Tujuh

31.5K 1.1K 14
                                    

Begitu sampai di apartemen, Axel mengganti pakaiannya. Ia pergi ke dapur, membuka lemari pendingin mengecek isinya.

"Kamu ngapain?"

"Aku mau masak mi instan, mau nggak?"

Citra tertawa kecil, sejak tinggal bersama Nicho, tentu saja ia tidak pernah makan yang namanya mi instan. Pria itu tidak akan membiarkan makanan jenis itu ada di rumahnya."Boleh, kalau nggak keberatan."

"Oke, tunggu,ya."

Sembari menunggu Axel memasak, Citra mandi, memakai lingerie hitam transparan. Ia lebih nyaman memakainya ketika ada di rumah. Sekaligus, jika tiba-tiba ia menginginkan milik Axel, ia bisa langsung menggoda lelaki itu.

Kaki jenjang Citra melangkah ke dapur. Ia duduk di kursi, di hadapan Axel yang sudah selesai. Gerakan Axel melambat melihat wanita itu begitu menggairahkan. Ia tidak habis pikir, kenapa suami Citra tidak tertarik. Axel bahkan tidak ingat kalau Nicho tidak bisa mencintai wanita.

"Silakan dimakan."

Citra mengangguk, menghabiskan satu mangkuk mi instan. Perutnya terisi penuh. Ia meneguk sebotol air mineral, kemudian pergi ke sofa. Duduk, dengan satu kaki yang ditumpukan ke paha lainnya. Axel menyusul wanita itu, duduk di sebelahnya.

"Kapan kita ketemu lagi jika kamu pulang?"

"Mungkin, beberapa hari lagi. Aku akan menghubungimu."

"Bagaimana kalau aku merindukanmu?"

Citra tertawa sembari menyelami setiap sudut mata Axel. Pria itu terlihat tulus."Apa kamu merindukanku, kalau aku tidak ada?"

Axel meraih tangan Citra, menggenggam serta mengecupnya."Tentu saja, sayang, aku...sepertinya sudah jatuh cinta padamu!"

"Cinta?" Mata Citra berkaca-kaca.

"Iya, aku...jatuh cinta padamu. Maukah kamu jadi kekasihku?"

Citra tertawa lirih, ia tidak bisa percaya dengan apa yang sedang terjadi. Axel tidak perlu mengatakan cinta, karena mereka akan terus bersama."Kamu nggak perlu menyatakan cinta, Axel, hubungan kita akan tetap begini."

"Tapi, aku serius."

"Aku sulit percaya...,tapi, rasanya akan sulit, Axel."

Axel mengangguk mengerti."Ya sudah kalau begitu. Maafkan aku sudah memaksa,ya. Harusnya aku tidak bisa seperti ini."

"Jangan sedih, kita kan tetap bisa menjalani hubungan seperti ini." Citra memegang pipi Axel.

Pria itu mengangguk, meraih tangan Citra, mengecupnya lembut. Ia mengangkat tubuh Citra ke pangkuannya. Memeluk dan mencumbu. Percikan gairah itu membara seketika. Citra mulai gelisah ketika Axel mengusap kedua buah dadanya. Ia membalikkan badan, memeluk leher Axel dan melumat bibirnya.

Aksi Citra yang terkesan sangat seksi di mata Axel. Pria itu semakin bersemangat, meremas bokong, dan kedua tangannya menelusup ke dalam lingerie. Punggung halus Citra diusap-usap, membakar gairah menjadi lebih besar lagi.

Pelan-pelan, Axel menggendong Citra ke kamar. Melepaskan semua pakaian mereka, kemudian mencumbu setiap inchi tubuh Citra. Axel membalikkan tubuh Citra, mengusap dan mengecup punggung wanita itu. Perasaan Citra melayang hingga langit ke tujuh.

Axel menarik bokong Citra, sedikit menungging, kemudian ia berusaha memasukinya dengan posisi itu. Kedua tangan Citra meremas sprei. Dirinya terasa begitu penuh dan sesak oleh milik Axel. Namun, hal seperti ini yang ia dambakan sejak dulu dari suaminya. Ah, mengapa ia harus mengingat Nicho di kondisi seperti ini. Tidak ada yang bisa diharapkan dari pria itu. Kedua lurut Citra terasa lemas sebab Axel menghunjamnya berkali-kali dengan keras. Axel memberikan jeda, membaringkan Citra.

Namun, jeda yang diberikan Axel tidak sepenuhnya benar. Citra mendorong Axel pelan agar berbaring. Pria itu menurut saja. Citra naik ke atas tubuh Axel, menyatukan diri mereka. Kedua tangan mereka menyatu, saling menggenggam. Pinggul Citra bergerak memutar. Ia tidak begitu paham dengan gaya ini, tapi, ia ingin mencoba. Kelembutan gerakan Citra membuatnya justru semakin bergairah. Ada sesuatu yang ingin meledak di dalam dirinya, tapi, tertahan. Kedua tangannya meremas puncak dada Citra, sembari menahan untuk bercinta lebih lama lagi.

Axel mengambil posisi duduk. memeluk tubuh Citra dan menekan tubuh mereka secara berlawanan. Gerakan itu menimbulkan getaran hebat di dalam diri Citra. Gaya percintaan baru, suasana baru, tentunya perasaan bahagia yang ia terima setiap saat atas perlakuan Axel. Citra menghentakkan tubuhnya ke atas, menekannya hingga menimbulkan bebunyian. Axel memejamkan mata, mendorong tubuh Citra,lalu menghunjam keras. Gesekan berkali-kali dan begitu dalam itu membuat Citra mendesah hebat. Tidak ada lagi rasa malu untuk mengekspresikan diri.

"Aku cinta kamu, Citra,"bisik Axel mesra di setiap hunjamannya.

Mata Citra terpejam, desahannya semakin intens memenuhi ruangan ini."I-ya, Axel,"balasnya terputus,"a-aku...ju-juga mencintaimu."

"Apa?" Hunjaman Axel terhenti.

Mata bening Citra menatap lembut Axel. Ia mengangguk, mengusap pipi Axel, melumat bibir lelaki itu."Aku mencintaimu juga."

Axel membalas lumatan Citra dengan liar, lalu hunjamannya semakin keras memasuki Citra. Cinta, mungkin ini cinta, dan memang cinta. Cairan hangat itu kini memenuhi rahim Citra.

❤❤❤

Pria SimpananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang