15

15 3 0
                                    

Vote dulu ayoo

Udah vote? oke terima kasih^^





Selamat membaca!


°____°


Kondisiku sudah pulih sepenuhnya. Akhirnya aku keluar setelah beberapa hari tidur dibangsal rumah sakit.

"Baik kak jangan lupa diminum ya obatnya, sehari 3 kali, diminum setelah 8 jam."

Aku mengangguk paham kepada perawat di sini. Karena pada dasarnya memang aku sudah mengerti.

"Kakak senior saya bukan? soalnya saya pernah liat kakak beberapa kali di universitas."

"Oh kamu sedang magang di sini? iya sih hehe saya mahasiswa semester akhir."

Perawat itu tersenyum, "Tuhkan bener dugaan aku, iya nih kak aku lagi magang di sini." katanya.

"Get well soon ya kak Chyara." katanya.

Setelah itu aku mengucapkan terima kasih dan berbincang sedikit dengan adik tingkatku.
Namanya adalah Seo Biya. Ternyata orangnya sangat ramah dan asik.

____


"Yeay selamat udah masuk kuliah lagi," Ira menyambutku.

"Selamat mikirin skripsi," lanjut Aesy dan diiringi tawaan dari Ira.

"Ya ampun," aku rolling eyes. "Menyebalkan, kapan sih kita sidang?"

"Kapan-kapan," celeteku Ira. "Ya ga bakal selesai lah kalau lo cuma berangan-angan."


Responku hanya cengegesan. Selain aku sudah lelah dengan dunia kuliah, aku juga lelah dengan sifat Jaemin yang belakangan ini sangat moodyan.

Jaemin menjadi clingi akhir-akhir ini. Ia akan merengek memaksaku jika aku tidak mau bertemu dengannya. Ya karena aku sedang sibuk.


Suara ponselku menghentikan perbincanganku dengan Ira dam Aesy.
Dari Na Jaemin, apakah aku harus mengangkatnya sekarang?

"Hape lo bunyi terus tuh, angkat aja nggak apa-apa kali," celetuk Ira. Ia menatap ponselku.

"Oke sebentar ya," aku berjalan menjauhi mereka untuk mengangkat telpon.


"Hal—"

Belum selesai aku bicara, Jaemin sudah memotong pembicaraanku. "Kamu dimana? aku di rumahmu nih" katanya.

Bagaimana ini? aku harus jawab apa?

Aku baru mulai masuk kuliah lagi, jika aku bolos bukankah itu artinya aku akan ketinggalan materi lagi?

"Na begini," aku mencoba menjelaskan. "Aku masih di kampus dan aku udah sering bolos karena sakit kemarin,—"

"Oh kamu ga bisa ya?" Jaemin menghela napas disebrang sana. "Yaudah aku pergi dulu, maaf udah menganggu kamu."

Lalu dia memutus sambungan telpon.

Pasti habis ini dia marah kepadaku. Tapi maaf Jaemin, kuliahku tidak bisa diganggu gugat.

Aku masih menatap ponselku. Berharap Jaemin menghubungiku lagi atau mengirimiku pesan lewat chat.

Tapi tidak ada apa-apa.
Aku jadi merasa bersalah, haruskah aku pulang ke rumah dan menemui Jaemin tapi kuliahku t—

"Hey," omongan Ira menyadarkanku dari lamunan. "Jangan ngelamun, nanti kesambet," Ira dan Aesy tertawa kecil.

"Habis telponan sama siapa sih? wajahmu kok murung begitu," Aesy menunjuk wajahku.

Aku menggeleng, "Nggak ada apa-apa kok, udah yuk masuk ke kelas."

Ira dan Aesy bertatapan lalu berkata.
"Lah tumben?"














Selesai kuliah, aku mampir dulu ke kedai kopi.
Ketika sedang stress seperti ini, kafein adalah salah satu obat agar aku tidak terlalu stress.

Tapi rupanya setelah aku sampai di sana, perutku bunyi menandakan aku lapar.
Jadi aku memutuskan untuk membeli kue sebagai pengganjal perut.

"Mbak, kopi susunya satu dan cheese cakenya satu ya," kataku setelah sampai dikasir.

"Dine in atau take away kak?"

"Dine in."

"Baik tunggu sebentar ya,"

Tidak lama kemudian kopi dan cheese cake sudah berpindah ditanganku.

Kafein yang ada didalam kandungan kopi memang tidak pernah salah.
Duduk dikursi kedai ini menghadap ke jendela memang salah satu hal yang paling nikmat.

Ngomong-ngomong ini adalah salah satu tempat yang sering aku kunjungi bersama Jaemin.
Karena lokasinya yang berada jauh dari kota dan tempatnya tidak terlalu ramai.

Kira-kira Jaemin sedang apa ya? aku dengar NCT Dream akan melakukan comeback. Mungkin saja Jaemin sekarang sedang latihan?

Ting.

Bel yang berada di pintu kedai ini berbunyi, itu artinya ada pengunjung masuk.

Tadinya aku enggan peduli dengan seseorang yang masuk tadi. Tapi aku menyadari bahwa orang yang baru masuk ke kedai ini adalah orang yang aku sangat kenal.

Dia adalah Jaemin. Walaupun wajahnya ditutupi masker dan topi jelas aku tahu itu Jaemin.

Tapi kali ini dia tidak pergi sendirian, ia pergi bersama Lami.

Dengan Lami yang bersandar dipundak Jaemin, dari sini aku bisa melihat kalau mereka terlihat romantis dan tertawa bersama-sama sesekali.

Tapi kenapa tiba-tiba hatiku sakit ya?

Melihat Jaemin tertawa dengannya, membuatku lemas. Sepertinya Jaemin sangat bahagia dengan Lami.

Dan Na Jaemin belum menyadari aku ada di tempat ini juga. Entah karena memang aku tidak terlihat, atau dia memang tidak peduli denganku.

Mereka dine in juga, sama sepertiku.

Aku memutuskan untuk mengirimi pesan chat ke Jaemin. Hanya untuk memastikan sesuatu.

Jaemine 🥰

Chyara
Jaemin~
13.06
Kamu ada di mana? lagi ngapain?
13.07

Setelah itu aku melihat Jaemin memainkan handponenya. Ia tampak berpikir, sebelum akhirnya ia mengetik sesuatu diponselnya.

Jaemine 🥰
Di dorm
13.10

Hanya itu balasan darinya.
Aku tidak masalah jika ia sedang berkencan dengan Lami. Tapi kenapa Jaemin harus berbohong?

Sesulit itukah untuk jujur denganku?

Chyara
Aku ke sana boleh? mau nganterin makanan nih.
13.12

Jaemine 🥰
Besok aja ya, aku cape ara.
13.15
Lagian juga aku lagi latihan, sibuk.
13.16







Sibuk? hahaha.
Sibuk berkencan mungkin maksudnya.

Sebentar, kenapa aku menangis?

Aku mencoba untuk tidak menangis. Aku harus sadar, kalau mereka hanya settingan.

Iya mereka hanya settingan.

Jaemin... tidak akan pergi dari hidupku kan? tolong yakinkan aku untuk mempertahankan hubungan ini.










TBC

____


Hahaha bosen pasti ya kalian. Tenang dikit lagi konflik kok.

Doain aja semoga ideku lancar dan otak aku bisa diajak kerja sama.




I'm not meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang