the truth untold.

85 13 2
                                    

heyy, im back ! happy reading 🌻

song recommend : still with you —jungkook


------

"Ras, kan ditanya ngapain. Masa jawabnya sama gue dah" ucap Tacha selepas kepergian cewe itu, Jia.

"Biarin Cha, biar ga bacot. Males bacotnya" jawabnya.

"Dih dasar, sama mantan gaboleh gitu" Ucap Tacha asal.

"Cha, forget that. please."

Tacha tersenyum simpul, kemudian ia berjalan perlahan. Rashna pun buru buru menyelaraskan langkahnya dengan Tacha, kemudian ia menyentuh perlahan tangan perempuan itu.

"Cha, can you hear something? With me?" Ucapnya.

Lantas tacha menengok kearah remaja bersurai pirang tersebut.

"What do you want to talk about, ras?" Ucap Tacha sambil menatap Rashna.

Rashna menarik tangan Tacha perlahan sambil berjalan kearah kursi putih, didekat air mancur taman bermain, pasar malam ini.

Mereka berdua pun duduk, tidak ada yang memulai pembicaraan kali ini. Sepertinya terlalu gugup, atau? Atmosfer yang berubah?

Oke, ego Rashna kini mengalah. Kian perlahan ia membuka suara kepada lawan bicaranya tersebut.

"Cha, ummm" gumamnya sambil menggerakkan kakinya karna bingung.

"Chill, ras. Ga gue gigit juga lo nya anjir" ucap Tacha sambil tersenyum–tertawa bisa dibilang.

Rashna terlihat lebih tenang, kini malah dia ketawa ketawa gajelas gara gara ngeliatin anak kecil yang barusan jatoh, parah.

Hampir saja lupa tujuan utamanya apa, ingin berbicara dan menjelaskan ke Tacha bukan?

"Gini Cha" ucapnya.

"Jadi, gue ga pacaran sebenernya sama Jia, but she dad minta sama gue, buat jagain Jia. Karna dia ngerasa udah gakuat jagain Jia, ya you know ayahnya sakit sakitan iyakan? Iya gitu"

Tacha terus memperhatikan dengan seksama apa saja yang diucapkan oleh Rashna malam itu.

"Terus, Ras"

Rashna pun melanjutkan apa yang ingin ia sampaikan. Tapi, sebelumnya Tacha melontarkan beberapa pertanyaan kepada Rashna saat itu.

"Tapi ras, kok lu yang disuruh?"

"Gue juga gatau cha, jadi pertama nya gue ga sengaja liat Jia jatuh keserempet motor, and i help she. gue bantuin dia, gue anterin pulang and that my first time i see she dad" ucap Rashna.

"Terus lama lama gue sering chattan sama Jia, to be honest gue yang di chat dluan. Ya gue sewajarnya aja sih, karna kan kita masih have relationship yakan" ucapnya lagi.

"Ooohh, terus lanjut dong penasaran nih" ucap Tacha bersemangat.

"Abis itu, gue sering banget diminta bokapnya buat kerumah, entah temenin Jia dirumah kalo sendiri. Padahal posisinya gue adik kelasnya, ya gaenak aja gasih" jawabnya lagi

"Yang paling deep itu, sebelum ayahnya entah pergi kemana, kayanya keluar negri sama nyokapnya. Gue disuruh temenin jia sampe bangun gara² dia sakit, badannya panas banget dia drop trus dia kaya ga sadar gitu"

"Nyokap bokap nya pergi, gue juga gatau kemana akhirnya gue disuruh jagain dia tuh eh gue gatau kalo ternyata dia berdua nitipin ke gua pas jia sadar di bawah bantal dia ada surat...."

Tacha melotot tiba tiba mendengar cerita Rashna saat itu, ada rasa sesak di dadanya yang tiba tiba muncul. Tapi ia bertekad untuk tidak nangis saat itu, karna ia butuh penjelasan selama ini.

"Jangan nangis ya cha, gue mau jelasin supaya lo ga benci gue terus"

"Iya ras"

"Abis itu, gue baca suratnya. Katanya, mereka ke belgia buat berobat, gue gangerti kenapa Jia ditinggal gitu aja. Dan gatau kenapa gue kasian, di surat nya itu bokap nya minta tolong buat selamanya ada buat Jia"

"Dan ternyata, selama ini Jia suka sama gue Cha, gue gasuka Cha"

"Gue cuma terikat janji sama bokapnya aja Cha"

"Dan, gue sakit banget pas liat lo sama Pasha, gue sedih tapi gue sadar gue juga jahat banget sama lo"

"Gue gatau harus apa sampai akhirnya gue mutusin buat jauhin kalian semua"

Tacha sudah tidak mampu menahan yang sedari tadi ingin mengalir ke pipi nya, pipinya menghangat, perlahan air matanya terbendung di rona matanya, bagai air tumpah kini sudah tak tertahan lagi.

Ternyata selama ini, hanyalah sebuah kesalahpahaman. Yang sampai pada akhirnya ia dibenci, iya dia dibenci karna Rashna memilih pergi, pergi ninggalin Jia.

Sebab itu Jia benci sama Tacha, sebenci itu. Entah, kini ia bingung harus apa, rasanya sangat hancur sekaligus sedih begitu saja, tidak tau kenapa.

"Cha, hey. Dont cry, baby" ucap Rashna sambil menangkup pipi Tacha diarahkan sejajar dengan wajahnya.

Wajahny sudah banjir dengan airmatanya, sebenarnya ia pun tak tau mengapa bisa menangis sebanyak itu, kemudian ia mengelap wajahnya.

Rashna tersenyum, kemudian menghadap kembali kearah depan.

"Jangan nangis lagi, ntar rj nya gue jual"

"ISH RAS LAGI MELLOW NIH" ucap Tacha sambil menarik cairan dari hidungnya.

Sesegukan dia.

"HAHAHAHAH"

Rashna tertawa renyah dengan tawa berat ciri khas nya itu.

















.

















.



























.




ps. sumpah tiba tiba aja dapet ide, jdi post sekarang aja ya! aku masih ujian hehe, semangat kalian, oiya makasih udah baca. kapal kalian siapa nih? jangan lupa vote yya! hope you like it, see you🌻🥰.

—clumsyguurl🌻

For You | Park Jisung [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang