3 jam perjalanan kaki, membuat keempat pemuda itu lelah. Memilih istirahat sebentar sebelum memulai sesi foto-foto nya."buset, beneran sakit kaki gue anjir" Win duduk sambil mengurut kakinya.
"Gue juga gila, jauh banget ternyata hutan nya" Khao berkata sambil menata kamera yang akan digunakan.
"Sinyal mati total disini, untung tadi gue ngefotoin waktu perjalanan" Pluem meninggikan hp nya, berharap mendapat sinyal.
Setelah setengah jam istirahat mengumpulkan tenaga lagi, mereka kembali bersiap untuk menyari spot foto yang bagus.
Di dalam hutan ini sungguh unik, ada area yang pohonnya sangat hijau, dan ada area yang pohonnya berwarna merah terang. Siapapun yang datang kesini pasti tersanjung akan keindahan alam yang ada. Membuat betah berlama-lama disitu, walaupun tau banyak bahaya dari hewan liar.
Saat di perjalanan kesini, warga mewanti-wanti untuk berjaga saat akan mengunjungi hutan itu, karena hutan itu jarang dikunjungi manusia termasuk warga sekitar. Win yang mendengar sempat goyah ingin pulang kembali ke homestay. Tapi temannya berhasil membujuk Win untuk tetap ikut.
Win dan Khao yang sudah menemukan spot foto bagus berjalan untuk mengambil foto mendahului Pluem dan JJ yang masih menyetel kameranya.
Khao beberapa kali memperingati Win agar tidak berjalan terlalu jauh tanpa pengawasan mereka. Bisa repot kalau anak itu hilang didalam hutan yang lebat.
Saat asik memotret Win dikejutkan dengan kedatangan dua rusa, dirinya tersenyum senang lalu mengelus puncuk kepala hewan berbulu itu. Lalu dirinya mengambil gambar dengan sepasang rusa jantan dan betina.
JJ, Pluem, dan Khao menghampiri Win ikut bermain dengan rusa yang memiliki tanduk indah seperti di film-film. Win berfikir kalau firasatnya itu tidak benar, toh dirinya enjoy sampai sekarang.
.
.
."Win hadap sini" Saat win menoleh kearah Khao, dia mendapati sahabat nya sedang memotret dirinya bermain dengan kupu-kupu.
"eh, gue belum siap Khao!" Win berlari menghampiri Khao, melihat hasil foto candid dirinya.
"bagus kok, lo kan cakep"
"idih baru tau lo kalau gue cakep? dari dulu kemana aja?" Win berkata dengan songongnya, membuat Khao menyesal telah memuji sahabat satunya itu.
"males gue ngomong ama lo"
"Yahhh ngambek, Khao ngambek" Win berlari menyusul Khao yang sudah bersama Pluem dan JJ.
"Win gausah gelendotan gini dong, berat anjir" Pluem mendepak tubuh Win yang menempel di lengannya seperti koala.
"Ih pluem mah, gue lagi bahagia tau" Win memukul bahu pluem dengan sebal.
"Ya nyadar diri juga dong Metawin, badan lo segede apa"
"BODY SHAMING! GUE ADUIN LO KE PENGADILAN, AWAS AJA" Win melotot sebal kearah pluem yang hanya dibalas dengan juluran lidah dan muka mengejek.
Win segera mengalihkan pemandangan nya kearah hutan, menatap pohon-pohon yang berdiri tegak. Bibirnya berdecak kagum melihat segerombolan burung terbang. Dirinya sebagai anak kota tidak pernah melihat hutan seperti ini.
Kakinya melangkah memasuki hutan sambil membawa kamera dan tas ransel di pundaknya. Win berniat memotret lebih banyak foto karena dia memiliki cadangan polaroid yang banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agape • BW
Fiksi Penggemar"hiks kalian dimana, win takut hiks" "hey" ᥕᥲrᥒ ! thι᥉ b᥊b ᥴ᥆ᥒtᥱᥒt , ιf ᥙ d᥆ᥒ't ᥣιkᥱ ιt g᥆ ᥲᥕᥲᥡ fr᥆꧑ hᥱrᥱ. slow update!