Baru beberapa menit terlelap setelah lelah menggagahi Sejeong, ia mendengar suara isakan tangis. Sehun menoleh dan melihat Sejeong dengan sebelah tangan dan kakinya yang masih Sehun ikat, sengaja Sehun hanya melepaskan bagian kiri saja karena ia masih belum puas membuat Sejeong tersiksa.
"Oppa...." isak Sejeong.
"Anggap saja ini adalah hadiah darimu untuk wisudaku besok. Kau tak perlu datang ke wisudaku karena malam ini juga aku akan pergi ke New York. Sampaikan kepada oppamu, hutang telah lunas. Tubuhmu sudah lebih dari cukup atas semua hutang-hutang Kim Jongin. Sampaikan juga salam perpisahan dariku untuk Chungha." ucap Sehun sambil melepaskan ikatan yang menggunakan sabuk besi pada kaki dan tangan Sejeong.
Mata Sejeong terbelalak mendengar pengakuan Sehun yang teramat sangat kejam memperlakukan dirinya setara dengan hutang-hutang kakaknya, Kai atau Kim Jongin. Sehun yang sudah memakai boxer namun masih bertelanjang dada melemparkan semua pakaian Sejeong tepat di wajah Sejeong.
"Pakai seragammu setelah itu kau bisa...Per~gi!" Sehun menekankan kata pergi sambil menunjuk pintu.
Sehun pergi meninggalkan Sejeong agar Sejeong dapat bersiap mengenakan kembali pakaiannya. Sehun pergi ke dapur untuk mencari sesuatu yang dapat menghilangkan hausnya. Hati Sejeong merasa teramat sangat tersayat setelah Sehun merenggut hal berharga miliknya kini ia memperlakukan Sejeong seperti sampah. Pintu kamar tertutup keras membuat Sejeong terperanjat kaget.
Sejeong beranjak bangkit tetapi sesuatu dibawah sana terasa perih dan sakit. Sejeong harus berjalan sedikit mengangkang agar tidak ada gesekan yangg membuatnya terasa semakin perih. Air mata Sejeong terus bercucuran bersamaan dengan rasa perih yang ia rasa.
Sementara Sejeong tengah memakai pakaiannya, Sehun menatap kosong jendela apartemennya yang langsung mengarah ke jalanan ramai kota Seoul. Segelas anggur di tangannya menemani Sehun saat ini. Hari ini adalah hari pertama bagi mereka berdua. Hari pertama Sejeong sebagai wanita yang tak perawan dan hari pertama Sehun sebagai pria tak perjaka lagi.
"Sekali tak akan menjadi masalah. Mungkin. Aku harap begitu. Bodoh aku mengeluarkannya didalam." Sehun mengutuk dirinya sendiri.
Pintu kamar terbuka bersamaan dengan Sejeong yang telah rapi dengan seragamnya namun wajah dan rambutnya nampak kusut. Mata Sejeong bengkak. Sehun terkejut ketika Sejeong menghampirinya dan berlutut sambil memegang kedua kaki Sehun.
"Mianhae oppa jika kau kecewa denganku. Jebal. Percaya kepadaku, aku tidak bermain dibelakangmu dengan pria lain. Aku dan Cha Eun Woo di halte tadi? Sungguh..."
Sehun menarik Sejeong agar bangkit dari kakinya, tak sampai disitu Sehun juga menyeret Sejeong keluar dari apartemennya dengan kasar.
"Aku benci wanita yang tubuhnya dipakai tidak hanya oleh 1 pria!" ucap Sehun sambil menutup pintu membiarkan Sejeong yang terus menangis memohon kepadanya agar Sehun mendengarkan penjelasan Sejeong dan percaya.
Tak kenal menyerah, Sejeong terus mengetuk pintu apartemen Sehun.
"Sehun-ssi, aku mencintaimu. Aku sudah menuruti apa yang kau inginkan untuk tidak memakai pakaian yang seksi kecuali saat bersamamu. Aku telah berubah untukmu..."
"Sehun oppa. Jebal. Beri aku kesempatan kedua untuk kesalah pahaman ini."
"Aku tau kau sedang dalam situasi yang marah besar tapi bisakah kau mempercayaiku kali iiiiniii saja. Ne?"
"Eoh? Oppa... Oppa.."
Sebelum akhirnya petugas keamanan membujuk Sejeong agar tidak mengganggu kenyamanan di apartemen. Sejeong tidak ingin beranjak pergi dan terus mengetuk pintu berharap Sehun membukakan pintu untuknya. Petugas keamanan memanggil rekannya yang lain untuk menyeret Sejeong pergi dari apartemen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fuckboy Undercover Softboy
FanfictionMature Content❗ 2️⃣1️⃣➕ Warning Content⚠️ 18+ bocil dilarang keras mampir yeeee wkwk inget ini kawasan 21+++++++++ HAMPIR TIAP PART PENUH DENGAN NUANSA KE-NC-AN ☻☻☻ Harusnya sih oneshoot eh malah oneweek jadinya wkwkwkwk Oh Sehun mahasiswa berandala...