Sebelas

25.6K 1K 18
                                    

Axel tersenyum saat membaca pesan dari Citra. Hans yang ada di hadapannya terheran-heran.

"Apa hubungan kalian baik-baik saja?"

"Sangat baik!" Wajah Axel terlihat begitu bersemangat. Senyuman ceria tidak pernah lepas dari wajahnya.

"Tampang sepertimu bukanlah, tampang pria simpanan. Ingat, kau ini hanyalah pria yang kebetulan nasibnya sedang apes. Lalu, bangkrut!" Setelah perjanjian mereka berempat di dalam Hotel, Hans justru merasa tidak setuju jika Axel disebut sebagai pria simpanan. Hanya saja, Axel memang tidak keberatan. Di satu sisi, ia memang butuh orang untuk menolongnya, di satu sisi, dia butuh wanita yang menerimanya dalam keadaan terpuruk. Meskipun dinamakan sebagai simpanan. Mendapatkan Citra yang masih virgin, juga suatu keberuntungan bagi Axel. Sekali mendayung, dua, tiga pulau terlampaui. Begitulah istilahnya.

"Aku sudah katakan padanya, agar mengubah istilah sialah itu,"balas Axel terkekeh.

"Hasilnya?"

Axel mengangkat kedua bahunya."Dia mau. Tapi, tidak sepenuhnya. Dia merasa terikat dengan Nicho."

"Mereka hanya punya ikatan, tapi, kau punya segala yang ada di dalam diri Citra."

"Begitulah."

Hans mengangguk-angguk."Lalu, sampai kapan kau jadi simpanan? Ingat, kau juga harus berumah tangga. Jangan mengganggu istri orang!"

"Suaminya memberi izin, Hans. Nicho hanya butuh status dan pengakuan bahwa dia normal. Sementara, Citra...dia butuh sentuhan, bukan terus-terusan berharap pada pria sialan itu!"balas Axel berapi-api.

"Memangnya kau nggak butuh status? Ingat, kalau Citra hamil, Nicho akan mengakuinya sebagai anaknya. Sementara kau...nggak akan pernah bisa mengklaim bahwa dia adalah anakmu. Selamanya mereka akan terikat!" Hans membalas tidak kalah berapi-api dari Axel.

"Aku sedang mencari cara, agar Citra bisa bercerai dari Nicho." Axel menyalakan komputernya.

"Memangnya, Citra akan menerima?"

"Kita lihat saja nanti."Axel mengangguk pasti. Citra pasti bersedia, perihal materi, ia bisa memenuhinya meskipun tidak sama persis seperti Nicho.

Hans mendekatkan wajah, mengecilkan volume suaranya."Kau berani melawan Nicho? Bisik-bisik yang beredar, dia tidak akan menceraikan Citra, meskipun dia sendiri tidak menyukai wanita."

"Pria egois, tidak akan membuat wanita betah. So, aku yakin, Citra akan memilihku!" Axel tersenyum misterius.

Hans menggeleng-gelengkan kepalanya."Ya, terserahmu sajalah. Aku hanya bisa memperingatkan untuk hati-hati. Nicho adalah orang berpengaruh di sini. Perusahaanmu ini bahkan bisa dia tumbangkan dalam satu malam saja."

"Aku akan hati-hati, jangan khawatir, Bro!" Axel mengulum senyuman. Dia sudah tidak sabar menanti jam makan siang. Pulang, dan bertemu wanita pujaan.

Pintu ruangan diketuk. Karin, Sekretaris Axel masuk membawa beberapa file yang harus ditanda tangani oleh Axel. Hans melirik, Karin. Wanita itu menatap Axel begitu dalam.

"Karin, apa Axel ada jadwal siang ini?"

Karin mengangguk."Ada, Pak."

"Apa itu?"tanya Axel dengan wajah tidak senang. Bisa-bisa jadwal itu mengganggu waktunya bersama Citra."Kamu tidak kasih tahu saya kalau ada jadwal."

"Saya baru mau kasih tahu sekarang, Pak. Lagi pula, jam makan siang masih tiga jam lagi,"jelas Karin.

"Lain kali, kamu harus lebih cepat kalau memberi jadwal!"protes Axel. Tangannya bergerak cepat membubuhkan tanda tangan. Kemudian menyerahkannya pada Karin dengan wajah dingin.

Pria SimpananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang