Rindu dan Penawarnya

21 4 0
                                    

Enam belas jam berlalu, kakiku kembali menapaki bandara Charles De Gaulle setelah beberapa lama tak kemari.

Aku berjalan keluar bandara dan mengamati seluruh atmosfer kota Paris.

Angin dingin menyapaku, membuat jilbabku seakan melambaikan ucapan pada kota ini.

Hidungku mulai memerah karna rasa dingin, aku segera memanggil taxi menuju salah satu hotel di kota ini.

Hotel yang tak terlalu jauh dari menara Eiffel tentunya, dengan alasan yang sama, aku ingin melihat Eiffel saat aku terbangun di pagi hari.

Perasaanku sedikit hancur karna Reno tak dapat menjemputku dengan alasan tugas dan pekerjaan yang tak bisa ia tinggalkan.

Aku menghela nafas setelah memesan satu kamar di lantai dua belas.

Aku memasukkan baju-baju yang kubawa ke dalam lemari dan segera melaksanakan kewajibanku.

Setelah shalat, aku mengotak-atik tasku mencari handphoneku untuk menghubungi Reno.

Tapi sayang tak ada jawaban darinya.
Hingga kuputuskan untuk menuju apartemennya.
Baru selangkah aku menapaki kaki keluar dari pintu hotel yang cukup besar, kulihat Reno sudah berdiri tak jauh dariku.

Senyumnya meyapaku hangat dari kejauhan. Aku melangkah mendekatinya dengan sejuta perasaan rindu.

"Welcome back in Paris." sapanya hangat.

"Merci." balasku.

"Kok kamu tau aku ada disini?" tanyaku bingung.

"Kan aku separuh hati kamu, jadi aku pasti tau kamu ada dimana."jelasnya membuatku tersipu malu.

"Ihh, Kamu sekarang pinter ngegombal, diajarin siapa hah?"tanyaku bercanda.

"Aku nggak lagi gombal kamu, itu emang bener." jawabnya.

Aku hanya meresponnya dengan tertawa geli.

"Belum gelep banget nih. Jalan yuk!" ajaknya padaku sambil menarik syal yang terlilit di leherku.

"Sakitt."keluhku sembari memegang leherku.

"Ia,ia maaf yah. Kamu nggak papakan?" tanyanya cemas.

Aku tersenyum melihat perhatiannya padaku.

"Nggak, cari makan yuk."ajakku..

"Oke!"

Kami berjalan menuju salah satu restauran untuk mengisi perut. Restauran Le Petit Gourmet menjadi pilihan kami karna makanan yang ditawarkannya berlebel halal.

Kami menghabiskan waktu dengan melepaskan seluruh perasaan kami setelah LDR-an yang cukup lama.

Aku memang terbilang baru mengenal Reno, tapi entah kenapa aku merasa sudah yakin dengannya.

Dia selalu menjaga dan mengingaktkanku pada Tuhan. Perhatian dan candanya tak pernah ingin ku lepaskan, aku selalu mencari cela untuk mendapat perhatian darinya, walau pun hanya perhatian yang sangat kecil seperti saat hidungku memerah kedinginan dan ia memberikan mantel hangatnya padaku, rasanya dunia seperti menjadi milikku.

Aku sangat bersyukur Tuhan mempertemukanku dengan pria tampan dan baik ini. Dan juga aku bisa memilikinya.

Aku menatap wajah Reno yang sedang lahap menyantap makanan yang ada dihadapannya, seulas

senyum terlukis di bibir tipisku melihat pria tampan di hadapanku ini. Aku sangat berharap dia adalah
yang terakhir dalam pencarianku selama ini.

♫Ku bahagia kau telah terlahir di dunia dank au ada di antara miliaran manusia. Dan kubisa dengan radarku menemukanmu. Tiada lagi yang mampu berdiri halangi rasaku cintaku padamu♫

Why It Has To Be You ? Part 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang