Chapter 14

1.9K 45 0
                                    

Belum puas dengan memancing nafsu Sejeong, Sehun menenggak satu tenggakan anggur lagi namun tidak langsung ia telan. Ia mencium Sejeong dan memindahkan anggur yang ada pada mulutnya kedalam mulut Sejeong. Tunggu, Sejeong belum legal meminum semacam ini. Awalnya Sejeong terdiam, namun karena rasanya yang sangat luar biasa dalam sekali tenggakan ia menelan anggur tersebut.

"Kita akan melakukan secara skin to skin." maksud Sehun adalah tanpa pengaman (kondom).

Entah kenapa Sehun meninggalkan Sejeong keluar kamar sebentar. Sejeong hanya dapat merasakan suasana yang hening ditengah matanya yang tertutup. Sesuatu terasa sangat dingin pada kedua buah dadanya yang masih kencang. Sehun dibuat takjub dengan milik Sejeong yang masih sangat sangat kencang dan menggiurkan. Air liur Sehun sepertinya menetes karena Sehun mengelap ujung bibir dengan tangannya.

"Kau belum pernah diguncang ya? Pantas saja kencang dan indah begini. Aku akan membuat mereka berguncang karena goyanganku Sejeong-ah." bisik Sehun pada telinga Sejeong.

Sejeong bergidik geli kala hembusan nafas Sehun masuk pada telinga Sejeong. Geli dan menggairahkan tepatnya. Sejeong tak bisa diam saat kedua tangan Sehun bergantian memainkan kedua benda indah milik Sejeong. Sehun tahu pasti Sejeong ingin mencengkram dan memeluknya dengan erat namun apa daya Sehun mengikatnya seperti seorang jalang.

"Ngggghhhh....oop...oppaa..ahhh..." lupakan dengan menyembunyikan desahan, Sejeong sudah tak bisa menahannya lagi sampai sejauh ini.

"Kenapa kau bermesraan dengan Cha Eun Woo?" tanya Sehun sebelum memulai aksinya sambil bersiap-siap melepaskan seluruh pakaiannya.

Sejeong mengkerutkan keningnya. Kapan ia bermesraan, Sehun tidak melihat secara keseluruhan. Ia tiba saat Cha Eun Woo menghisap lehernya. Bukan itu yang sebenarnya terjadi.

"Oppa, aku tidak bermesraan dengannya. Karena aku juga tidak tahu kenapa tiba-tiba dia...."

"Banyak alasan!" Sehun menyela.

Dikala Sehun bertanya kenapa dan saat Sejeong menggamblangkan peryataan karena untuk menjawab pertanyaan Sehun, dengan egoisnya Sehun menyela tanpa mendengarkan terlebih dahulu. Seandainya Sehun membuka sedikit saja telinganya untuk mendengar penjelasan dari Sejeong. Namun ternyata tidak, Sehun bukan pria yang dapat mentolerir hal yang berkaitan dengan main di belakang walaupun sebenarnya belum tentu yang terjadi pada Sejeong seperti yang Sehun duga.

Kini Sehun sudah tepat berada diatas Sejeong. Sebuah benda yang terasa kenyal menyentuh milik Sejeong. Cesssss... sensasi dingin yang terasa bercucuran ke atas tubuh Sejeong dari es krim yang Sehun sebarkan pada tubuh Sejeong. Sendok yang menelusuri tiap lekukan tubuh Sejeong memberikan sensasi yang luar biasa bagi si pemilik tubuh. Sehun dapat melihat puting yang mengeras menandakan wanitanya tengah bernafsu. Senyuman penuh kemenangan menyungging di wajah tampan seorang Oh Sehun.

Dijilatinya sampai bersih pada seluruh tubuh Sejeong yang telah ia lumeri dengan es krim rasa coklat. Dingin dan hangat. Dingin dari es krim dan hangat dari lidah Sehun, itu yang dapat Sejeong rasakan. Saking kerasnya Sejeong menggigit bibir bawahnya membuat bibir Sejeong berdarah. Sehun beralih menghisap bibir Sejeong sampai darahnya benar-benar tidak keluar lagi.

Sehun mulai melakukan pemanasan dengan cara menggoda Sejeong, gesekan yang ia lakukan pada bagian bawah Sejeong membuat Sejeong gemas dan tidak tahan lagi.

"Jebal oppa...jebal...." Sejeong memohon.

Sehun membuka ikatan yang menutup kedua mata Sejeong, ia ingin melihat mata Sejeong yang terpejam dan terbuka selama Sehun memompa tubuh Sejeong. Tangan Sehun menuntun aset keperkasaannya masuk kedalam celah yang masih sempit milik Sejeong.

Kedua tangan Sejeong mengepal, ingin sekali Sejeong meremas seprei atau punggung atletis Sehun mengikuti irama hentakan Sehun tetapi Sehun tega membuat Sejeong kesulitan begini.

"Emmmhhhh..." Suara yang keluar dari mulut Sehun saat miliknya mencoba menerobos masuk dengan paksa.

"Aaaahhhh oppa sakitthhh..." Sejeong merintih kesakitan.

Sehun terus memaksa agar miliknya yang besar dapat masuk sempurna tanpa memperdulikan erangan Sejeong yang kesakitan.

"Siapa suruh kau mengobral tubuhmu pada pria lain selain aku. Ah sialan bekas merah yang bajingan itu tinggalkan!" gerutu Sehun.

Tanpa ampun ia secara terus dan menerus mendorong serta menghentakan tubuhnya. Tubuh Sejeong terguncang cukup karena gerakan Sehun. Sampai pada akhirnya usaha Sehun yang tak menyerah akhirnya berhasil, keseluruhan milik Sehun masuk sempurna. Tak ingin penyatuannya terdiam percuma begitu saja setelah melewati proses yang cukup sulit ketika menerobos dinding keperawanan Sejeong, Sehun mulai menggerakan pinggulnya sambil mencari titik kenikmatan pada diri Sejeong.

Selama beberapa detik menelusuri, akhirnya Sejeong mengelurkan suara yang menunjukan bahwa ia tengah menikmati permainan Sehun. Benar saja, mata Sejeong yang terpejam dan terbuka serta berkali-kali mendongakan kepalanya membuat Sehun semakin bersemangat. Suara indah naluriah Sejeong sangat menjadi candu bagi Sehun.

Suara berat Sehun dan desahan indah Sejeong serta suara kulit paha yang bertabrakan tengah berkolaborasi memenuhi ruangan kedap suara itu. Sehun tahu Sejeong hampir mencampai puncaknya, tak ingin Sejeong lolos begitu saja Sehun ingin sedikit menyiksa Sejeong. Sehun menghentikan pergerakannya membuat Sejeong gagal mencapai klimaksnya. Raut wajah Sejeong nampak sangat kecewa sekali gagal meraih kenikmatan. Sehun kembali mengguncang tubuh Sejeong dan terus saja begitu sampai 4 entah 6 kali banyaknya Sehun menghentikan gerakan pinggulnya ketika Sejeong sudah hampir sampai. Sejeong sudah lelah. Tetapi dengan egoisnya tak seperti kepada Sejeong saat Sehun sudah hampir sampai pada puncaknya Sehun terus mempercepat tempo membuat Sejeong kewalahan dengan goyangan Sehun yang semakin diluar kendali daaann...

"Aaaahhhh...." ucap Sehun bersamaan dengan berhentinya aktifitas Sehun memompa tubuh Sejeong.

Merasa ada yang kurang pada dirinya, Sejeong berinisiatif menggoyangkan pinggulnya. Ia juga ingin mendapatkan pelepasan yang berkali-kali Sehun tunda. Tetapi Sehun mencabut penyatuan mereka begitu saja dan berbaring disamping Sejeong membelakanginya.

****************************************************

Chaeyeon dan Chungha bergantian terus menghubungi Sejeong. Tetapi hasilnya nihil tak ada satu pun panggilan dari mereka yang Sejeong angkat. Bahkan pesan singkat pun belum ada yang Sejeong baca.

"Aku sangat khawatir eonnie karena tadi aku melihat raut wajah Sehun oppa sangat marah saat mendapati Sejeong didekati oleh Cha Eun Woo." ujar Chaeyeon penuh cemas tanpa menyerah terus menghubungi Sejeong.

Kai berjalan melewati Chungha dan Chaeyeon yang sedang duduk di ruang tamu. Untuk basa-basi, Kai menyapa Chaeyeon.

"Anyeong Chaeyeon-ah, kenapa belum pulang ke rumah?" tanya Kai.

Chaeyeon tak menggubris pertanyaan dan sapaan Kai, ia sibuk menghubungi Sejeong. Berkali-kali baik Chaeyeon maupun Chungha selalu operator yang menjawab panggilan. Bukan Sejeong.

"Aku takut Sehun oppa macam-macam." ucap Chungha cemas.

Kai memutarkan kedua bola matanya malas menanggapi kecemasan berlebihan dari Chungha.

"Astaga. Sehun tidak akan melakukan hal yang brengsek. Percayalah!" ucap Kai percaya diri agar Chungha yakin dan tak lagi khawatir.

Andai Kai tahu apa yang saat ini terjadi kepada Sejeong yang tengah tersiksa oleh nafsu dan amarah Sehun. 

Fuckboy Undercover SoftboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang