Juna...

27 13 7
                                    


Arjuna Dinata. Biasa dipanggil Juna atau juga Jun. Cowok putih, ganteng, tinggi, rambut agak ikal dan coklat,  keren yang pastinya. Hobi futsal dan game online. Blasteran sunda dan Amerika. Anaknya asik, lumayan kaya pula. Anaknya pak Simon sama Ibu Melodi.

Temenan sama Dira dan Maira sejak pindah ke Indonesia, itu sekitar umurnya 8 tahun. Naksir Dira tapi nggak berani bilang.

Juna di kamar ternyamannya, dengan dinding hitam putih, ada poster band rock asal Amerika, langit-langit warna coklat kayu dengan lampu menggantung. Ada gitar dan rak buku, rak buku itu bukan hanya berisi buku pelajaran, tapi juga buku komik kesukaannya. Dan satu lagi ada ps dikamar itu. Jendela yang terbuka jika siang, dengan pemandangan diluar adalah halaman belakang rumahnya. Itulah ruang ternyaman bagi Juna.

(Merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur)

Gue suka banget sama Teh Dira, tapi gue nggak berani bilangnya, ntar kalo teh Dira nolak, terus jadi canggung gimana. Tapi kalo bener-bener nggak gue bilang, gue nggak pernah tau apa jawabannya kan.
Andai aja teteh tau kalo gue suka teteh sejak lama. Tapi pasti dia nganggep gue bocah. Uhh galau gue. (Mengepakkan kaki nya di kasur.)

Lalu Juna berkunjunglah ke Rumah Dira, alasannya sih mau nanyain tugas sama Maira. Padahalnya sih mau ngeliat Dira. Kebetulan ini hari minggu.

Tit..tit...

Motor Juna memasukki pekarangan rumah mereka.
Keluarlah Mai melihat siapa yg datang.

"Eh Jun..!" Mempersilahkan duduk.

"Assalamualaikum, Mai"

"Waalaikumsalam. Tumben lo kesini di hari minggu?" Tanya Mai.

"Iya, gue kangen sama teh Dira. Hehehe". Cengengesan

"Dasar bucin. Teh Dira lagi nganter Ayah cek up."

"Hem...nggk bisa liat dong." Muka melas

"Bocah ini. Mau minum kagak?

"Mau dong. Jus ya"

"Aer keran ntar gue kasih mau??" Bercanda.

"Jahat bener."

Lalu Mai kedalam mengambil minum.
Setelah itu lanjutlah meraka mengerjakan tugas nya. Dan setelah selesai, mereka mengobrol.

"Mai, gue beneran suka sama teh Dira, tapi kayaknya dia nggak deh." Tampang serius.

"Emang kagak!!" Ketawa.

"Ih seriusan gue. Gue mau bilang, tapi takut teh Dira nggak mau lagi kenal sama gue"

"Nih ya, teh Dira itu mungkin emang nggk mikirin cowok, tapi dia perempuan, dia juga bisa luluh. Tapi Jun, ada dua cowok selain elo yang suka sama teh Dira. Lo tau bang Jo yg waktu itu kesini kan?"

"Iya tau Mai"

"Nah, itu orang yg mau dijodohin sama teh Dira, dan ada satu cowok lagi yang sekarang jadi dosennya teh Dira, dia juga udah izin ke ayah buat deketin teh Dira. "

"Yah, saingan gue banyak ya"

"Makanya itu. Menurut gue nggak papa sih kalo lu mau bilang soal perasaan lo sama teh Dira, tapi lo juga harus dewasa nanggepin apapun jawaban teh Dira nantinya. Lo harus terima Jun."

"Iya Mai. Gue tau kok perasaan itu nggak bisa dipaksain. Gue bakal bilang ke teh Dira soal perasaan gue," ucap Juna.

"Semangat yaw!"

Lalu karena rasanya sudah lama Juna di rumah Mai. Diapun pamit pulang.

.
.

Maira memang sahabat Juna. Walaupun mereka berdua laki-laki dan perempuan, tapi mereka tidak pernah bertengkar, tidak dalam pertengkaran yang serius. Keduanya bersahabat tanpa melibatkan perasaan suka antara satu sama lain.

Lalu Juna mengumpulkan keberanian untuk mengatakan tentang perasaannya pada Dira. Butuh waktu. Tapi sekarang mereka tengah sibuk untuk mempersiapkan ujian kenaikan kelas. Jadi rencana itu belum dia pikirkan bagaimananya.

Lalu setelah dua minggu kemudian. Ujian selesai. Dan liburpun akan segera tiba.

My Unknown HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang