Bab 4 : Harapan di Malam Natal

565 61 17
                                    

Mungkin part ini akan sedikit aneh buat kalian, tapi semoga tetap dalam standar kemauan kalian dan nggak bikin kalian ilfeel sama cerita ini.

Aku nggak minta banyak, cukup sayangi cerita ini dengan klik bintang dan jika memang ingin berkomentar, komentari apapun. Bahkan itu jika typo. Astaga panjangnya.

Selamat membaca!!

Selamat membaca!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tiffany!"

Gadis dengan senyuman cantiknya tersebut menoleh mendengar seseorang memanggilnya.

Joohyun mendekati dengan berlari kecil. "Aku mau minta maaf untuk kejadian waktu itu, aku meninggalkan pestamu begitu saja. Bukan hal yang pantas dilakukan memang, aku minta maaf ya."

Tiffany tersenyum culas. "Tidak apa-apa. Lagipula pestanya berakhir baik kok."

"Ah, benarkah?"

"Tentu saja. Kalau waktu itu kau tidak berkata seperti itu mungkin pestanya akan lebih menyenangkan."

Senyuman Joohyun memudar.

Tiffany berbalik meninggalkan Joohyun yang masih terpaku di tempatnya. "Bagaimana bisa dia menghancurkan pestaku dan hanya meminta maaf saja? Dia kira dia itu siapa."

Joohyun tersentak. Benar. Setelah kejadian itu dia berpikir banyak, mengapa dia harus berkata kasar pada temannya? Tapi dia tak sanggup melihat bagaimana Kyuhyun diperlakukan seperti itu, manusia punya hak, dan Kyuhyun manusia. Dia bukan hewan.

Si gadis berjalan memasuki kelasnya ketika mendapatkan tatapan tajam dari setiap penjuru kelas, Joohyun berusaha untuk tetap tenang dan duduk di kursinya seperti biasa. Menyingkirkan segenap pikiran gila itu dalam benaknya, dia harus tetap tenang meski semua tatapan menusuk itu menghujamnya.

Nari datang dan seperti biasa, duduk di sebelahnya. Joohyun bersyukur, setidaknya ada Nari di sini.

"Apa mereka begitu karena kejadian waktu itu?"

Nari ikutan meringsek mendekati Joohyun. "Tentu saja. Kau tidak ingat kau mengatai tolol si Park Beong Su, dia itu anak pejabat, Joohyun."

Joohyun memutar bola matanya jengah. "Lalu?"

"Aku tidak tahu apa yang akan Beong Su lakukan padamu sewaktu-waktu, mungkin dia akan melaporkanmu ke komite."

"Yak! Harusnya-"

Nari melotot, menunjuk dengan ekor matanya reaksi diam seluruh kelas. Joohyun kembali duduk di tempatnya, menarik napas perlahan dan membuangnya dengan harap emosi ini mereda.

"Tapi, harusnya mereka yang intropeksi diri bukan?" Nari menggeleng, "tidak, Joo. Mereka itu punya segalanya, sedangkan Kyuhyun hanya anak beasiswa yang akan dicabut haknya kalau dia membuat masalah."

Hypocrite - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang