06

50 21 0
                                    

"Aku akan tetap diam sampai semuanya terbongkar."







Pesan aneh masuk ke ponselku.

Terbongkar apanya sih?

Annoying sekali.

Aku tidak memperdulikan pesan tersebut. Paling hanya orang iseng, iyakan?

Sekarang aku sedang berada di kantin universitas. Aku lapar dan aku butuh makanan.



"Ara!"

Aku hampir saja tersedak karena tiba-tiba seseorang menepuk pundakku. Aesy ternyata.
Salah satu teman dekatku selain Ira.

"Ya ampun maaf, kaget banget?"

Iya bodoh.

Kata kasar itu hanya ku ucapkan dalam hati. Tidak mungkin aku berbicara seperti itu di depan Aesy.

"Iyalah, lagian bar-bar banget nepuk pundak orang." Cetusku.

Aesy terkekeh lalu dia mengeluarkan ponselnya.

"Ara aku mau nanya, secara kan kamu ahlinya Na Jaemin banget,"

Ahli katanya ...

"Ada apa?" kataku. Aesy menunjukkan layar ponselnya kepadaku.

Aku langsung mengerutkan kening.
Ini foto seseorang yang tubuhnya terlihat dari belakang, dan juga seorang wanita.

Aku jelas tahu itu siapa. Itu aku dan Jaemin diapartement kami beberapa hari yang lalu.

Pertanyaannya, Aesy dapat darimana foto ini? Padahal aku rasa pintu apartement sudah terkunci.

"Hah? Maksud kamu?"

Aku harus berpura-pura bodoh. Tidak boleh ada yang tau jika aku berteman dengan Jaemin.

"Ish," dia mendesis. "Masa sih kamu gatau? menurut kamu laki-laki ini mirip Jaemin ngga?" Tanya Aesy.

Aku pura-pura berpikir agar tidak ketahuan berbohong.

"Bukan maybe? Yakali Nana kayak gitu."

Aesy bergumam, "Iya sih apalagi dia baru terkena rumor dating, iyakan?"

Aku mengangguk.
"Yeah, lagian aku rasa dia ga mungkin dating, kamu tau kan Jaemin selalu kirim bubble message buat Nctzen."

"Mungkin orang itu cuma mirip sama Jaemin." Aku melanjutkan ucapan ku.

"Kira-kira cewek disebelahnya siapa ya? Kayak pernah liat tapi sumpah aku lupa."

Rasa takut ketahuan mulai menghampiriku.
Aku takut Aesy sudah tahu fakta yang sebenarnya dan berpura-pura tidak tahu di depanku.

"Aku ngga tau, Aesy." Ucapku setenang mungkin.

"Ah iya, kok kamu bisa dapet foto-foto itu? Darimana?"

Aesy menatapku lalu menjawab,
"Ih aku kan punya grup sasaeng fans, Ara. Masa kamu lupa?"

Ah iya benar...

Aesy sasaeng namun bukan sasaeng?

Ah terserahlah.

Intinya dia memang join dengan grup-grup seperti itu.




"Oh iya aku lupa hehehe,"

"Ara," Aesy menatapku, "Kamu rela ga kalau itu benar-bener Jaemin? Aku belum siap kalau dia beneran dating."
Aesy menghela napas.

Aku rasa Aesy memang belum tahu kalau difoto tersebut adalah Aku dan Jaemin.

Kenapa aku bisa menyimpulkan seperti itu? Karena sifat Aesy seperti biasa saja padaku. Ekspresi wajahnya tidak menunjukkan kecurigaan atau apapun itu yang buruk.

"Aku ngga apa-apa kok Jaemin dating. Ya walaupun tidak sepenuhnya rela sih."

Aesy mengangguk-angguk.
"Semoga emang bener bukan Jaemin deh, eh btw aku pesen makanan dulu ya. Laper hehehe."

Maaf Aesy aku harus berbohong padamu. Karena tidak mungkin aku membongkar rahasia pertemananku dengan Jaemin.

____

"Ara ngapain kamu join bubble message kalo kamu aja bisa telpon aku kapan aja?!"

Ponsel langsung ku jauhkan dari telingaku.
Aku baru saja mengangkat telpon dari Jaemin namun dia sudah marah-marah seperti itu.

"Emang kenapa sih? Uang-uang aku. Yang beli juga aku kan?" Desisku.

"Mending uangmu itu ditabung buat bayar kuliah Ara."

Kenapasih Jaemin ini?

Aku membeli bubble lysn ya karena aku kan memang keinginanku sendiri.

"Na ... " aku berdecak. "Kalau kamu telpon buat marah-marah mending aku tutup ya. Aku sibuk, masih banyak tugas dari dosen."

Beberapa detik berlalu namun belum ada jawaban dari Jaemin.

"Aku ganggu banget ya? Maaf aku cuma pengen ngobrol sama kamu."

Nah kan. Padahal bukan maksudku seperti itu.

"Ngga ganggu kok. Kamu mau apa hmm?"

"Kamu marah?" tanya Jaemin disebrang sana.

"Ish enggak." aku terkekeh pelan.

Ngomong-ngomong soal Jaemin aku jadi ingat foto yang ditemukan Aesy kemarin. Kira-kira siapa ya yang memotret itu?
Aku takut ketahuan lalu dibuly oleh fans Korea. Ya walaupun kenyataannya aku tidak berpacaraan dengan Jaemin. But, kita tahu sendiri kfans itu seperti apa.

"Na,"

"Apaaa?"

"Kamu sibuk ngga? ada yang mau aku omongin."

"Aku liat schedule dulu ya, Ara. Emang mau ngomong apasih? Di apartment kita?"

Aku reflek menggeleng walaupun kami berbicara lewat telpon.
"Nggak, jangan."

"Duh gimana ya intinya jangan ke apartment itu dulu, nanti deh aku cari tempat yang aman dulu, sekalian kamu liat jadwal kan?" ucapku.

"Hm, oke." Guman Jaemin. "Eh Ara udah dulu ya, aku disuruh latihan sama manager hyung. See you."

Sebelum aku menjawab Na Jaemin mematikan telponnya terlebih dahulu.










TBC

___


Konflik mau mulai nih, xixixi

I'm not meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang