Bab 10

472 44 25
                                    

Hyukjae berbaring menatap langit-langit kamar rawatnya. Mengabaikan seorang dokter dan suster yang tengah mengontrol kesehatannya. Pikiran pemuda itu tengah berkecamuk memikirkan kemungkinan yang akan dirinya alami setelah ini.

"Hyukjae_ssi keadaan anda sudah mulai membaik. Tapi anda masih belum boleh melakukan kegiatan yang berat. Alangkah baiknya jika ada yang merawat dan menjaga anda"

"Baik dokter. Terima kasih banyak" ujar Hyukjae dengan senyum lemahnya.

"Ngomong-ngomong dimana orang tua anda?" tanya dokter itu penasaran. Pasalnya ia tidak melihat orang tua pasiennya ini. Biasanya akan ada salah satu dari mereka yang menjaga Hyukjae.

"Ahh..itu dokter. Mereka sedang menjenguk saudaraku. Bukankah dia juga habis selesai operasi. Jawab Hyukjae gugup ia tidak mau jika dokter ini mengetahui masalah yang sedang menimpanya.

Dokter itu mengangguk mengerti.

"Ya sudah saya pergi dulu. Kalau ada apa-apa tekan saja tombol yang ada di atas ranjangmu itu.

Hyukjae mengangguk guna menjawab sang dokter.








...

Sudah 2 hari Donghae di rawat pasca operasi pembersihan paru-parunya. Namun, ada yang janggal dengan sikap kedua orang tuanya. Mereka jadi sering menemani dirinya.

"Hae kau mau makan? Biar eomma siapkan ya?" ujar Haeun seraya menyiapkan bubur untuk dirinya yang kebetulan sekali ini adalah bubur buatan Haeun sendiri.

"Ne eomma"

Donghae memperhatikan sang ibu yang dengan telaten memindahkan bubur dari termos ke dalam mangkuk. Sebelum kembali berjalan mendekati dirinya.

"Buka mulutmu Hae, biar eomma suapi" ujarnya halus.

Donghae membuka mulutnya guna menerima suapan dari sang ibu.

"Bagaimana rasanya Hae, enak tidak?" tanya Haeun kepada Donghae.

"Ini enak sekali eomma. Hae sangat suka" ujar Donghae jujur. Selama ini Donghae memang jarang menikmati bubur buatan sang ibu.

"Syukurlah kalau kau menyukainya. Eomma senang. Chaa... sekarang kau makan yang banyak agar cepat sembuh" ucap Haeun seraya kembali menyuapi sang anak.

Dari luar kamar rawat Donghae, Hyukjae melihat bagaimana Donghae begitu bahagia ketika bersama ibunya. Rasa iri kembali melingkupi hatinya. Namun, ia tidak ada hak untuk iri kepada Donghae. Melihat fakta bahwa Donghae adalah anak kandung keluarga Lee, sedangkan dirinya hanya anak angkat yang tidak tau diri.

"Lebih baik aku kembali ke kamar saja" monolognya. Niat hati ingin menjenguk Donghae. Tapi, begitu melihat Donghae dan Haeun dia merasa malu.

"Sedang apa kau disini?"

Hyukjae tersentak kaget saat mendengar suara orang yang begitu di kenalnya. Dengan hati-hati ia menolehkan kepalanya.

"Appa"

Sungjae baru kembali dari kantornya. Saat sedang berjalan menuju ruang rawat Donghae, ia melihat Hyukjae yang sedang mengintip ruang rawat anaknya. Mengingat pengakuan Hyukjae beberapa hari lalu membuat emosi Sungjae kembali.

"Aku bukan ayahmu. Aku tanya sekali lagi, sedang apa kau disini?" tanya Sungjae tajam.

"Maaf appa, Hyukie hanya ingin menjenguk Donghae" jawab Hyukjae takut.

Attention Not FreedomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang