Sehun menoleh dan menatap Sejeong dengan tatapan yang sangat memohon.
"Kita akan melakukannya. Boleh kan?" Sehun meminta izin.
Sejeong terdiam tampak berfikir. Mengalihkan perhatiannya, ia mengeluarkan sebuah coklat dari dalam kantong. Ia menunduk dan membuka kemasan coklat yang hendak ia makan.
"Sayang." Sehun meletakan sebelah tangannya diatas paha Sejeong.
Sejeong kembali menatap Sehun dengan tatapan yang penuh bimbang.
"Entahlah, oppa aku... Aku malu bertelanjang didepanmu. Daaaann...." Sejeong menggantungkan kalimatnya.
Sehun kembali terfokus pada aktifitas mengendarai mobil. Tangannya yang terletak di atas paha Sejeong, kini tengah menggenggam tangan Sejeong dan mengelusnya dengan ibu jari.
"Dan apa sayang? Kau takut? Aku tidak akan bermain kasar denganmu. Aku berjanji akan bermain dengan lembut. Ya?" Sehun terus berusaha meyakinkan Sejeong.
Sejeong terdiam. Bukan itu maksud Sejeong. Sehun tidak paham dengan apa yang Sejeong rasakan saat ini.
"Aku takut tidak bisa memuaskanmu. Ini pertama kali bagiku. Juga... Aku takut hamil." cicit Sejeong.
Sehun tercengang mendengar pengakuan Sejeong, ia memarkirkan mobilnya terlebih dahulu di tepi jalan untuk berdiskusi dengan Sejeong. Begitu mobilnya telah menepi, Sehun memegang kedua tangan Sejeong.
"Astaga sayang kenapa kau takut tidak bisa memuaskanku? Aku yakin aku pasti puas! Tadi saat di perpustakaan saja hanya dengan menyentuhku kau sudah membuatku puas. Walaupun sedikit, apalagi nanti di ranjang. Ah ayolah. ASTAGA! TAKUT HAMIL? LALU AKU BELI KONDOM UNTUK APA KEGUNAANNYA?! HIASAN? AKSESORIS MENGGEMASKAN?! PEMANIS?! Sejeong-aaaah~" Sehun benar-benar frustasi dengan Sejeong yang memang patut harus ia maklumi.
Sehun memegang kedua bahu Sejeong dan menatapnya dalam-dalam. Sejeong membalas menatap Sehun dengan tatapan yang dalam pula.
"Dengar aku, kau tidak akan hamil selama aku memakai kondom itu. Sekarang aku hanya perlu persetujuanmu. Aku tidak ingin melakukannya tanpa persetujuan darimu. Aku ingin kita melakukan dengan dasar saling menginginkan bukan sebelah pihak." Sehun menjelaskan sesabar mungkin.
Akhirnya Sejeong menganggukan kepalanya dan menyetujui permintaan Sehun. Sehun bersorak gembira.
"YASHHH!" Teriak Sehun.
"TAPIIII...." Perkataan Sejeong ini membuat ekspresi wajah Sehun kembali datar.
"Tapi apalagi astaga?" Sehun merengek dan benar-benar ingin menangis saja seperti anak kecil.
"Tapi aku ingin simulasi dulu." ujar Sejeong.
"Simulasi? Kau kira ujian nasional?!" Sehun tercengang kaget bukan main.
Sejeong tidak menggubris perkataan Sehun. Ia mendekat kepada Sehun, satu per satu kancing kemeja Sehun ia buka.
"Sejeong-ah apa yang akan kau lakukan disini? Di mobil?" Sehun terus bertanya.
Yang ditanyai hanya fokus melepaskan kemeja yang Sehun kenakan dan melemparnya ke jok belakang, kini tangan Sejeong beralih pada sabuk yang Sehun kenakan. Sehun dibuat terkejut oleh Sejeong yang benar-benar penuh kejutan.
Tangan Sehun tidak diam ia terus mendorong tangan Sejeong yang hendak membuka sabuk celananya. Sejeong melotot kepada Sehun, dilepaskannya dasi yang ia kenakan. Sejeong mengikat kedua tangan Sehun.
"Aku dan Chaeyeon pernah menonton salah satu film, sekarang aku akan mempraktekannya. Si wanita yang di film itu tidak bisa diam dan prianya mengambil tindakan begini. Mengikat tangan agar diam." ucap Sejeong ditengah aktifitasnya mengikat keras tangan Sehun.
"Tapi kenapa disini kau yang berperan sebagai si pria?! Sejeong-ah aigoo. Aaahhh. Kenapa aku seperti akan diperkosa olehmu. Astaga. Sejeong-ah Sejeong-ah Sejeong-ah jangan membuka celanaku sekarang, tidak. Tidak tidak tidak. Jangan sekarang. YAA SEJEONG-AH AKU HANYA MEMBELI KONDOM 1." Sehun meronta-ronta.
*********************************************************************************
Chungha yang sedang bersantai di kolam renang menggunakan karet ban sambil melihat-lihat storygramnya. Chungha mengkerutkan keningnya saat melihat story unggahan Chaeyeon.
"Chaeyeon pergi kencan dengan Jaehyun? Tunggu. Lalu Sejeong?" Chungha mengetik balasan pada story milik Chaeyeon.
Tetapi, Chungha mengurungkan niatnya dan menggelengkan kepala berusaha untuk berfikir positif.
"Ah mungkin Sejeong juga ikut." ucap Chungha menenangkan dirinya.
**********************************************************************
Kini Sehun tengah memakai kembali pakaiannya dan Sejeong sibuk mengemil.
"Mianhae oppa." Sejeong berkata tidak terdengar cukup jelas dengan mulutnya yang penuh dengan makanan.
Sehun menoleh dan tersenyum. Ia menggelengkan kepalanya.
"Tak apa sayang, niatmu ingin melakukan yang terbaik untukku. Terima kasih. Kita tidak perlu simulasi simulasi segala karena sudah pasti kita bisa melakukannya dan lulus sempurna." ucap Sehun dengan bersemangat.
Sejeong tersenyum. Ia memegang kedua pergelangan tangan Sehun yang merah karena perbuatan dirinya mengikat lengan Sehun dengan keras. Sehun menenangkan Sejeong ia tidak apa-apa dengan itu, Sehun tidak kesakitan selama Sejeong yang melakukannya.
Mereka pun kembali melanjutkan perjalanannya menuju apartemen Sehun. Sejeong masih sibuk mengemil sambil memainkan ponselnya.
Mata Sehun melotot begitu mendengar suara desahan dari ponsel Sejeong. Sejeong sedang menonton film dewasa? Sejeong seperti sedang menonton video pelajaran, ia terlihat memperhatikan dengan seksama dan sesekali menganggukan kepalanya paham.
"Sayang, kenapa kau menonton film itu didepanku?" tanya Sehun.
"Aku sedang mencari referensi dan mempelajarinya." jawab Sejeong enteng.
Sehun menepuk jidatnya kemudian memijat pelipisnya yang mendadak pening.
"Terserah kau saja sayang, aku terlalu totalitas ternyata." respon Sehun sambil memutar stirnya.
Mereka sudah memasuki halaman apartemen mewah Sehun tinggal. Sehun memparkirkan mobil mahalnya dengan hati-hati agar tidak menabrak tembok. Fokus Sehun teralihkan karena suara desahan dari video yang Sejeong tonton.
"Tolong matikan dulu sayang, itu membuatku tidak fokus." Sehun mengusap pipi Sejeong sambil tersenyum.
Sejeong menurut dan mematikan ponselnya terlebih dahulu agar kekasihnya bisa memparkirkan mobil dengan tenang tanpa gangguan. Sehun mengacak-acak rambut Sejeong bangga karena pacarnya penurut.
Sebuah notifikasi pesan masuk berbunyi pada ponsel Sehun. Ponsel Sehun ia letakan di jok kemudi tepatnya diantara kedua kakinya.
"Sayang bisakah kau baca dari siapa pesan itu?" Sehun meminta tolong kepada Sejeong.
Mata Sejeong terfokus pada makanan yang sedang ia makan, tangannya meraih ponsel Sehun. Namun.
"Ssshhh..aaah.. Sejeong-ah, kau salah pegang." Sehun terkejut kemudian tawanya pecah karena kekonyolan Sejeong.
"Makanya jangan fokus makan terus, kan salah ambil." ucap Sehun gemas.
Sejeong menoleh dan tersenyum nyengir sambil memasang wajah tanpa berdosanya.
"Maaf hehe. Aku memegangnya terlalu keras pula. Apakah sakit?" tanya Sejeong memastikan Sehun tidak kesakitan.
Sehun menggelengkan kepalanya tanpa menghentikan senyuman di wajahnya.
"Sakit sekaligus enak. Woaaa bagaimana?" canda Sehun.
Sejeong meraih ponsel Sehun dan membaca pesan yang masuk sementara Sehun memparkirkan mobilnya diantara mobil-mobil yang lainnya.
"Orang-orang pasti sudah pulang dari kantornya, mobil sudah terparkir penuh begini." Sehun berbicara sendiri sambil terus menengok kaca spionnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fuckboy Undercover Softboy
FanfictionMature Content❗ 2️⃣1️⃣➕ Warning Content⚠️ 18+ bocil dilarang keras mampir yeeee wkwk inget ini kawasan 21+++++++++ HAMPIR TIAP PART PENUH DENGAN NUANSA KE-NC-AN ☻☻☻ Harusnya sih oneshoot eh malah oneweek jadinya wkwkwkwk Oh Sehun mahasiswa berandala...