-
-
-
***Aku tertegun melihat kunjungan mereka semua. Tak terasa air mata sialan itu turun sendiri.
"Kirae-san jangan menangis" ucap Historia yang mengusap air mataku
Aku langsung mengusap air mata itu, setelah Sasha dan Mikasa melepaskan pelukannya.
"Eh, tidak mau berhenti" ucapku datar yang masih mengusap air mata sialan ini. Mereka tertawa melihatku yang kebingungan dengan air mata yang terus keluar.
-
-
-
***Aku tidak bisa tidur, ditemani lilin yang menyala dan sinar bulan dari jendela. Aku masih berfikir, entah kenapa aku memikirkan mereka semuanya.
Sampai pintuku terbuka, ku melihat
Siapa yang berkunjung di tengah malam ini."Kau sudah baikan, Kirae?" Ucap orang itu, aku tertegun melihatnya.
"Ha'i, nii-komandan " ucapku dan memberi hormat kepadanya. Ya siapa lagi kalau bukan, Komandan Erwin.
"Kau bisa memanggilku seperti biasa, Kirae" ucap Erwin sambil duduk di tepi ranjangku
"Ha'i niisan" ucapku
"Jadi kau tak kebagian bagian seru nya karena 1 minggu penuh kau tak sadarkan diri" ucap Erwin sambil mengelus puncak kepalaku.
"Hm, aku sudah diberitahu Hanji Neesan tadi" ucapku datar.
"Ja, ini jubah mu" ucapnya dan memberikan jubah hijau lumut bergambar dua sayap yang berbeda warna kearahku.
"Terimakasih, niisan" ucap ku.
"Aku akan kembali bekerja, kau istirahatlah" ucapnya
"Jangan sampai sakit niisan" ucapku
Erwin menoleh dan mengangguk setelah mendengarkanku.
Sepi
Aku kembali merenung, kembali berfikir dengan cerita dari Hanji.
"Titan perempuan? Targetnya Eren? Akal?" Monologku yang merangkai setiap penjelasan Hanji dan beberapa dari teman-teman tadi saat menjengukku.
"Massaka?!" Monologku yang sudah dapat jawaban dari semua ini. Aku berusaha untuk berdiri. Aku berjalan dengan bantuan tembok sebagai peganganku. Dan aku ke arah dapur.
Kenapa aku bisa hafal seluk beluk markas ini, karena aku dibesarkan disini selama 5 tahun.
"Niisan" ucapku yang membuka pintu dapur, yang aku temukan bukan hanya niisan, tapi ada Levi, Armin, Eren, Mikasa, dan Jean.
"Ada apa, Kirae?" Ucap Erwin
"Kurasa aku tau siapa titan wanita itu" ucapku yang masih ada di samping pintu, aku berjalan dengan topangan dinding. Sampai tangan Armin membantuku untuk berjalan.
"Arigatou" ucapku ke arah Armin.
"Kau harusnya beristirahat saja" ucap Armin lembut. Aku menatapnya, Armin memapahku padahal tubuhku lebih besar dari dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attack On Titan S1 & S2 (Slow Update)
Fanfiction{Very very very slow update} Seorang yang memiliki daya tempur yang tinggi tiba-tiba ia di suruh mengikuti pelatihan cadet yang membuatnya mengikuti semua aturan yang sama sekali ia tidak menginginkannya. Setelah bergabung, misteri demi misteri atas...