Tak ingin tanggung-tanggung, Sehun dengan hati-hari menarik Sejeong masuk kedalam bathub yang belum terisi air. Pinggang ramping Sejeong dapat terlingkar oleh lengan kekar Sehun hanya dengan satu tangannya saja. Tangan yang satunya tak ia biarkan begitu saja, ia menelusup masuk kedalam hoodie mengusap lembut punggung mulus Sejeong. Sembari mengusap tangannya mencari pengait bra.
Sejeong mengigit bibir bawahnya menikmati permainan Sehun yang membuat darahnya berdesir. Ia menengadahkan kepalanya dengan mata yang tertutup begitu tangan Sehun bebas menjalar ke bagian depan dadanya. Sehun melepaskan bra tanpa membuka hoodie yang Sejeong kenakan, ia lempar ke sembarang arah. Tangan Sehun kembali masuk dan mulai bermain-main. Remasannya yang sensual membuat suara Sejeong tak dapat tertahankan lagi untuk disembunyikan.
Shower yang Sejeong pegang ia lempar begitu saja membuat bathub perlahan terisi air. Sehun melepaskan tangannya yang tengah melingkar di pinggang Sejeong, ditekannya punduk Sejeong saat ia menenggelamkan wajahnya ke leher Sejeong.
Decakan yang Sehun hasilkan bergema di seisi kamar mandi hening itu. Sejeong semakin memejamkan matanya. Tangan Sejeong menjambak rambut Sehun dan yang satunya mengusap punggung Sehun.
Perlahan air mulai mengisi setengah bagian bathub, sebagian tubuh mereka terendam air. Mengikuti apa yang Sehun lakukan, Sejeong menarik pelan kepala Sehun agar menjauh dari lehernya. Kali ini giliran Sejeong yang melakukan itu kepada Sehun. Persis seperti yang Sehun lakukan bagaimana cara ia menghisap dan menggerakan lidahnya di daerah kelemahan Sehun.
"Emmmhhhh...." Sehun melengguh dengan suara yang berat.
Sensasinya yang Sejeong berikan berbeda dengan wanita-wanita yang telah melayani Sehun. Sejeong dapat merasakan sesuatu milik Sehun dibawah sana berdiri tegak menyentuh bagian bawah miliknya, Sejeong menghentikan aktifitasnya dan menatap Sehun dengan tatapan kebingungan.
"Apaaa.. Kenap..aa berhentiih hmm?"
Sejeong tidak menjawab hanya sedikit mundur menjaga jarak antara bagian bawahnya dengan milik Sehun. Sehun memasang wajah kecewa, ia menarik kembali dan membiarkan kembali tak berjarak.
"Tanggung jawab." ucap Sehun singkat penuh makna.
Sehun menuntun Sejeong bangkit dari bathub ia berjalan mengikuti Sehun kemana menuntunnya. Mata Sejeong tertuju pada bra miliknya yang tergeletak begitu saja diatas lantai. Sejeong tak menyadari dirinya saat ini tanpa bra pantas saja terasa menggelikan.
Sejeong duduk di bibir ranjang Sehun, dipegangnya kedua bahu Sejeong oleh Sehun.
"Sebentar." ucap Sehun kemudian berbalik.
Tiba-tiba Sehun membelakangi Sejeong. Terdengar suara sebuah kemasan yang tengah Sehun buka. Membuka apalagi selain benda pengaman itu. Sejeong bangkit dan berdiri di belakang Sehun. Sehun melepaskan semua celananya sudah siap memakai. Namun Sejeong dengan gerak secepat kilat merebut benda yang akan Sehun pakai.
"Apa? Tak ingin pakai ini kau ingin merasakan skin to skin? Baiklah." Sehun bersemangat.
Sejeong menggelengkan kepalanya.
"Aku ingin mengecek dulu benda ini." ucap Sejeong sambil berjalan menuju wastafel di kamar mandi Sehun.
Kondom itu diisi air oleh Sejeong dengan maksud untuk memastikan tidak ada kebocoran. Sehun melongo dan menggelengkan kepalanya. Ia berjalan menghampiri Sejeong. Sejeong menoleh tetapi pandangannya langsung tertuju ke bawah, ia menutup matanya.
"Astaga." Sejeong memalingkan pandangannya saat mendapati milik Sehun tak tertutup sehelai kain.
Sehun menghela nafas kesal.
"Jangan ketakutan begitu dia bisa membuatmu keenakan nanti, ayo." Sehun benar-benar pria dewasa yang tidak sabaran.
Sehun merebut kembali alat pengaman yang berada di tangan Sejeong. Dipasangkannya alat itu didepan Sejeong. Sejeong tak berkedip sesekali ia menelan salivanya dengan berat. Sebesar itukah? Bagaimana jika Sejeong harus dijahit karena robek besar.
"Oppa, aku tidak ingin dijahit." lirih Sejeong.
Sehun mengkerutkan keningnya.
"Apanya yang dijahit?" tanya Sehun.
"Kalau tidak dijahit nanti kalau aku buang air kecil akan deras seperti air terjun kan benda sebesar itu tidak mungkin jika tidak merobeknya. Aku yakin pasti akan robek besar." Sejeong panik.
Sehun benar-benar tak bisa menahan tawanya yang meledak seketika itu juga memenuhi ruangan. Sehun mengusap puncak kepala Sejeong, diangkatnya tubuh Sejeong seperti pengantin baru berjalan menuju tempat tidur king size bersprei putih. Sehun menidurkan Sejeong diatas ranjangnya dengan hati-hati.
"Tepat pukul setengah 8 malam ini aku akan mulai menggagahimu, Kim Sejeong. Selamat hari pertama berkencan denganku." Sehun berbisik di telinga Sejeong.
Sehun menindih tubuh Sejeong. Sejeong tidak merasa berat sama sekali karena Sehun menumpu pada kedua lututnya. Dilepasnya hoodie yang dikenakan Sejeong. Kedua tangan Sejeong langsung menutup dadanya dengan menyilangkan kedua tangan.
"Tidak nyaman? Mau aku matikan lampunya?" tanya Sehun pelan.
Sejeong mengangguk, akan lebih baik begitu saja. Sehun bangkit untuk mematikan lampu. Sejeong menurunkan kedua tangannya. Tak ada Sehun yang kembali mendekatinya, kemana Sehun pergi?
Kresekk..kresekkk..kresekkk...
Terdengar suara Sehun tengah mengambil sesuatu dari kantong kresek. Situasi yang gelap membuat Sejeong tidak dapat melihat dengan jelas hanya ada samar-samar bayangan saja. Dari bayangan yang terbentuk, Sejeong dapat menebak Sehun tengah berdiri dihadapannya. Sesuatu yang dingin menjalar ke sekujur tubuh Sejeong mulai dari leher dan berakhir di atasperut Sejeong, Sehun mengoleskan sesuatu yang manis di telunjuknya pada bibir Sejeong.
"Es krim?" ujar Sejeong. Pantas saja terasa dingin.
Deru nafas Sehun menyapu leher Sejeong.
"Sssllrrrpppp..."
Sejeong meremas rambut Sehun menahan rasa geli. Sehun turun ke dada Sejeong mengabsen satu per satu sepasang bagian tubuh yang kelak akan menjadi tempat ASI bagi anak-anaknya. Sejeong semakin melengguh dan menggelinjang dengan tangan yang meremas sprei sampai membuat tak karuan.
Tangan Sehun tak diam saja, ia membelai kedua paha Sejeong yang telah mengangkang karena tuntutan tangan Sehun.
"Ini sangat luar biasa." Sejeong meracau ditengah menikmati sensasi yang Sehun berikan.
Entah sejak kapan Sehun melepaskan satu kain terakhir yang Sejeong kenakan mungkin sejak Sejeong menikmati permainan Sehun dan fokus dengan dirinya yang terus mendesah tidak jelas sampai tidak menyadari Sehun telah menurunkannya entah dimana sekarang benda itu.
"Kalau sakit tahanlah beberapa saat saja, rasa sakit itu akan berubah menjadi enak mungkin aku juga tidak tahu tapi sepertinya iya. Kau siap? Dia sudah tepat didepan lubang kecil milikmu." ucap Sehun dengan suara berat yang terdengar seksi.
Sejeong menghela nafas, ia bersiap menahan sakit. Kedua tangannya ia kalungkan pada leher Sehun jika terasa sakit ia bisa memeluk erat Sehun sekencang-kencangnya. Sehun menengguk salivanya, ini pertama kali bagi dirinya maupun Sejeong. Dengan gerak yang pelan, Sehun menuntun miliknya masuk, Sejeong dapat merasakan sesuatu mulai menyentuh bibir miliknya.
Untuk mengalihkan rasa sakit, Sehun memberikan Sejeong kenikmatan yang lain terlebih dahulu dengan menghisap serta menjilati bagian kelemahan Sejeong, bagaimana ia tahu itu? Sehun dapat menangkap dan menyimpulkan dengan jelas saat permainannya tadi menjilati es krim pada sepasang benda yang padat dan berisi. Baru saja kepala milik Sehun hendak ia hentakan pada milik Sejeong, ponsel Sejeong yang terletak disamping tempat tidur berdering.
Chungha eonnie.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Fuckboy Undercover Softboy
FanfictionMature Content❗ 2️⃣1️⃣➕ Warning Content⚠️ 18+ bocil dilarang keras mampir yeeee wkwk inget ini kawasan 21+++++++++ HAMPIR TIAP PART PENUH DENGAN NUANSA KE-NC-AN ☻☻☻ Harusnya sih oneshoot eh malah oneweek jadinya wkwkwkwk Oh Sehun mahasiswa berandala...