; 20 - comeback.

83 13 0
                                    

"Eh rashna? Ngapain disini ko belum pulang?' ucap tacha sambil menengok ke arah belakangnya nya.

Iya yang manggilnya tadi itu si rashna

"Abis nonton lah, masa jualan kolak" ucap Rashna dengan senyum khas nya.

"Becanda mulu awas CLBK" celetuk Senja sambil tertawa.

"Jidatmu, enak aja kalo ngomong" komen Tacha.

"Aminin aja, nja" ucap Rashna lagi.

"Heh" Tacha menengok kearah Rashna sambil melotot.

Si pemilik nama hanya tertawa melihat tingkah laku Tacha.

"Balik Cha, udah mau sore tau" ucap si Rashna. Siapa lagi.

"Ini mau balik, lu malah nongol"

Lelaki tersebut hanya terkekeh kecil atas jawaban Tacha.

"Yaudah ras, gue sama Tacha balik duluan ya. Dadah, salamin sama anak anak basket tadi gue duluan" pamit Senja kepada rekannya itu, Rashna.

"Dadah" Tacha melambaikan tangan seraya menghilang perlahan.

"Chaa, chaa, ga berubah juga" ucap Rashna menatap punggung —Tacha yang perlahan menghilang sambil tersenyum.

-

Tacha dan Senja sudah menaiki buswaynya kali ini. Benar seperti dugaannya, tidak ramai tumben juga dugaannya kali ini benar.

Tacha banyak ngobrol bersama Senja tentang hari ini, bagaimana serunya hari ini. dan tidak lupa bahas lelaki inceran si Senja dari team basket tadi.

"Parah Cha, si jae kenapa jadi cakep banget ya" puji Senja dengan senyum nya yang semerkah.

Lagi lagi, diujung sana hadir sepasang mata yang menatap mereka berdua, dan lagi lagi tanpa disadarinya.

Entah keajaiban atau bagaimana, selalu saja sang pemilik mata, mendapatkan busway yang sama, juga rute yang sama.

Bedanya, kali ini ia sendiri.

"Cha, lu pernah kangen sama rj gak" tanya Senja di tengah obrolan kali ini.

"Ngapain kangen rj, dirumah kan banyak setiap hari bertambah wujudnya" ucap Tacha sombong.

"Halah, boke nangis" ledek Senja.

Di sana, sang pengamat sejak tadi hanya tersenyum, dengan gumaman yang terucap "ah, masih seperti dulu. suka rj" ucapnya sambil tersenyum.

Sang pengamat sangat sangat merindukan si remaja berkulit putih, yang tubuhnya pendek itu. ia pernah menjadi orang yang selalu ada, hingga saat sekarang harus berpisah.

Ah, tidak. Tidak berpisah, mereka sempat bertemu beberapa kali, tapi tidak terlalu intens akan satu sama lain berinteraksi.

"Cha, gw duluan ya" ucap Senja seraya menuruni busway yang kini mereka tumpangi.

Tacha tersenyum melihat tubuh Senja yang perlahan sudah tidak terlihat lgi.

Busway sudah kembali berjalan, kini ia fokus melihat lalu lalang kendaraan yang lewat, membuat dia merasa tidak sendiri.

Sang pemilik senyum masih dengan denial dan egonya untuk bertahan disana, menatap sendu. Dan segala bentuk kerinduan dimatanya. hanya ingin menjaga dalam jarak yang jauh, tidak dekat.

Disisi lain, ternyata. Mata kejam yang sedari tadi memantau Tacha, sang empunya nama. Sedari saat pertandingan basket tadi, sudah siap dalam seluruh rencana yang dibuatnya tadi. dendam, motif utama nya.

🌻~~~🌻

Kini, Tacha sudah sampai dirumahnya, sudah memasuki surga buatannya sendiri, masih rebahan dia. Sambil membuka ponselnya, kemudian membuka aplikasi andalannya, WhatsApp.

For You | Park Jisung [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang