Keduanya tampak serasi memasuki sebuah tempat makan yang menjadi favorit Citra. Wanita itu memeluk lengan Nicho sembari mengumbar senyuman pada siapa saja yang menyambut kedatangan mereka. Beberapa kali mereka mengunjungi rumah makan lesehan ini, ketika Citra meminta. Tempat makan itu terlihat sederhana untuk orang seperti Nicho. Tapi, pria itu memang begitu manis, memperlakukan Citra dengan sebaik-baiknya meskipun tidak cinta. Mereka disambut begitu hangat di sana. Apa lagi, semua orang tahu siapa Nicholas sebenarnya. Tentu mereka akan memberikan pelayanan terbaik.
Axel menyemburkan minuman yang sudah hampir ia telan. Hans langsung bergidik, jijik atas ulah temannya.
"Malu-maluin!"
Axel mengusap wajah dan tangannya dengan tisu "I-itu!"tangannya yang kering menunjuk ke arah Nicho dan Citra.
Hans menoleh ke arah itu, ia terkejut."Nicho sama istrinya."
"Apa? Itu suaminya?" Axel kaget setengah mati. Citra, wanita yang ia renggut keperawanannya memiliki suami sesempurna itu. Satu kali lihat saja, Axel langsung tahu kalau Nicho adalah pria kaya raya.
"Iya, kenapa? Mereka serasi, kan? Satunya tampan, satunya cantik."
"Kau yakin itu suaminya?"
"Kau ini kenapa, hah? Mau nyari masalah sama dia?" Hans mengambil ponsel, membuka salah satu media sosial milik Nicho. Hans menunjukkan foto pernikahan Nicho dan Citra, beserta momen kemesraan keduanya. Tangan Axel bergetar.
"Jangan bilang kau naksir Citra?" Hans melirik sinis."Hati-hati...."
"Bu-bukan itu."
"Lalu?"
"Aku tidur dengannya semalam."
Hans tertawa terbahak-bahak. Sahabatnya itu pasti sedang berhalusinasi karena sudah bangkrut."Kurasa kau berhalusinasi, Axel. Aku tahu, Citra itu tipe wanita idaman, tapi, jangan begitu. Dia sudah bersuami. Nicho bukanlah orang sembarangan di Kota ini. Bisa-bisa nyawamu melayang kalau ketahuan."
"Ah, kau ini. Terserah,lah...kau pikir aku dapat uang dari mana menyewa hotel semahal itu? Bahkan, nanti, katanya dia akan datang lagi ke hotel."
Hans menggeleng geli."Aku anggak kau lagi ngelucu."
"Ya lihat aja nanti." Axel melahap makan siangnya.
"Ke mana saja kau semalam? Bukannya menyelesaikan masalahmu, malah menghilang."
"Sudah kubilang, aku bersama Citra. Menghabiskan malam bersama."
Hans mengernyit."Aku nggak bisa percaya gitu aja."
"Ya udah, aku nggak punya jawaban lain." Axel melanjutkan makannya. Ia tidak melirik atau berusaha memberi tahu keberadaannya saat ini pada Citra. Ia tidak ingin mencari masalah, jika wanita itu memang sudah bersuami.
"Citra, habis ini, sopir yang antar kamu pulang,ya? Biar aku naik taksi aja langsung ke Bandara,"kata Nicho usai melihat gawainya.
"Kamu aja yang diantar sopir. Aku bisa naik taksi, kan, dekat..." Citra beralasan, padahal, saat ini ia melibat Axel yang berada tidak jauh darinya. Tapi, Citra tidak mengerti, kenapa ia harus menyembunyikan apa yang akan ia lakukan. Padahal, Nicho tidak akan peduli atau sampai marah.
"Beneran nggak apa-apa?" Nicho meyakinkan.
Citra mengangguk."Iya. Have fun,ya."
"Hubungi aku kalau butuh apa pun."
Citra membalasnya dengan senyuman. Ia menghabiskan makan siangnta dengan cepat. Kemudian, Nicho membayar makanan dan pamit pergi ke Bandara bersama sopir. Setelah Nicho pergi, Citra menghampiri Hans dan Axel.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pria Simpanan
RomanceMaukah kamu menjadi Pria simpananku? Fotografer (cover) : W R