16

21 4 0
                                    

Yeaayy update!!

Sebelum baca ayo pencet
bintangnya dulu.




_______



Kalian tahu apa yang aku tunggu-tunggu selama ini?

Sidang. Yap, skripsi sudah selesai dan sidang sudah berada di depan mata.
Rasanya melegakan sekali.

Aku juga sedikit terharu karena telah sampai dititik ini.

Dengan topi toga yang berada dikepalaku, aku sangat senang.


"Selamat sayang, akhirnya kamu lulus juga." Mama menatapku terharu lalu ia memeluk tubuhku.

Di sini keluarga kecilku menghadiri acara wisudaku. Semua teman dekatku berada di sini, termasuk Ira dan Aesy yang memakau seragam dan topi yang sama denganku.

"Ga nyangka gue si Aesy lulusnya barengan sama kita," kata Ira. Dia memegang bucket bunga dari orang yang special dihatinya.

"Yee si asu lo pikir gue bego banget apa," cibir Aesy.

Selanjutnya hanya tawa dan candaan kecil yang keluar dari mulut kami.

Melihat Ira dan Aesy sama-sama memegang bucket bunga dari orang spesialnya membuatku agak iri.

Ini cukup miris, haha. Mereka tahunya aku sedang sendiri alias tidak mempunyai kekasih. Padahal jika mereka tahu yang sebenarnya pasti mereka akan terkejut.

"Lo beneran ga ada pacar?"

Pertanyaan dari Iryana membuatku sedikit terkejut. Sepertinya ia menyadari bahwa aku daritadi melihat bucket bunganya.

Lalu aku menggeleng sebagai jawaban pertanyaan dari Ira.

"Aneh. Padahal lo cantik," timpal Aesy. "Mau gue cariin pacar?"

"Nggaklah, ga usah." jawabku. Kalau aku mencari pacar lagi bukankah itu sama saja dengan selingkuh?



Selingkuh...?







Jaemine 💖
| Maaf Ara aku ga bisa hadir hari ini, ada schedule bareng Dreamies.

Rangkaian kalimat yang yang dikirimkan oleh Jaemin membuat rongga dadaku sesak.

Sesibuk itukah dia?

Aku tahu jika ia adalah seorag idol, aku juga cukup tahu diri siapa aku dan dirinya.

Namun, hal yang membuatku kesal bercampur sedih adalah kenapa Jaemin harus berbohong? Padahal ia tidak ada jadwal hari ini.

Katakanlah aku melanggar prvasinya, tapi aku sudah tidak peduli. Aku sudah muak dengan sikapnya yang akhir-akhir ini mulai berubah.

Aku melacak lokasi ponsel Jaemin, sehingga aku bisa tahu lokasinya.

Kalian tahu? lokasi sekarang Jaemin berada di rumah Lami.

Untuk apa ia berada di rumah Lami sedangkan di sini pacar sungguhannya sedang wisuda?


____



Setelah lulus kuliah aku tidak ingin mencari pekerjaan terlebiy dahulu.
Aku ingin beristirahat sejenak karena aku lelah akhir-akhir ini.


Drrt

Drrt


Ponselku bergetar menampilkan notifikasi dari twitter.
Dari akun NCT Dream.

Seperti yang kita ketahui Dreamies akan memulai comeback mereka lagi setelah sekian lama.

Entah apa yang mereka lakukan aku tidak terlalu ingin tahu.

Na Jaemin sudah berubah. Ia bukan laki-laki yang aku kenal dahulu. Ia banyak berubah tapi dia selalu tidak mau jika hubunganku dengan dia berakhir.

Sangat bodoh. Dia pikir aku ini apa? mainannya?

Maka dari itu hari ini aku akan menemuinya untuk mengakhiri hubungan yang sudah tidak jelas ini.


"Ya Jeno?" kataku ditelpon. "Ah iya, Jaemin sedang berada di dorm? baik aku akan segera ke sana. Terima kasih Jeno."



Pip.



Setelah aku memutuskan sambungan telpon disaat itu juga taxi yang kupesan sudah sampai.







Tidak sulit bagiku untuk datang ke dorm NCT Dream.
Aku mempunyai Id card yang diberikan oleh staf SM Entertainment agar aku dengan mudah masuk ke tempat ini.

Pintu dorm terbuka, menampilkan wajah Jaemin yang sedanh tertidur dan Lee Jeno yang sedang bermain ponsel disebelahnya.

"Eh Ara udah sampe," senyum Jeno terukir ketika aku menghampirinya.

"Aku ga akan lama di sini Jeno," aku menatap sekitar. "Di dorm ada siapa aja selain kamu dan Jaemin?"

"Pada latihan dilantai satu. Kita lagi istirahat sebentar." Jawab Jeno.

Tanpa basa-basi lagi aku membagunkan Jaemin.
Akhirnya laki-laki ini terbangun juga dari tidurnya.

"Ada ap-" Jaemin menatapku. "Loh Ara? kamu ngapain di sini?"
Jaemin duduk lalu ia membenarkan posisi duduknya.

"Aku mau putus," sahutku datar.

Lee Jeno membuat ekspresi tidak percaya dan begitu juga dengan Jaemin.

"Oke kalian tunggu dulu," Jeno berbicara, ia menyela Jaemin yang hendak membuka mulutnya. "Aku rasa masalah kalian cukup serius, jadi aku keluar dulu dan aku juga memastikan agar member lain tidak masuk ke sini."
Jeno berjalan keluar meninggalkan kami.

"Ara, aku ga mau," Jaemin memegang tanganku.

Ku tepis tangannya.
"Aku muak, aku capek Na." Aku menatapnya marah. "Kamu berubah, kalau memang kamu udah ga suka aku kamu bisa ngomong baik-baik bukan malah menghindar atau bahkan menolak ketika aku ajak putus."

"Chyara, kamu nggak tahu fakta yang sebenarnya. Tolong bersabar, aku ga mau melepas kamu, Ara." Jaemin mencengkram pundakku.

Sreet.

"Aku rasa udah cukup, kita selesai." Ujarku. "Lagian awalnya aku cuma mau kita bersahabat, Na. Aku tulus sama kamu, aku bener-bener mau terus mendampingi kamu bahkan ketika kamu udah mempunyai orang yang kamu cintai sekarang, aku ga masalah."

"Tapi kamu malah cuekin aku, kamu menghindari aku dan kamu sebenarnya anggap aku ini ada atau nggak sih?!"


"Ara..." Jaemin menangis lagi. "Ara, tolong bersabar, plis aku ga sanggup buat melepas kamu."

"Udah ada Lami, kamu berhak bahagia sama perempuan itu,"
aku memejamkan mata, berusaha agat tidak menangis.

"Makan yang banyak, jaga kesehatan. Untuk saat ini jangan hubungi aku dulu, see you Na Jaemin."



Derap langkahku percepat, agat Jaemin tidak bisa mengejarku.










Terima kasih Jaemin atas rasa cinta yang pernah kamu berikan untukku.

I'm not meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang