Tiga bulan berlalu, hubungan Citra dan Nicho tetap baik. Tidak ada yang berubah dengan ritme hubungan mereka. Tetap manis dan romantis di mata rekan kerja atau kerabat yang tidak mengetahui kehidupan asli mereka.
Citra memencet kode apartemen, ia mengunjungi Axel setelah seminggu tidak bertemu pria itu. Rindu ini terasa menggebu. Jadwal perjalanan dinas Nicho yang mengharuskannya ia ikut, membuatnya tidak bisa bertemu dengan Axel. Begitu masuk, langkah Citra terhenti. Ia menganga, melihat isi apartemennya yang sudah berubah. Semuanya berisi balon-balon bewarna merah. Di lantai, bertebaran kelopak bunga mawar merah dan putih. Citra melangkah pelan, aroma therapy menusuk penciumannya.
"Axel,"panggil Citra.
Axel muncul membawa bucket mawar. Pria itu memeluk Citra."Selamat datang kembali, sayang."
Citra mengusap punggung Axel, menahan air matanya yang ingin jatuh."Apa hari ini aku ulang tahun?"
"Tidak, aku hanya ingin menyambut kesayanganku!"ucap Axel,"aku sangat rindu."
Citra melepaskan pelukan Axel, kemudian mengecup bibir pria itu dengan liar. Keduanya langsung bergairah, melepaskan semua pakaian dan bercumbu mesra. Tubuh telanjang Citra diletakkan di lantai, di atas taburan kelopak mawar yang harum sekali.
Puncak dada Citra mengeras. Lidah Axel menyapu permukaannya dengan perlahan. Itu semakin menggetarkan seluruh tubuh Citra.
Citra mendorong Axel, meraih kejantanan pria itu dan mengulumnya. Rambut panjang Citra diremas, diusap-usap seiring dengan miliknya yang menghangat di dalam mulut Citra. Axel sangat suka diperlakukan seperti ini.Sekarang, Axel meminta Citra mengambil posisi menungging. Salah satu posisi favoritnya. Di posisi ini, ia bisa melihat tubuh sexy Citra. Ia bisa menepuk bokong seksi dan besar itu dari belakang.
"Ah, Axel!" Citra meracau. Kulit Axel bersentuhan kuat dengan kulit bokongnya,menimbulkan suara yang begitu keras, namun semakin membuat keduanya bergairah. Keras, dan sangat keras memasuki diri Citra. Sesekali Axel memeluk Citra, meremas buah dadanya dari belakang. Kedua lutut Citra mulai bergetar.
Axel duduk di sofa, menarik Citra duduk di pangkuannya dengan posisi membelakangi Axel. Satu kali tekan, milik Axel habis ditelan daging lembut Citra. Pria itu mengecup punggung Citra. Kedua tangannya meremas buah dada wanita itu lembut. Kepala Citra menengadah, lehernya bersandar di bahu Axel. Axel menggigit dan menghisap leher Citra. Gairah wanita itu memuncak. Ia menaik turunkan badannya. Namun semakin ka bergerak, miliknya semakin berkedut, semakin ingin dihunjam keras dan dalam.
"Axel, please!" Citra menarik Axel paksa. Ia kembali berbaring di lantai dengan paha terbuka. Axel tersenyum, menghampiri Citra dan memasukinya dengan keras.
"Kamu sangat merindukanku, sayang?"
"Ya, sangat rindu!" Citra mengatakannya dengan napas memburu. Axel menghunjamnya keras hingga ia terasa terbang ke awan."Bagaimana dengan kamu?"
"Hah, aku hampir gila!" Axel menyapu daun telinga Citra dengan lidahnya.
"Axel!" Citra berteriak, tubuhnya terasa bergetar hebat untuk pelepasan pertamanya setelah sekian lama. Axel tidak berhenti, ia terus menghunjam, ia juga ingin mendapatkan pelepasan yang begitu nikmat.
"Ah, ah!" Desahan Axel semakin cepat sejalan dengan hunjamannya. Kedua mata sepasang kekasih itu terpejam. Cairan hangat memenuhi rahim Citra.
Keduanya berbaring dengan napas memburu. Mereka saling bertatapan, kemudian tertawa bersama. Axel memeluk Citra dengan erat. Perasaannya kini semakin dalam pada wanita itu.
"Kantorku sudah membaik. Pelan-pelan, kami sudah bangkit. Terima kasih, sayang,"bisik Axel mesra.
"Syukurlah kalau begitu. Aku senang bisa membantumu."
"Bagaimana perjalananmu? Menyenangkan,ya?" Axel melihat media sosial milik Nicholas yang kerap memamerkan kemesraan dengan Citra. Meskipun katanya itu hanya pura-pura, tetap saja ada rasa cemburu di hati Axel. Mereka memang tidak pernah terlihat foto berpelukan, namun, cara Nicholas memperlihatkan keberadaan Citra itu sangat istimewa.
"Ya begitulah, aku lebih banyak mendampingi Nicho. Setelah itu ya...kami masing-masing saja." Citra tersenyum tipis,"kenapa harus membahas perjalanan kami? Itu cuma urusan bisnis."
Axel tertawa."Iya. Oh, ya...mulai sekarang, aku yang bayar biaya operasional apartemen ini. Anggap saja aku sedang menyewa."
"Kenapa begitu?"
Axel menatap wajah cantik Citra dengan begitu memuja."Karena...aku nggak mau menyusahkan kamu. Dan lagi...aku nggak mau jadi simpanan kamu."
"Kamu sudah punya wanita lain?"tebak Citra. Ekspresinya terlihat biasa saja, tapi, di dalam hati ia menaruh rasa kecewa.
"Bukan, aku hanya ingin menjadi lebih dari sekadar simpanan. Aku ingin status kita jelas, sebagai kekasih. Bukan pria yang dibayar."
"Kamu serius? Aku ini istri orang!" Citra menatap Axel tak percaya.
"Iya, sayang, aku tahu dan selalu ingat. Tapi, bukankah kita sudah memulai semuanya? Kamu membutuhkanku? Begitu juga aku."
Mata Citra terpejam, ia juga ingin memiliki hubungan yang resmi dengan Axel. Hidup bersama Nicho, ia memang selalu bergelimang harta. Tapi, pria itu selalu hidup dalam sandiwara. Pada akhirnya, Citra juga yang akan disalahkan ketika semua mempertanyakan perihal keturunan. Wanita itu ingin sekali mengakhirinya, tapi, bagaimana jika Nicho bersikeras tidak mau bercerai. Tentu akan sangat sulit, jika Citra mengambil keputusan sepihak. Nicholas memiliki banyak dukungan, terutama dari keluarga besar Citra. Dan memangnya apa alasan Citra harus menceraikan pria yang disebut-sebut sempurna itu.
"Kita tidak akan bisa bebas, Axel. Setiap langkah yang kita ambil, harus dipikirkan matang-matang. Sebab, aku adalah istri seorang Pengusaha yang cukup dikenal di Kota ini. Kalau tiba-tiba ada yang melihat kita bermesraan, habislah aku. Aku bisa dikecam orangtuaku."
"Kita akan berhati-hati, sayang." Genggaman tangan Axel terasa begitu menenangkan. Citra melirik Axel yang menatapnya lembut, meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Pria itu menenangkan Citra kembali dengan sebuah senyuman.
"Baiklah. Berjanjilah untuk selalu hati-hati!"
Axel mengangguk, kemudian merengkuh tubuh wanita yang dicintainya itu.
❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Pria Simpanan
Storie d'amoreMaukah kamu menjadi Pria simpananku? Fotografer (cover) : W R