"Lo lulus kuliah mau kerja dimana?"
Aku tidak menghiraukan Ira. Kami sedang berada di mobilnya sekarang.
Setelah pergi dari bioskop Ira langsung membawaku pulang.Aku juga menyetujuinya. Karena, aku juga sedih sekaligus marah.
Oh, ternyata seperti ini ya rasanya melihat pacarmu sendiri berduaan dengan wanita lain. Walaupun aku tahu mereka hanya setingan.
"Ra jawab dong." Ira menoleh ke arahku.
"Yaa kerja di rumah sakitlah, mau dimana lagi?" Jawabku seadanya. Moodmu sangat buruk saat ini.
"Aku ga mau bahas yang tadi di bioskop ya Ara,"
Aku tertawa hambar mendengar ucapan Ira.
"Memangnya siapa yang sedang membahas mereka?" cetusku.Ira terdiam kemudian. Aku rasa dia juga membenarkan ucapanku.
"Langsung pulang ya Ra, aku mau tidur. Capek," ujarku lalu tersenyum tipis.
___
Drrt
Drrtt
Drtt
Sayup-sayup kesadaranku mulai terkumpul.
Sebenarnya aku masih sangat mengantuk, namun suara ponselku yang daritadi terus berdering.Dari Na Jaemin.
Yaa aku sudah menduga ini sih. Tapi seharusnya Jaemin tidak mengabariku juga aku tidak apa-apa.
Tidak apa, hehe.
"Halo?" aku menyapanya duluan. Tentu dengan mata yang menahan kantuk.
"Kamu ada di rumah?" tanya Jaemin di sebrang sana. Reflek aku mengangguk.
"Ara?" tanyanya sekali lagi.
"Hm, iya Na. Aku baru bangun tidur ngantuk banget nih hehehe abis ngerjain skripsi."
Tentu aku berbohong. Sejak pulang dari bioskop aku langsung ke kamar dan menangis.
"Aku ke sana ya, dua puluh menit lagi aku sampe. See you."
Pip. Jaemin memutuskan sambungan telponnya.
Agar Jaemin tidak khawatir, aku langsung mandi. Aku tidak ingin dia melihat keadaanku yang berantakan sekarang.
Tok tok tok.
Oh sudah sampai rupanya.
Jaemin menatapku, tapi ia belum mengatakan apapun. Tidak juga tersenyum. Ia hanya memandangiku, seperti mencari sesuatu? ya, aku rasa begitu.
"Hai," aku menyapa Jaemin duluan. Namun sapaanku tidak dibalas olehnya.
Jaemin masuk lalu menutup pintu rumahku lagi.
Aku berjalan menuju sofa ruang tamu. Namun, Jaemin masih saja diam, berdiri di tempat asal.
"Ara," ia memanggil namaku. Nadanya sangat lembut, atau bahkan ke lewat lembut.
"Maaf," ia menunduk.
Aku berdiri lalu menghampirinya, dan memeluknya.
"Ngga apa-apa Jaemin, kamu ga salah. ga usah seperti ini, ya?" ucapku."Kamu kemarin jelas-jelas liat aku jalan sama Lami,"
"Kalian kan cuma bohongan? Kemarin tuh ada temen aku yang reflek bawa aku pergi dari sana. Biar aku ga sedih,"
![](https://img.wattpad.com/cover/225620311-288-k484194.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not me
Fanfiction[Complete ✔] Bagaimana rasanya menjadi status seorang pacar seorang idol namun terasa seperti seorang selingkuhan? Iya itu adalah aku. Karena kami adalah korban agensi sialan itu, mereka melakukan media play hanya demi keuntungan semata. © riyaunive...