[Aku berharap tak pernah ada keraguan dalam hatimu. Sebab keraguan itu hanya akan menenggelamkan rasa percaya dan membuat kita hancur bahkan tak tersisa].Kamis 18 Agustus. Pak Rey sudah mulai cuti, karena dosen yang akan menikah diberi cuti selama seminggu. Tapi tidak Dira. Matakuliah nya sudah tinggal sedikit. Jadi dia hanya sesekali ke kampus, dan sekarang tengah sibuk juga mempersiapkan pernikahannya. Walau tidak diselenggarakan besar-besar an, tapi tetap saja banyak hal yang harus di siapkan.
"Dir, ini cocok kagak sama baju pengantin lu?" Tanya Resya sambil memperlihatkan gaun berwarna putih yang ia pegang.
"Bagus kok, cocok sih. Kalo lo suka yang ini gapapalah, yang penting kan warnanya samaan." - Dira mengangguk.
"Bagus kok Res." -Bian
"Ini yang gue deh." Bian juga memperlihatkan gaun yang ia pegang."Coba dulu deh. Ntar malah nggak pas di badan." - Dira
Lalu kedua sahabatnya masuk ke ruang ganti.
"Tada..." Muncullah kedua sahabatnya dengan mengenakan gaun tadi.
"Wih cantik- gaunnya ya." -Dira menggoda sahabatnya.
"Anjirr nih anak." -Resya.
"Ini aja deh." - Bian.
- Gaun Resya
- Gaun Bianca
Lalu setelah selesai membeli gaun Bridesmaids ketiganya keluar. Ke kafe dan menghabiskan waktu hari itu bersama.
"Eh Dir, Lo bentar lagi udah jadi istri. Gimana nih rasanya? " -Bian
"Iya Dir. Penasaran juga sih." -Resya
"Hem, ya gitu sih. Susah juga mau jelasinnya. Gue juga nggak karuan. Sempet ada ragu di hati gue, lanjutin ini atau enggak." Dira menjelaskan dengan serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Unknown Husband
Lãng mạnTiba-tiba saja ada yg datang menemui ayah untuk melamarku. Note: Btw, ini cerita pertama yang aku coba published. Jujur aku masih butuh banget bantuan kritik juga saran🤗