14 (TAK ADA YANG MENGIRA)

92 3 5
                                    

{JANGAN LUPA FOLLOW VOTE DAN COMMENT YA, ITU IBARAT VITAMIN NYA AUTHOR TAMBAH SEMANGAT}❤️

[TAK DA YANG NENGIRA]
Langit yang cerah seketika berubah menjadi mendung, hujan mulai turun Risa mengangkat tas untuk melindungi rambutnya, memeluk erat rantang berwana pink dan berlari kecil menuju rumah Dika yang tak jauh dari tempat itu,karena dia tidak membawa payung.
Dengan suasana sangat bahagia karena hari ini dia membawa makanan spesial yang dibuatnya sendiri, hasil belajar kurang lebih dua bulan sama bibi.

***
"Lo ngapain kesini sih?"

"Kita balikan ya, please." Pinta Angel pada Dika

"Gak bisa."

"Aku janji bakal jadi lebih baik buuu."

"Gak bisa ngel, masih banyak cowok yang mau sama Lo diluar sana."

"Tapi kenapa? Kenapa waktu itu kamu mutusin aku? Kamu belum jelasin itu Dik."

"Ya gue gak nyaman sama sikap Lo ngel."

"Apa karena cewek yang sialan itu?"

"Sialan? Siapa maksud Lo?"

"Clarissa!"

"Jaga mulut Lo,  dia bukan cewek sialan."

"Terus apa dong? Cewek bangsat? Cewek perebut?"

"Dia gak ngerebut gue dari Lo, tapi gue yang mau sama dia, Sekarang Lo keluar."
"KELUAR!!"

Angel yang melihat Risa menuju rumah Dika itu, tiba-tiba memeluk Dika erat. Tanpa balasan peluk dari Dika
"Lepasin, apa-apa an sih Lo." Ucapan Dika malah mempererat pelukan Angel

Praangggg*
Risa menjatuhkan rantang yang dia bawa, hati bahagia Risa seolah bernasib sama dengan langit siang ini.
Dika membalikan badannya, dan menangkap wajah kecewa Risa. Dika menghampiri Risa yang mulai mundur dan pergi dari rumah Dika.

"RISA GUE BISA JELASIN." Teriak Dika yang menyusul kepergian Risa

Hujan yang mulai deras mengiringi tangisan Risa, yang terlihat sangat mendukung dan menggambarkan suasana hati Risa saat ini.

"RISA DENGERIN DULU PENJELASAN GUE." Teriakan Dika yang menghentikan langkah Risa

Dika meraih tubuh Risa kedalam pelukannya, merasa bersalah walau dia tau ini salah paham. Dia juga tau betul jika dia ada di posisi Risa saat itu dia juga bakal merasakan sakit yang sama. Dika menyeka air mata Risa yang sudah tercampur dengan air hujan, menatap sesal pada wajah Risa yang sudah sesegukan

"Ke rumah gue yuk, gue jelasin disana." Ujar Dika

"Gak perlu dik, semuanya udah jelas."

"Tapi Lo belum denger penjelasan gue sa, ikut gue ke rumah ganti baju Lo." Dika menggenggam erat jemari Risa tapi Risa menolak

"Lepasin Dik, Lo urus aja mantan Lo itu." Risa pergi meninggalkan Dika

Dika hanya bisa menatap nanar punggung Risa yang semakin menjauh, bukan nya gak mau ngejar tapi Dika tau jika dia menjelaskan nya sekarang itu gak akan mengubah justru akan mengperkeruh keadaan, karena saat ini perasaan Risa sudah kalut dengan kecewa.

Dika pun memutuskan untuk kembali ke rumah.

"Ngapain lo masih ada disini?"

"Kita balikan aja ya."

"LO GILA YA? GUE UDAH PUNYA PACAR."
"DAN JANGAN PERNAH GANGGU GUE DAN RISA!" Dika membuat sentakan yang bikin Angel sangat tak percaya bahwa itu seorang  Radika

"Tapi Dik.."

"KELUAR LO SEKARANG!!!" Dika yang sudah diselimuti keamarahan dan membuka kan pintu kasar.

"NUNGGUIN APA LAGI LO? CEPET KELUAR!!"

Angel yang hanya bisa menangis melihat perlakuan seorang Radika yang dulu selalu lemah lembut, sekarang semuanya berbanding terbalik.

"Ah bangsat." Decih Dika kesal

Ini bukan Dika yang lemah lembut, Dika yang kasar muncul saat ini karena problematika cinta.

Dika melajukan motornya dengan cepat entah dia akan pergi kemana? Saat ini dia membiarkan tubuhnya itu dikendalikan oleh semesta, dengan perasaan kalut hujan deras pun tak ia perdulikan. Suara motor yang melaju dengan kecepatan super pun bertabrakan dengan suara hujan. Saat ini keadaan bagaikan antonim dari Minggu lalu

Flashback on*

"Dik kita mau kemana?"

"Lo maunya ke mana?"

"Kemana aja asal gue sama Lo."

"Kok minggir sih?" Tanya Risa

"Ini hujan, Lo gak liat? Gue gak mau Lo sakit."

"Gak papa Dik, yuk ujan-ujanan."

"Dibilangin ngeyel ya,cepet turun hujannya makin deres Ris."

"Gak mau, ayok jalan lagi."

"Iya-iya." Dika pun melakukan motornya

Risa yang tiba-tiba melentangkan tangannya dengan raut wajah sangat bahagia itu berteriak seolah mengungkapkan rasa bahagia yang sedang dia rasakan
"Radikaaaaaaaaaaa I love youuuu."

"Risa jatoh sayang."

"Gak mau." Penolakan Risa yang membuat ide iseng Dika muncul

Dika menambah kecepatan mendadak yang membuat Risa duduk dan meneplok. Neplok dong bahasanya, emang cicak:(

"Lo gila ya? Lo mau gue jatoh? Pelanin motornya gue takut kalo Lo ngebut." Risa yang semakin mempererat pelukannya

"Siapa suruh gak bisa dibilangin."

"Iya maaf, tapi pelanin motornya."

"Gue pelanin motornya tapi pelukannya tetep gini ya?" Ah modus lu Bambang,eh Dika

Hari yang mulai gelap, dengan keadaan jalan serasa milik mereka berdua pelukan yang menghangatkan derasnya air hujan diantara mereka

Deg*
Hati Dika tertegun mengingat itu disaat ini, masa-masa indah yang akan teringat manis jika saat ini Risa ada disampingnya, tapi dia merasakan hal yang sebaliknya. Saat ini dia ada dibawah langit yang sama seperti Minggu lalu, di motor yang sama, di keadaan hujan yang sama tapi saat ini dia sendirian. Tak ada cubitan Risa di pinggang nya karena ketakutan saat Dika melaju cepat ,tak ada teriakan ceria dibangku bonceng belakang dan tak ada pelukan yang menghangatkannya saat ini. Roda berputar itu nyata, bahkan dalam waktu yang tak bisa terkira.

***
Risa hanya bisa menumpahkan air matanya di atas bantal saat ini, tak ada pundak untuknya bersandar, tak ada tangan lain yang menghapus air matanya selain tangannya sendiri saat ini. Tema malam ini pun lain dengan malam-malam sebelumnya:(

___
Makasih buat yang udah baca, maaf kalo masih banyak typo dan kesalahan lainnya. Gimana suka sama ceritanya? Semoga aja suka. Tunggu part selanjutnya, jangan lupa Voment dan share juga ke temen-temen kalian biar bisa ngehalu bareng. Bye


Halu Aja Dulu |On Going|•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang