★ - twelve

2.5K 274 29
                                    

"Win jangan diam saja, kamu mau makan apa"

Metawin mengarahkan pandangannya ke arah Bright, menatap Bright penuh selidik. Dirinya enggan menjawab, Win tidak mau makan karena dirinya masih sangat mencurigai lelaki tampan itu, bagaimana kalau didalam makanannya sudah di isi racun? Kan Win bisa mati.

"Astaga Win, tidak mungkin saya masukin racun atau apapun itu didalem makanannya"

"KOK LO TAU GUE MIKIR ITU?!"

"Saya bisa baca pikiran"

"HAH?" Win segera menutup dahinya, berharap Bright tidak bisa membaca pikirannya karena terhalang tangan Win. Melihat itu Bright terkekeh gemas, "Percuma kamu tutup begitu, saya masih bisa baca"

"Sumpah ya lo itu apaan sih? Penyihir?"

"Terlalu ganteng kalau saya jadi penyihir"

"PEDE BANGET" Walaupun yang diucapkan kata itu, tak di pungkiri didalam hati Win menyetujui ucapan Bright, lelaki itu terlalu tampan untuk jadi penyihir jelek.

"Buatkan dia makanan yang biasa dimakan manusia, semua menu keluarkan" Titah Bright ke pelayan nya, terlanjur lelah menunggu jawaban dari mulut Win.

"Makanan yang biasa dimakan manusia..." Win bergumam, tangannya menopang didagu membentuk pose sedang berpikir.

PLAKKK

"ADUH WIN! SAKIT!" Bright memegang pipinya yang ditampar tiba-tiba oleh Win yang duduk dimeja makan disebelahnya.

"LO MAKHLUK APA HAH? KENAPA LO NYEBUT MAKANAN YANG BIASA DIMAKAN MANUSIA? NGAKU GA LO PASTI SILUMAN KAN" Win berteriak sembari mencekik leher Bright.

"Win saya bukan makhluk aneh ataupun siluman, percaya lah. Ugh lepas Win sesak"

"GA YA LO PASTI BOHONG KAN, KALAU LO JADIIN GUE MANGSA LO SALAH! GUE KUAT, GUE BISA BANTING LO SEKARANG JUGA!"

Sebenernya Bright bisa saja melempar Win, namun dirinya tidak mau menyakiti pria manis yang sangat defensif itu. Tangan Win dicekal agar tidak terlalu menekan lehernya.

"Win saya bukan makhluk jahat, saya tidak bohong Win"

"TAPI TETEP AJA LO BUKAN MANUSIA! AAAA KELUARIN GUE DARI SINI SIALANN"

"Ekhem"

Tangan Win yang sedari tadi kuat mencengkram leher Bright menjadi kendur setelah mendengar dehaman suara wanita dibelakangnya. Perlahan Metawin menoleh dan mendapati perempuan cantik yang tengah tersenyum konyol.

"Lo siapa?! Antek nya si siluman ini juga?!"

Bright yang tengah mengelus leher dan pipinya hanya tertawa tanpa suara, berani sekali Win menggunakan intonasi tinggi kepada kakaknya yang ganas itu.

"Hai Metawin saya Namtarn, kakak Bright"

"Ga peduli"

Namtarn hanya menghela napas, tak habis pikir lelaki yang dibawa adiknya bersifat seperti itu. Menyebalkan tetapi lucu juga.

Namtarn duduk di seberang kursi Win dan Bright, matanya terpaut dengan mata Bright seolah sedang membincangkan sesuatu melalui batin mereka.

"Win duduk, makanannya udah mau jadi" Ucapan Bright dianggap angin lalu, Win masih tak bergeming ia tetap berdiri sembari menelisik kakak beradik itu.

"Win say-- WIN! METAWIN!"

Bright berteriak saat melihat Win berlari kencang meninggalkan ruang makan, Namtarn yang melihat itu juga panik. Keduanya bergegas mengikuti langkah Win yang tidak bisa dibilang sebentar, untuk ukuran manusia Win mampu berlari dengan sangat cepat.


Agape • BW Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang