City of Lost Souls - 7

244 42 25
                                    

Hai haiii.. Aku tau kalian baca cerita ini mungkin fokusss. Tapi bisa kan sambil dikomentari, jadi aku semangat nerusinnya..

Selamat membaca..

----

Sudah diputuskan, walaupun bukannya tanpa banyak perdebatan, bahwa untuk memanggil Raziel, Tim baik harus mencari lokasi yang cukup terasing..

"Kita tidak bisa memanggil malaikat setinggi dua puluh meter di tengah Central Park" ucap Eunha dengan wajah masam

"Orang-orang akan sadar, bahkan di New York yang sibuk ini" katanya

"Tinggi Raziel dua puluh meter?" tanya Sinbi, ia merosot di kursi berlengan yang telah ditariknya ke meja. Ada lingkarang gelap di bawah matanya sama seperti Eunha, Jungkook dan Hoseok, mereka semua letih..

"Sebenarnya tingginya hanya Sembilan belas meter, tapi dia suka melebih-lebihkannya" ucap Eunha "Dia malaikat Sinbi, apa kau tidak pernah belajar?"

Sinbi berdecak kesal "Namjoon memanggil malaikat di loteng rumahnya. Aku tidak mengerti kenapa kau perlu tempat sebesar.."

"Karena Namjoon JAUH LEBIH HEBAT DARIKU" kesal Eunha, sambil menjatuhkan pulpennya

"Jangan membentak adikku" kata Jungkook, dia mengucapkannya dengan cukup pelan, tapi ada kekuatan di balik kata-katanya membuat Eunha menatapnya terkejut

Jungkook menatap Sinbi "Sinbi, ketika muncul dalam dimensi duniawi, ukuran malaikat beragam, tergantung kekuatan mereka. Malaikat yang dipanggil Namjoon berpangkat lebih rendah daripada Raziel. Dan, jika kita hendak memanggil malaikat berpangkat lebih tinggi lagi, seperti Mikael, atau Gabriel.."

"Aku tidak bisa membuat mantra untuk mengikat mereka, walaupun sementara" potong Eunha dengan lemah

"Alasan kita memanggil Raziel adalah kita berharap sebagai pencipta Pemburu Bayangan, Raziel akan memberi belas kasih khusus atau benar-benar belas kasih atas situasi kalian. Pangkatnya juga kira-kira pas. Malaikat yang lebih lemah mungkin tidak bisa membantu kita, tapi malaikat yang lebih kuat... Yah, kalau ada masalah..."

"Mungkin bukan hanya aku yang akan tewas" potong Hoseok

Handphone Hoseok berdering,

"Sebentar" gumam Hoseok saat mendapatkan pesan dari Yeji

KABAR BAIK! SEOKJIN BANGUN DAN SUDAH BISA BERBICARA. KELIHATANNYA DIA AKAN SEMBUH.

Gelombang perasaan lega mengaliri perasaan Hoseok. Akhirnya, kabar baik. Dia menutup ponsel dan meraih cincin di jemarinya. Yerin?

Tidak ada jawaban. Hoseok menelan kegugupannya. Mungkin Yerin sedang tidur pikirnya..

"Siapa yang menghubungi?" tanya Sinbi

"Yeji, dia bilang Seokjin sudah sadar" ucap Hoseok, ada ocehan kelegaan diruangan itu..

"Itu memberiku ide" ucap Hoseok

"Apa?" tanya Sinbi

"Apa yang kita perlukan untuk memanggil Raziel? Berapa luas?" tanyanya

"Paling tidak 1,5 kilometer ke semua arah. Air lebih baik. Seperti danau Lyn.."

"Pertanian Seokjin" kata Hoseok "Diutara. Satu atau dua jam dari sini, ada danau tidak sebesar Lyn tapi.."

"Bukan ide yang buruk Hoseok" ucap Eunha

-----

Yerin menghampiri Jimin. Pemuda itu mengamatinya berjalan dengan kepala dimiringkan dan mata hitam menyipit. Mereka jadi lebih sering berbicara satu sama lain setelah kejadian di Praha..

The Mortal Instruments (KTH-JYR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang