Ucap Berly tak mau kalah.
“Yaudah pulang sekolah gue traktir” Ucap Chessa pasrah. Setelah mendengar kata ‘Traktir’ mereka langsung bersemangat.
Berly melihat tangan Chessa yang sedang memegang handphone. Setelah di amati sepertinya ada perubahan pada handphone Chessa.
“Eh anjay sejak kapan lo ganti hp” Karena penasaran Berly pun menganbil handphone yang ada di genggaman Chessa.
“Gila hp lo udah Iphone X aja” Suara Berly tergolong nyaring jadi membuat seisi kelas menatap mereka.
Di sisi lain ada yang sedang memperhatikan mereka.
‘Gue ga boleh kalah dari Chessa’ Batin Marsya.
.
.Mereka ber-empat sedang istirahat di kantin sembari ngobrol ngobrol yang akhirnya berujung dengan gossip.
“Kak Arkan ngucapin ke lo ga?” Tanya Naya penasaran.
Mendengar itu membuat Chessa menjadi sedih.
“Ngga.. kayanya gue ultah aja dia gatau.”
“Jangan sedih gitu dong. Kalian masih suka kontakan kan?” Mereka berusaha menenangkan Chessa.
“Masih ko”
Tiba tiba datanglah Biyan and the genk yang mulai ngerecokin mereka.
“Ada yang baru ulang tahun nih traktirannya boleh kali.” Ucap Biyan berusaha menggoda Chessa.
“Kadonya dulu mana” Chessa meminta hadiah kepada Biyan. Lalu Biyan memberikan Chessa permen yang ada di sakunya.
“Apaan cuma permen doang.”
“Tuh hadiah dari gue” Ucap Biyan dengan entengnya.
“Beb bujuk Chessa dong supaya mau traktir kita” Ucap Arga kepada Naya yang tidak lain adalah pacarnya.
“Ya itu sih terserah Chessa”
“Gue bangkrut kalo banyak yang minta traktir” Tolak Chessa.
“Btw Ber ada yang suka sama lo” Ucap Arga pada Berly. Arga memang punya mulut ember tidak jauh beda dengan Naya pacarnya.
Berly hanya mengerutkan dahinya kebingungan seolah mengisyaratkan ‘Siapa?’
Merasa tersindir Revan langsung menyeret Arga pergi dari sana.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Tutor
Teen Fiction[On Going] Semenjak nilai Chessa menjadi rendah orang tuanya mencarikan Chessa seorang Tutor untuk membantu anaknya belajar. Sampai akhirnya Chessa bertemu seorang Tutor yang bernama Arkan. Lama-lama Chessa mulai jatuh cinta pada Arkan. Tetapi diba...