Bab 1

897 60 17
                                    


Rumah mewah itu masih terlihat terang yang menandakan penghuni rumah tersebut masih terjaga.

Terlihat seorang anak kecil berumur 7 tahun dengan piyama tidur yang melekat di tubuh gempalnya tengah asik bermain mobil-mobilan di ruang tengah rumah mewah tersebut.

“Ahhh...bibi Kim remot mobil Hae mati” adunya manja pada bibi Kim. Pengasuh anak tersebut.

“Ahh benarkah? Coba sini bibi lihat” sang pengasuh mendekati sang Tuan muda yang tengah manyun karena remot mobil-mobilan terbaru miliknya mati.

Sang pengasuh mengamati mainan baru milik Tuan mudanya. Dan ternyata remot itu kehabisan daya.

“Tuan muda daya remot ini sudah habis. Jadi harus di charge dulu ya,” ujarnya kepada Donghae.

“Ahhh... Kenapa harus di charge segala. Kenapa tidak diganti baterai saja. Hae masih mau memainkannya bibi,” ujar anak itu sambil bergelanyut manja di pangkuan sang pengasuh.

Sang pengasuh tersenyum gemas saat melihat anak majikannya ini merajuk.

“Tidak bisa tuan muda. Remot ini tidak bisa diganti dengan baterai karena mainan ini harus di charge. Lihat tidak ada tempat baterainya bukan” tunjuknya pada mainan Donghae.

Anak kecil berbadan gempal itu mendengus sebentar. Sebelum berpindah duduk di sofa.

“Ya sudah charge saja kalau begitu” ujarnya.

“Tapi hae mau main apa? Hae bingung bibi” lanjut anak itu sambil berguling guling di sofa. Yang membuat rambutnya berantakan.

Sang pengasuh mendekati Donghae dan mendudukkan tubuh anak itu di dekatnya.

“Tuan muda mau bibi ceritakan dongeng lagi tidak?” tawar nya.

Donghae menggelengkan kepalanya kuat.

“Tidak mau. Dongeng yang di ceritakan bibi seram. Hae tidak suka itu” ujar Donghae. Anak itu ingat beberapa hari lalu sang pengasuh menceritakan cerita yang seram hingga anak itu menangis ketakutan.

Ting tong..

Tiba-tiba bell pintu depan berbunyi nyaring. Tak berapa lama masuklah dua orang dewasa dan seorang anak kecil yang seumuran dengan Donghae.

Melihat orang tuanya pulang Donghae langsung berlari dan menerjang tubuh orang tuanya.

“Eomma....”

Aigoo... anak eomma kenapa belum tidur eohh. Ini sudah malam sayang” ujar Lee Haeun. Ibu Lee Donghae itu menyibak rambut sang anak dan mencium pipinya gemas.

“Hae menunggu eomma dan appa pulang. Iya kan bibi” tanyanya meminta persetujuan dari sang pengasuh.

“Ne Tuan, Nyonya, Tuan Muda belum mau tidur. Katanya ingin menunggu anda pulang” jawab sang pengasuh.

“Hae, Appa dan Eomma punya hadiah untukmu” ujar Lee Sungjae. Ayah dari Donghae.

Mendengar kata hadiah seketika mata Donghae berbinar cerah. Ia langsung berhambur ke pelukan sang Appa.

“Mana hadiah nya Appa?” tanya Donghae. Tidak lupa bocah itu menadahkan kedua tangannya.

“Hadiah mu ada disini sayang” Haeun menarik seorang bocah yang berdiri malu-malu di dekat kakinya.

“Nah Donghae, ini Hyukjae. Mulai saat ini Hyukjae akan menemani Hae bermain.”

Ucap Haeun memperkenalkan seorang bocah kecil berbadan kurus yang seumuran dengan Donghae.

Attention Not FreedomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang