Bab 3

406 57 18
                                    

Pagi hari di keluarga Lee tampak tenang seperti biasa. Donghae yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya berjalan menuruni tangga dengan malas-malasan. Kaki jenjangnya melangkah menuju ruang makan. Namun matanya dibuat iritasi saat melihat adegan yang begitu memuakkan.

"Hyuk buka mulutmu biar Eomma suapi"

Haeun tengah memaksa Hyukjae memakan sarapan paginya.

"Tidak Eomma perutku masih tidak enak" tolak Hyukjae halus.

"Terus kau makan apa sayang biar eomma buatkan untukmu. Bubur.. kau mau bubur hmm? Eomma buatkan dulu ya" tanpa menunggu persetujuan dari Hyukjae, Haeun langsung melesat ke dapur.

Donghae melihat semuanya. Bagaimana ibunya memperlakukan Hyukjae begitu istimewa. Sebenarnya yang anak kandungnya siapa?

Srekkk.....

Dengan kasar Donghae menarik kursi meja makan dan memulai acara sarapan paginya.

"Lee Donghae ada yang ingin Appa bicarakan padamu setelah ini" ujar Sungjae dingin enggan menatap wajah putranya.

Mendengar perkataan sang ayah, Donghae sudah yakin pasti setelah ini ia akan mendapatkan masalah.

"Lee Donghae jelaskan pada Appa apa maksud dari foto-foto ini" tanya Sungjae sambil melemparkan beberapa foto Donghae yang tengah berada di arena balapan liar.

"Jadi selama ini kau balapan? Kau meminta Appa membelikanmu motor sport hanya untuk balapan? Iya begitu?" bentak Sungjae.

Donghae memutar bola matanya malas.

"Terus apa masalahnya jika aku balapan? Aku menyukainya" jawab Donghae cuek.

"Lee Donghae dengarkan Appa mulai sekarang Appa akan menyita motormu. Appa tidak suka melihat anak Appa balapan liar seperti itu. Sekarang mana kunci motormu"

Donghae menatap ayahnya kesal. Sebelum memberikan kunci motornya dengan kasar.

"Donghae dengarkan Appa, ini baru hukuman ringan untukmu. Jika sampai Appa mendengar kau balapan lagi. Appa tidak segan-segan menjual motor sportmu itu. Mengerti!!" tegas Sungjae.

"Aishhh....Appa tidak adil padaku" ucapnya sebelum berlari keluar rumah mewahnya. Mengabaikan suara Sungjae yang memanggil memanggilnya.

"Sial..sial..sial.. Kenapa Appa bisa tau aku balapan. Siapa yang memberikan foto-foto itu?" Donghae memukul-mukul setir mobil sport mewahnya.

"Lihat saja aku akan memberikan perhitungan pada orang yang sudah berani mengambil foto-fotoku" monolognya sebelum melajukan mobil sport itu menuju sekolahnya.




~

Hyukjae sedang dalam perjalanan menuju sekolahnya diantar oleh sang ayah.

"Hyuk.. Kenapa kau terlihat murung? Apa kau sakit?" tanya Sungjae yang melihat sang anak tampak sangat tidak semangat.

"Tidak apa.. Hyukie hanya bingung dengan sikap Donghae yang selalu saja begitu pada Hyukie..." ucapnya dengan kepala menunduk.

"Maafkan sikap cuek Donghae, Hyukie.. Appa sudah mencoba berbagai cara tapi sikapnya semakin menjadi. Tapi appa yakin dia akan segera baik padamu Hyuk" Sungjae mengusap kepala sang anak.

"Tapi appa... Donghae sekarang semakin kasar padaku. Bahkan beberapa hari lalu ia tega meninggalkanku di sekolah saat hujan. Bukan hanya itu, dia juga sering menyuruhku untuk mengerjakan tugas-tugasnya yang banyak itu" adu Hyukjae.

Attention Not FreedomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang