Musim hujan telah datang. Gerimis tak henti membungkus hari sejak pagi tadi. Gemuruh awan gelap merundungnya seakan tak rela berbagi tugas dengan matahari. Perkiraan cuaca masih sedikit lebih lama musim gugur akan datang, namun nyatanya hujan sudah lebih dahulu memberi berita.
Gadis itu menyusuri lorong panjang yang didominasi warna putih dengan deretan loker berwarna abu-abu tersebut dengan gaya khasnya. Rambut ikal di setiap ujungnya dibiarkan terurai layu di punggungnya, tubuhnya tidaklah kurus dan tidak pula terlalu gemuk. Hanya seorang gadis lesu yang lembek di bagian bawah lengannya.
Sorot matanya terkadang tajam menusuk, namun kadang pula letih seolah tak tidur semalaman. Bibirnya merah muda, ranum seperti buah cherry yang sudah masak, namun terkadang pucat mungkin sehabis minum semalaman.
Langkahnya sering kali tegap penuh keangkuhan, namun tak surut goyah akibat mabuk semalam. Usianya terbilang muda, duduk di kelas 2 SMA ternama di ibu kota membuatnya selalu dikenang sebagai dewi alam semesta.
Konon, kalau dia masuk dunia artis, pancaran kecantikannya bisa mengalahkan Kim Tae Hee yang selalu dibilang memiliki kecantikan abadi. Gadis itu sedikit mengibaskan rambutnya sembari berusaha membuka pintu loker yang terpajang jelas namanya.
Joo is my name.
Matanya yang bulat sedikit meluruh melihat isi lokernya persis dengan tempat pembuangan sampah. Buku tak beraturan, bahkan sampah sisa cokelatpun ada di sana. Mungkin dirinya adalah salah satu gadis terjorok sealam semesta.
"Lihatlah! Bukankah itu si Joohyun pemabuk?"
"Berani sekali dia masuk ke tempat seperti ini."
Seorang gadis di antara ketiga lainnya yang memakai seragam sama seperti Joohyun itu mendekat, berkacak pinggang seolah memamerkan lekuk tubuhnya yang langsing karena semalam baru selesai gym di tempat keluarga.
"Aku rasa urat malunya sudah putus, atau kurasa keluarganya juga sudah tidak punya rasa malu!" ucapnya bernada meremehkan, dibalas guyonan tawa oleh kedua sahabatnya tersebut.
Joohyun membanting pintu lokernya cukup keras membuat beberapa siswa di sekelilingnya terperanjat. Namun tidak demikian dari ketiga gadis yang sejak dahulu kala menjadi musuhnya.
Mungkin sejak sebelum Korea merdeka mereka sudah lama menjadi musuh bebuyutan.
Joohyun mencoba tersenyum kecil dibalik pucat bibirnya, langkahnya yang goyah mendekati si gadis bermata tajam dan bertubuh manja tersebut.
"Aku rasa kau sendiri tahu bagaimana keluargaku, Choi Mirae."
Mirae nama gadis yang menjadi musuh abadi Joohyun itu mendengus tak menyangka gadis yang dikiranya akan sangat malu untuk mengangkat kepala, kini malah menantangnya dengan sorot mata menyebalkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hypocrite - END
Fanfiction[Romance Dark 18+] Dikeluarkan dari sekolah bukanlah akhir dari segalanya. Joohyun masih bisa bertahan hidup apapun yang terjadi. Dan menjadi baik bukanlah tujuan hidup yang utama. Karena siapa yang berdusta, maka dia yang mendapatkan dunia. Joohyun...