Baby Boy JUNGWOO [ Luwoo / Caswoo ]

Part 8 - Be brave!

.

.

PART 8

.

.

Lucas senyum-senyum tidak jelas sambil memandangi foto di tangannya.

"Hehe imutnya.."

BUGH

"You're creeping me out dude!" teriak Mark, dia yang barusan melempari Lucas dengan bantal.

Saat ini mereka ada di rumah Jeno, bermain game komputer di kamarnya yang cukup luas.

Yang ikut kemari adalah Lucas, Mark, Haechan, Jaemin, Hendery dan Yangyang... dan tentu saja Jeno sendiri.

"Mau sampai kapan memandangi foto Jungwoo seperti orang gila?" sahut Hendery lalu merebut foto itu dari tangan Lucas.

"Seperti? Lucas kan memang gila" ejek Yangyang, dia sedang merebahkan diri dengan nyaman di ranjang besar milik Jeno bersama Jaemin, mereka sih sedang main game di handphone mereka sendiri.

Laptop Jeno di kuasai Haechan, komputer di kuasai Mark.. Jeno sendiri sedang di dapur menyiapkan camilan mereka, sedangkan Lucas..

Yah, dia melakukan apa yang ingin ia lakukan saja.

"Balikin gak!" Lucas merebut kembali foto Jungwoo dari tangan Hendery.

"Jungwoo nya gak bakalan hilang, gak perlu di pantengin terus" timpal Jaemin.

"Tsk! Jungwoo gendut itu udah gak ada lagi.. sekarang dia kurus..." Lucas melipat tangannya di dada, memasang wajah sebal "Padahal Uwu lucu banget kalo gendut gitu.. kenapa sekarang jadi kurus sih?" lanjutnya

Haechan mempause gamenya, lalu menoleh pada Lucas sambil memasang wajah prihatin.

"Dia itu kurus karena pernah koma berbulan-bulan.." kata Haechan.

"Lucas.. kau itu.. sungguhan suka sama Jungwoo?" tanya Hendery, menatap Lucas sangsi.

Lucasnya sendiri mengangguk semangat di tanyai seperti itu "Iya!"

"Kenapa?" tanya Jeno yang barusan masuk saat Hendery bertanya.

Lucas diam, mencoba berpikir kenapa dia menyukai Jungwoo, tapi ia tak menemukan jawaban sama sekali dari otaknya.

"Aku gak tau.. memangnya suka dengan seseorang butuh alasan ya?"

Yang lain tersenyum mendengarnya

"Justru kami akan membunuhmu jika menyukai Jungwoo dengan alasan" Haechan kemudian tertawa sebentar "Tapi karena kau menyukainya, dia jadi di bulli sama mantanmu" senyum mereka luntur mendengar lanjutan perkataan Haechan.