Pria waktu itu

53 16 8
                                    

Seperti rutinitas biasa. Andira kekampus demi mewujudkan impiannya.

"Hai! Udah sampe aja nih."sapa Dira pada kedua sahabatnya.

"Yey ni anak, baru nongol, udah jam berapa nih, hampir telat tauk." Bian mengomel.

"Hahah maafkeun atuh, gue tadi kesiangan.😉" Rayu Dira dengan wajah sok imutnya.

"Udah ah ngomel mulu lu Bi, kuy lah ke kantin, laper gue belom sarapan."ajak Resya. Dia berjalan duluan. Biasalah kelaparan.

"Iya gue juga laper nih Sya," sambut Bian.

"Hem...gue duluan kekelas aja ya gaes, ga laper gue, masih ngantuk banget, merem bentar sampe masuk."ucap Dira yang mulai berjalan berlawanan dengan arah sahabatnya.

"Yaudah kekelas gih, kita ke kantin bentar, mau dibawain sarapan nggak nih, roti mpok dar mau gak.?"tanya Bian.

"Iya boleh deh Bi, thanks ya gaes."
"Its okeh." Mengangguk sembari berjalan meninggalkan Dira.

***

Andira yg tertidur dikelas ternyata diperhatikan oleh seseorang. Seseorang yang sejak awal bertemu Andira langsung jatuh hati. Hanya saja tidak terlihat. Dia adalah Reynanda Prasetya, alias si Dosen manis.

Andira yang tertidur tentu saja tidak sadar diperhatikan oleh Rey. Dari tempatnya memandang Dira dia tersenyum tipis.
Tapi keadaan itu langsung berubah ketika Bian datang.

"Hoy!! Ni anak tidur nyenyak banget dah, ini kelas bukan kamar pribadi elu kalik Dir." Mengejek Dira.

"Ihhh apaan, ngantuk banget gue Bi."

"Emang kenapa sih sampe begadang.?" Tanya Bian penasaran.

" Hem.. gue cerita ini karna elu sahabat gue ya Bi, gue juga bakal cerita ini ke Resya nanti."

"Iya iya Dir." Bian penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh Dira. Dia mentap sahabatnya serius. Menanti penjelasan Dira.

"Jadi gini, semalam kan gue ngerjain tugas Riset, terus Ayah sama Maira kek ngomong agak bisik-bisik gitu, jadi gue auto penasaran dong. Gue nguping, dan dari obrolan mereka gue denger kalo gue mau di jodohin." Jelas Dira pada Bian.

"Ya Allah Dir, serius.? Lo nggak salah denger kan.? Gimana ceritanya mau dijodohin.?" Pertanyaan beruntun dari Bian.

"Satu-satu dong Bi, gue yakin gasalah denger, tapi gue gatau alasan ayah mau jodohin gue, dan gue juga gatau sama siapa. Tapi gue bakal tanya ayah, pasti beliau punya alasan."

"Iya, baiknya sih lu tanya dulu, orang tua mana yg mau ngejerumusin anaknya." Bian menggenggam tangan Dira.

"Iya Bi, makasih ya udah mau dengerin gue cerita." Menatap sahabatnya, tersenyum, dan sedikit lega.

"Iya, udah jangan dipikirin, ntar ingat cerita sm Resya, ntar ngambek tu anak ga di ceritain."nasihat Bian.

"Siap bos!!!" Hormat.

Ternyata dari balik jendela Rey mendengar percakapan dua sahabat itu. Ada sedikit kecewa, tapi dia bukan tipe yg mudah menyerah begitu saja dengan keadaan.

Ternyata yg mengajar dikelas Dira dan Bian pagi ini adalah Rey. Didalam kelas Rey terus saja memperhatikan Dira, tanpa Dira sadari. Rey bertekad akan menyatakan perasaannya, bahkan jika harus datang menemui ayahnya Dira untuk melamar Dira.

My Unknown HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang