11

204 24 0
                                    

Happy Reading!
[AWAS TYPOOOOO]















"NCT Dream adalah penyemangatku selama ini. Mereka yang ngehibur aku selama aku depresi dan bisa bertahan sampai sekarang. Papa Mama nggak pernah ngerti perasaanku!" Gue beranjak dari kasur lalu keluar kamar menembus celah Papa Mama sedang yang berdiri di pintu kamarku. Gue lari keluar rumah sambil nangis, nggenggam hp gue yang masih muter lagu NCT Dream. Gue duduk di bangku taman komplek, meluk lutut gue sendiri. Nutupin muka sambil nangis dalam diam.

"Na.." Gue ngangkat kepala gue perlahan ngelihat siapa yang dateng nyamperin gue.

"Nana-" Jaemin ngeliatin muka gue yang kucel dan basah karena air mata. Dia segera ngedekap gue, meluk gue dengan erat. Gue makin nangis di dekapannya.

"Meina cengeng. Tapi Nana tau Meina pasti kuat." Jaemin nepuk-nepuk punggung gue pelan.

Gue membalas pelukan Jaemin nggak kalah erat, erat banget seakan nggak pengen Jaemin ngelepas pelukannya, nggak pengen dia jauh dari gue. Jaemin harus ada buat gue di sini
















🐰🐰🐰














"Koko punya villa ya?" Hari ini Kak Winwin ngundang gue acara syukuran dia keterima kerja. Dan hari ini adalah pertama kali gue ke rumahnya Kak Winwin.

But I realized something weird here.

"Iya, ini villa punya keluarga aku." Gue nggak kaget sih secara ayahnya Kak Winwin itu juragan toko bangunan dan material terkemuka di kota ini. "Masuk yuk."

Gue ngikutin langkah Kak Winwin masuk ke villa itu. But there's nobody inside this house.

"Loh Ko, kok nggak ada orang?" Gue ngelihat sekeliling memandangi seisi villa. Bagus, mewah.

"Karena aku cuma ngundang kamu." Kak Winwin menutup pintu depan lalu jalan deketin gue.

"Hah?" Gue natap wajah Kak Winwin yang hampir nggak berjarak dengan wajah gue.

"Meina.." Shit. Suara berat Kak Winwin berdesis di telinga gue. Jantung gue seketika bekerja lebih cepat. Apa yang akan dilakukan makhluk ini ya Tuhan..

"Ko," Kak Winwin malah melangkahkan kakinya membuat gue pun melangkah mundur sampai tersudut di tembok. Tangan Kak Winwin perlahan membelai pipi kiri gue, tangan satunya melingkar di pinggang gue. I know maybe it will be a romantic scene but not for me. Please, jangan macem-macem. Wajah Kak Winwin semakin mendekat, gue bisa ngerasain nafasnya berhembus di wajah gue. Gue rasanya pengen kabur, pengen lari, gue nggak nyaman. Gue coba ngedorong bahu Kak Winwin dengan senyuman, tapi nihil. Dia terus mojokin gue. Oh God, please save me.

Sijak buteo da yesang bakke nollaun style....

Hp gue yang ada di genggaman gue berdering. Kak Winwin menjauhkan wajahnya dan ngelirik hp gue. Gue langsung angkat telepon yang ternyata dari Kak Taeyong.

"Halo Kak."

"Dek, Kakak udah mau nyampe rumah nih. Kata Mama Papa kunci rumah ada di kamu. Kamu udah selesai ngampus kan?"

Puzzle Piece [Na Jaemin] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang