XIV - "Kebakaran Gedung Asrama"

727 141 35
                                    


Setelah mendengar kabar dari berita artikel kampus, tentang seorang ibu yang mendatangi kampus dengan mimik wajah emosi nan kesal, karena mendapati sang anak justru meninggal dalam kebakaran. Lebih parahnya sang anak tewas terpanggang dengan sengaja dibakar oleh seseorang digedung kamar apartemennya.

Berita itu langsung menyebar ke seluruh sektor kampus, termasuk ke mahasiswa dari fakultas dan jurusan lain. Terlintas satu nama yang langsung terbayang di pikiran mereka. Siapa lagi kalau bukan Park Sunho yang jelas mereka tahu jika keduanya sempat berpacaran di lingkungan kampus.

Sang ibu ternyata tidak datang sendiri, ia membawa beberapa orang polisi yang awalnya berpikir ingin membawa Sunho sebagai saksi, namun fakta sesungguhnya telah menyeret nama laki-laki tersebut berubah menjadi tersangka sekaligus. Sontak ke-enam dari mereka merasa takjub dengan pergerakan polisi dan juga fakta yang menguar mengusut cepat kasus yang sedang terjadi.

Lebih tepatnya saat ini, ke-enamnya tengah berkumpul di lobby apartemen mereka, duduk melingkar di depan minimarket hingga terasa waktu semakin larut malam membahas yang masih sedang hangat terjadi.

"Gila, cepet banget ya kasusnya ke-ungkap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gila, cepet banget ya kasusnya ke-ungkap. Baru aja mau dilaporin sama kalian, udah keburu ditangkep duluan sama polisi. Tapi bagus deh rencana gue sama Seungwoo, bisa nambah bukti kepolisian. Iya nggak, Woo?" ucap Jinhyuk yang duduk tepat di sebelah Seungwoo ber-high five ria.

"Soal saputangan gimana, Seok? Udah selesai?" Byungchan terpikir dengan pesan yang disampaikan oleh Yena (si korban) pada Wooseok beberapa hari yang lalu.

"Gue nggak tau sih, tapi tadi sebelum kalian dateng, gue ngeliat Yena senyum ke gue di situ, terus dia pergi gitu aja. Gue tarik kesimpulan sih kayaknya udah." jelasnya, dan mendapati Byungchan mengerti lalu mengangguk paham pada Wooseok.

"Lucu nggak sih? Kampus kita tuh beberapa waktu ke belakang, ada aja masalahnya. Waktu itu sempet ada kasus pembunuhan, terus ini juga bahkan sampe ngorbanin asrama yak. Ckk rugi besar nih Univ Poni." sanggah Seungyoun tiba-tiba.

Jinhyuk ingin menimpali pernyataan Seungyoun dengan sesuatu fakta, "Ya gue akuin, hal kayak gini tuh ya, nggak akan bisa berhenti. Pasti bakalan ada setiap hari. Maksud gue lebih tepatnya ke soal kejahatan ya. Kalau semua orang di dunia ini baik, ya murni baik nggak ada niat sama mereka ngelakuin kejahatan, malaikat juga bingung nyatet amalnya. Polisi, Hakim, Jaksa juga berkurang nanti jatah kerjanya."

"Hmmh.. Ya nggak gitu juga kali Hyuk. Seenggaknya nggak bertubi-tubi gitu maksud gue." balas Seungyoun yang akhirnya dari mereka semua juga ikut tertawa mendengar obrolan mereka yang bisa dikatakan baru untuk berkumpul seluruhnya.

Mereka melanjutkan obrolan mereka, bahkan kini mereka sudah berani untuk mulai membahas hal-hal nyeleneh yang sebenarnya tidak perlu mereka bahas. Sedikit melakukan permainan kecil untuk mengetahui rahasia masing-masing, sepertinya tidak buruk.

"Truth or Dare bagaimana? Kalian nggak boleh bohong, sekalinya bohong, akan terlihat dan terbaca sama yang lainnya. Gimana setuju?" Sejin mengusulkan permainan ini pada lainnya.

Beberapa diantaranya sempat ragu karena pasti akan ada banyak pertanyaan dan juga tantangan aneh yang akan mereka lakukan ke depan.

"Halah, jangan pengecut! Ayolah! Cuma permainan loh ini. Nggak mau apa dicoba?" lanjut Sejin memberikan penawaran.

Jangan tanya Seungyoun yang sudah sangat mendukung Sejin sejak dari awal. Perlahan Jinhyuk mulai luluh dan ikut bermain. Disusul Byungchan yang juga bersedia untuk bermain. Jika Byungchan bermain, maka tak ada alasan untuk Seungwoo menolak. Hingga yang terakhir Wooseok. Semua mata tertuju pada Wooseok, dan menunggu laki-laki manis itu mengeluarkan pilihannya.

"Nggak bisa apa ya gue skip aja? Atau kalian emang besok nggak ada kelas gitu? Udah malem juga." Wooseok menatap lainnya.

"Gue kelas siang ke sore." Jinhyuk menjawab pertama kali.

"Gue nggak ada kelas," Sejin menyusul.

"Gue juga nggak ada," lalu kemudian Byungchan mengikuti.

"Gue ada kuis sebentar doang sama naro draft gambar, habis itu kosong." terakhir Seungwoo menjawab, dan menyadari hanya Wooseok yang memiliki kelas pagi dari lainnya.

"Yaudah, ikut dulu sebentar, nanti kalau udah ngantuk atau mau balik ke kamar bilang aja. Lumayan kan denger cerita anak-anak?" ucap Sejin yang akhirnya membuat Wooseok memilih suara terbanyak.

"Pindah tempat aja, kamar siapa gitu yang lebih luas, jangan Seungyoun lagi, bosen liat kamarnya." ucap Byungchan menatap Seungyoun sinis.

"Yaudah pindah kamar gue aja ya, Kamar gue sedikit lebih luas ruang tengahnya. Kalau ber-enam bisa agak legaan." Saran Jinhyuk dan akhirnya diikuti 'Iya' oleh seluruhnya. Lagi-lagi Wooseok tak ada pilihan selain ikut dengan saran terbanyak. Hah!

"Namun setidaknya ia mungkin bisa bertemu dengan sahabat yang dulu pernah bersamanya. Karena ia telah berada dan berpindah dengan Jinhyuk saat ini."

.

.

.

.

EITSSSS!!!!

HAI HAI !! PONI INGIN MENGAJAK KALIAN MENENTUKAN JALAN CERITA NIH, JADI KALIAN BERHAK MEMBERIKAN PERTANYAAN DAN TANTANGAN UNTUK MASING-MASING CAST, PERTANYAAN DAN TANTANGAN YANG MENARIK, AKAN PONI MASUKAN DALAM CERITA CHAPTER SELANJUTNYA;

"TRUTH OR DARE".

JADI SILAHKAN DROP PERTANYAAN DAN TANTANGAN DARI KALIAN BUAT MASING-MASING CAST;

SEUNGWOO (Truth & Dare)

BYUNGCHAN (Truth & Dare)

SEUNGYOUN (Truth & Dare)

SEJIN (Truth & Dare)

WOOSEOK (Truth & Dare)

JINHYUK (Truth & Dare)


BOLEH AJAK TEMEN-TEMEN BUAT KASIH SARAN DAN MASUKAN! 

DITUNGGU YA! JANGAN LAMA-LAMA BIAR CEPET UPDATE :) 

MAACIWW!


*Gara-Gara Drafter Hilang jadi minta saran kalian kayaknya seru*


To Be Continued.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Períergo [Rated 🔞] - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang