Di dalam kamar dengan nuansa gelap ardo sudah memegang sebuah amplop yang isinya akan sedikit membantu siapa yang telah membantu semua rencana ini untuk melukai wanita tersayangnya. Dengan segera ardo membuka surat tersebut dan menemukan dua buah surat yang berbeda. Ia membuka surat pertama yang berisi tes kehamilan rena lalu membuka surat kedua yang sudah lusuh.
Tak ada lagi yang perlu dipertahankan semua telah hancur hal yang kujaga selama ini telah direnggut oleh lelaki brengsek yang selama ini aku percaya aku tak menyangka semua ini akan ia lakukan. Aku telah membuat banyak orang kecewa dengan hal ini lebih baik aku mengakhiri hidupku taka da lagi yang perlu dipertahankan semua telah hancur. Untuk semua orang yang kusayang aku ingin meminta maaf pada kalian semua terutama pada kak ardo dan mama yang telah kubuat kecewa, jika kalian menemukan surat ini aku mohon maafkan aku. Dan untuk an
"kenapa kertasnya bisa robek?" tanya ardo pada ajudan pribadinya dengan nada dingin dan juga amarah yang tertahan
"saya menemukan kertas itu sudah dalam keadaan sobek tuan" jawab ajudan tersebut dengan gugup
"tapi sobekan itu seperti disengaja tuan , tuan bisa lihat bahwa sobekannya terlihat rapi" lanjutnya
Lalu ardo meneliti kertas tersebut dengan seksama dan yup benar yang dikatakan sang ajudan bahwa kertas ini memang sengaja tuk disobek. Bukan hanya pada surat yang rena tulis namun pada hasil cek tes kehamilan rena terdapat noda pada golongan darah tersebut seperti semua sudah disengaja dan direncanakan dengan matang.
"ARGHHHH" rasanya ardo ingin menyerah dengan semua kasus ini satu tahun sudah iya terus mencari informasi namun semua semakin rumit dan penuh teka-teki.
"keluarlah, cari info lain lagi" ucap ardo pada sang ajudan
"baik tuan"
Lelah sudah ia dengan semua ini namun ia tak boleh menyerah untuk mengungkap semua kejadian ini polisi boleh menutup kasus ini tapi ia tak akan, sampai ia bisa benar-benar menemukan siapa dalang dibalik semua ini.
**********
Seperti biasa setiap hari minggu fely akan bangun pagi-pagi sekali untuk pergi ke makam bersama kakaknya namun sekarang bukan hanya satu makam namum dua makam yang harus ia datangi rasanya ia masih tidak percaya tapi dirinya harus ikhlas.
"WOYYY BANGG BURUAN ENTAR KEBURU SIANG" teriak fely dengan kencang di depan kamar angga
"lo kira gue budeg apa sampe teriak-teriak gitu" ucap angga kesal karena teriakan fely yang begitu keras
"abisnya lo lama dandannya" ucap fely lalu ia segera turun untuk sarapan
"pagi mama kuuu"
"pagi juga sayang, ayo buruan makan biaar gak kesiangan" ucap mama fely
"iya ma, oh iya bunga pesenan fely mana ma" tanya fely , yup kemarn ia memesan bunga lily pada sang mama dua ikat
"ada tuh di depan udah mama siapin semua" ucap mama fely sambil mengulas senyum, ia tak mengerti mengapa putra dan putrinya bisa mengalami kejadian yang sama kehilangan orang yang disayangi , atau mungkin memang ini sudah rencana tuhan.
"Ma, angga pergi dulu ya" pamit angga pada sang ibu
"Kamu gak sarapan dulu?" tanya sang mama pada angga yang langsung berangkat begitu saja
"Nggak ma udah kesiangan, ayo fel buruan" angga dengan tidak sopannya menarik fely saat ia sedang memakan suapan terakhir nasi gorengnya
"Bener-bener ya lu bang, bentar gue minum dulu" ucap fely dengan kesal pada angga, seenaknya saja dia main asal Tarik.
**********
Setelah 15 menit perjalanan akhirnya mereka sampai di TPU semilir angin menyambut mereka dengan hangat.
"Bang, gue ke makam arka dulu ya" dengan segera ia bergegas menghampiri makam arka, ia tidak sabar untuk menyampaikaan berbagai cerita pada arka meskipun arka tak akan bisa menjawab.
Sementara angga terlihat sangat lesu saat menghampiri sebuah makam , air matanya begitu saja meluncur walau hanya melihat makam tersebut. Di dalam dirinya ada sesal yang amat dalam, seandainya ia bisa memutar waktu kejadian hari itu tak akan ia biarkan terjadi seharusnya ia bisa mencegah namun apa daya ia tak bisa.
"Maaf," hanya kata tersebut yang bisa ia ucapkan setiap kali mengunjungi makam tersebut, pedih rasanya melihat orang yang ia sayaangi pergi begitu saja.
Seandainya waktu itu ia datang lebih cepat mungkin kejadian seperti ini tak akan terjadi. Sekarang semua hanya bisa berandai-andai , ia sangat menyesal mengucapkan kata-kata kasar pada wanita yang ia sayangi mengapa ia tak percaya bodohnya dirinya hari itu.
"kak," fely menepuk pundak kakaknyaa dan dengan cepat angga memeluk fely seolah ia membutuhkaan sebuah tumpuan.
"udah bang ikhlasin kak rena pergi ini semua bukan salah abang" ucap fely untuk menguatkan sang kakak
"Andai hari itu gue datang lebih cepet mungkin hal ini gak bakal terjadi dan seharusnya gua gak ngomong kasar ke dia fel" ucap angga
"udah kak udah" ucap fely sambil mengelus punggung sang kakak untuk menguatkannya
"hallo kak rena fely dating nih baawa bunga kesukaan kak" lalu fely meletakkan bunga yang ia bawa, namun di makam rena sudah terdapat bucket bunga lily dengan ukuran besar setau dia mama dari kak rena sudah pindah ke luar kota , ah mungkin temannya.
"Kak rena tenang ya disana, aku sama bang angga baalik dulu minggu depan kita kesini lagi" ucap fely
"gue balik dulu yaa" ucap angga sambil mengelus batu nisan rena
Tak lama setelah kepergian angga dan fely ada seseorang yang mendatangi makam rena dengan penampilan yang serba hitam, bukan bunga yang ia bawa namun sebotol darah yang baunya sangat busuk. Dengan senyum smirk ia menuangkan darah tersebut keatas makam rena.
*****************
Jangan lupa vote,comment , dan share cerita ini ke teman-teman kalian ya , karena vote, comment , dan share dari kalian sangat membantu buat author :)
Maaf telat update author lagi banyak tugas , jadi sampe gak bisa update selama beberapa hari ini :)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARFEL
Teen FictionAdelardo Orlando Prasaja Ardo seorang ketua osis, most wanted di sekolah, kapten basket dan juga anak dari donatur tertinggi di SMA Harapan Mulya. Felysia Inez Giona Fely seorang gadis pintar, cantik, ramah, dan sedikit ceroboh . Tidak hanya it...