Pagi-pagi sekali, cuaca di kota Paris cukup dingin.Aku menapaki jalan sendiri menuju kereta bawah tanah ke apartemen Reno, ku bentangkan payungku karena kurasa ini akan hujan.
Mantel tebal masih membalut tubuhku dengan jeans coklat muda di kakiku, juga ransel yang selalu setia menemaniku.
Penumpang kereta cukup banyak, mungkin mereka ingin bekerja atau kesekolah.
Aku duduk di samping jendela kereta melaju sangat kencang, pemandangan membuatku terhanyut di dalam kereta.
Tak memerlukan waktu yang lama, aku tiba di tempat tujuanku. Aku berjalan menuju lift ke pintu apartemen Reno.
Setelah sampai di depan pintu kamarnya, aku berniat untuk menekan bell pintu kamar apartemennya.
Tapi kulihat pintu apartemen Reno tak tertutup rapat. Awalnya aku bimbang haruskah aku masuk saja atau mengetuknya terlebih dahulu.
Tiba-tiba telingaku menangkap percakapan antara Reno dan seorang wanita di dalam apartemennya, jantung ku berdetak tak
karuan, pembicaraan mereka seperti berdebat.Aku mendekatkan telingaku ke daun pintu, mencuri percakapan mereka.
"Aku udah nggak tahan Ren."ucap wanita itu lirih.
"Tapi aku masih butuh waktu, ini terlalu cepet."jelas Reno gugup.
"Orang tua aku udah setuju, kalo nggak dalam waktu deket ini, aku nggak bakal tahu kedepannya. Aku udah nggak tahan Ren." rintih perempuan itu memohon.
"Dua minggu lagi, gimana?"usul Reno.
"Aku nggak yakin aku bisa bertahan.".
"Baik, seminggu lagi. Kita bakal nikah seminggu lagi." ucap Reno ragu.
Detak jantungku tak karuan, wajahku memerah memarah, tanganku gemetar, hatiku kacau seketika mendengar percakapan mereka.
Rasanya otakku mendidih kepanasan, mendengar ucapan Reno. Aku masih berdiri terpatung mendengar perdebatan mereka yang
mulai mereda."Ren, kamu udah janji sama aku. Kamu akan nikahin aku, jadi kamu nggak boleh ninggalin aku. Aku sayang sama kamu." isak tangis memelas gadis itu pada Reno.
"Ia, tapi aku harus nyelesain hubungan aku dulu." jelas Reno.
Karna merasa tertipu dan rasa sakitku tak dapat tertahankan lagi, aku melangkah memasuki ruangan dengan genangan air mata yang berusaha untuk kutahan.
Kuliahat wajah mereka kaget melihat kehadiranku. Mata Reno kaget melihatku, gadis yang sama dengan gadis yang kulihat kemarin bersama
Reno pergi dengan mobil mewah itu hanya terdiam melihatku.Aku menghela nafas melihat mereka, menahan emosi dan perasaanku.
Reno berdiri mendekatiku berusaha menenangkan dan menjelaskan apa yang kulihat.
Tubuhku ku jauhkan darinya, aku
memundurkan langkahku darinya."Ini apa? Ini mimpi?"isak tangisku mulai terdengar.
"Aku bisa jelasin ini." ucap Reno cemas sambil mengisyaratkanku untuk keluar, aku mengikutinya dari belakang keluar menuju balik tempok.
Reno menyapu keringan dingin didahinya, menimbang kata-kata yang akan ia katakana padaku.
Aku hanya terpatung berdiri dengan gemetar sekujur tubuh melihat tingkahnya, dengan perasaan hancur.
"Aku minta maaf." rintih Reno yang berusaha untuk tegar.
"Minta maaf? Untuk apa?????" bentakky
"Githa, jangan gini. Kamu bikin aku tambah bersalah,tambah sakit." ucapnya semakin merintah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why It Has To Be You ? Part 2
Short StoryKlik icon vote yah💙 *** Jika mengenalmu adalah sebuah takdir, Menyayangimu adalah sebuah Kewajaran dan Mencintaimu adalah sebuah Ibadah, lalu untik apa Tuhan Memisahkanku denganmu? Untuk alasan apa? *** Terimakasih telah hadir sebagai takdir. Aku...