Menu hari ini adalah kimchi super pedas yang mampu membuat lidah bergoyang seenaknya. Tidak tahu ampun. Bahkan dari banyaknya menu, kimchi ini yang paling sering dicari. Peneman makanan yang enak untuk apa saja.Dan itu yang kini menjadi makan siang Seo Joohyun, tiada hari tanpa makanan pedas. Kadang Nari dan Fei akan khawatir dengan asupan yang gadis itu cerna. Semua yang berlatarkan pedas akan ditelan hidup-hidup, tapi tak pernah terlihat sembelit ataukah diare.
Joohyun salah satu dari sekian banyak orang yang diciptakan dengan lambung sehat, tapi makananya kadang tidak menyehatkan.
"Lahapnya kau makan, tidak sarapan?" tanya Nari melihat Joohyun menyuap nasinya besar-besar.
Gadis itu menggeleng. "Aku tidak sarapan."
"Tumben, bukannya kau sering makan pagi dengan keluargamu setiap hari?"
Joohyun terdiam, menatap Nari dan Fei yang sibuk dengan lauk pauknya. Sedangkan otaknya mulai terlindas sekian memori. Sarapan pagi? Bahkan Joohyun hampir lupa kapan dia sarapan pagi.
Fei mendecakan lidahnya. "Aku rasa sayur yang dibuat chef ini belakangan selalu kurang garam."
"Oh, benar. Ini benar-benar hambar."
Joohyun mengedikan bahunya. Membuat Fei mengangkat satu alis, perbedaan yang terlihat jelas pada gadis itu belakangan ini.
"Oh ya, Joo, jadinya kapan kau dan Won akan berkencan?"
Joohyun tersedak kimchinya, dan itu bukan hal baik. Si gadis buru-buru menelan rasa hambar dari kuah sayurnya membuat Nari dan Fei menatap risau.
"Aku hanya bertanya, kenapa kau kaget begitu?"
Joohyun mendengus meski tangannya membersihkan bibirnya. "Tapi tidak mendadak begitu nanyanya. Aku tidak tahu, Won menghubungiku semalam dan hanya membicarakan mengenai keseruannya selama acara olahraga. Menyebalkan."
Nari menggeleng tak percaya, dia meletakan sumpitnya. "Won menyebalkan sekali. Berapa lama kalian teleponan?"
"1 jam."
"Astaga! Selama itu kalian hanya membahas hal tak berguna?!"
Fei menepuk bahu Nari membuat si gadis menjerit. "Jangan begitu, Nari. Kalau Won dengar gimana? Hal itu bisa jadi hal yang berguna dan berharga bagi Won."
Nari mengusap pundaknya yang terasa panas. "Aku kan hanya bicara, kenapa kau yang marah?"
Fei tak menjawab dan mengunyah rasa hambar dari sayurnya lagi.
Joohyun menggeleng saja melihat tingkah dua sahabatnya, hingga terdengar suara gaduh dari meja paling pojok kantin. Joohyun berusaha mencari sumber suara dan pelaku yang membuat semua kepala menoleh. Dia hanya melihat seorang siswa dengan badan besarnya tengah berdiri dengan seragam basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hypocrite - END
Fanfic[Romance Dark 18+] Dikeluarkan dari sekolah bukanlah akhir dari segalanya. Joohyun masih bisa bertahan hidup apapun yang terjadi. Dan menjadi baik bukanlah tujuan hidup yang utama. Karena siapa yang berdusta, maka dia yang mendapatkan dunia. Joohyun...