"Bau, bau manusia"
Lelaki yang tengah memandangi mayat hasil karyanya menoleh kearah salah satu komplotannya yang baru saja merubah diri menjadi manusia.
Win mendengar itu terkesiap, ia yang tengah ketakutan semakin meringkuk berusaha agar tidak sampai ketahuan. Ia tidak mau dibabat habis oleh makhluk buas yang menyeramkan itu.
"Apa maksudmu? Siapa manusia yang ada ditengah hutan ini?"
"Tuan, indra penciuman saya tidak pernah salah"
Lelaki itu berdiri "Ayo segera pergi, ini wilayah perbatasan yang memiliki banyak penjaga. Jangan sampai salah satu dari kita tertangkap"
"Tapi tuan-" Sang bawahan itu terdiam ketika diberi tatapan mematikan oleh seorang yang Win yakini sebagai ketuanya. Serigala yang berjumlah belasan itu mulai pergi dengan kakinya yang bergerak sangat cepat.
Win terpaku diam, ia terkejut bukan main.
Barusan...
Barusan ketua dari mereka tengah menatap Win dengan smirk terpampang dibibirnya sebelum mengikuti serigala lain pergi.
Win bingung, sosok serigala itu tahu kalau ia ada disana menyaksikan semua kegiatan jahatnya. Tetapi ia tidak membunuh, bahkan mengalihkan perhatian komplotan serigala lainnya.
Serigala itu bukanlah serigala putih yang membuat Win merasa aman, serigala itu berwarna campur abu dan putih serta sedikit hitam dibagian kakinya, serta taringnya yang mencuat keluar menambah kesan bahwa makhluk ini benar-benar buruk.
Dipandangi mayat serigala yang tidak utuh itu, Win bergidik memikirkan bahwa dengan kekuatan tangan saja bisa melepas kepala dari badannya.
Hari sudah larut malam, ia tidak tahu harus jalan kemana lagi untuk berlindung terlebih Win tidak memiliki alat untuk membantunya dalam pencahayaan dihutan gelap ini.
Setelah berpikir panjang, Metawin memutuskan untuk mencari pohon yang jauh dari tempat kejadian serigala itu. Melindungi diri sebisa mungkin walaupun ia mengerti kalau ganasnya isi hutan ini akan membunuhnya kapan saja, setidaknya Win mempunyai sedikit harapan untuk hidup.
Dirasa sudah aman, Win memejamkan matanya. Berusaha menidurkan dirinya untuk mengumpulkan tenaga diesok hari.
Win Metawin tidak paham, ia tidak berfikir kalau ia sudah ditandai oleh serigala tadi. Dan mungkin perjuangan hidupnya kedepan akan semakin sulit.
.
.
.
"Tuhaaannn, Win lo bener-bener ya! Lo makan banyak banget sampe ninggalin jejak tapi kenapa ga ketemu-ketemu juga batang hidung lo yang pesek itu" Pluem mengerang kesal sambil menunjuk bungkus-bungkus makanan dan minuman milik Win yang ditemukan seolah ia memarahi Win.
"Maaf aja nih, hidung Win lebih mancung daripada hidung lo!" JJ menimpali ucapan Pluem dengan ledekan.
"Heh! Mulut sekolahin, kurang ajar bener menghina gue yang rupawan ini"
"Rupawan dari hongkong, cewek-cewek bahkan cowok-cowok aja gamau sama lo yeeee"
"SOTOY LU, GUE INI FAKBOI KALAU LO LUPA"
"Gue yang paling ganteng ngalah aja dah"
"Najis!" Ucapan Khao dibantah JJ dan Pluem secara bebarengan, "Anjing lo pada" Khao yang memaki kesal memunculkan gelak tawa dari kedua temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agape • BW
Fiksi Penggemar"hiks kalian dimana, win takut hiks" "hey" ᥕᥲrᥒ ! thι᥉ b᥊b ᥴ᥆ᥒtᥱᥒt , ιf ᥙ d᥆ᥒ't ᥣιkᥱ ιt g᥆ ᥲᥕᥲᥡ fr᥆꧑ hᥱrᥱ. slow update!