29. Rumah Sakit

153 20 8
                                    

"Makasih ya dok" ucap gue, dokter Junghoon tersenyum dan gue keluar dengan resep obat dan kertas kertas yang harus gue urus, gue meletakkan resep obat di bagian farmasi dan mengambil antrian untuk membayar tagihan rumah sakit.

"Riri?" panggil dokter Janghoon dan gue berjalan menghampirinya. Setelah dua puluh menit akhirnya gue mendapatkan obat gue dan gue sudah membayar tagihan rumah sakit.

"Kenalan saya buka klinik di Sidney, kamu mau saya kasih nomornya?" tanya dokter Junghoon dan gue mengangguk. Mungkin itu opsi yang paling baik untuk saat ini karena gue belum sembuh.

"Jangan lupa perbannya diganti besok ya? Jangan diapa-apain lagi lukanya, apalagi dicutter, nanti berbekas" ucapnya dan gue tersenyum sebelum akhirnya mengangguk. Gue emang cutting beberapa hari yang lalu, lalu hanya gue bilas dengan air tanpa gue pedulikan lagi. Baru saja tadi sebelum sesi gue, suster membersikan luka tangang gue.

"Kamu kapan ke Aussie?" tanyanya.

"Dua hari lagi"

"Saya mau pulang, mau sekalian saya antar ke kimia farma?" tawarnya dan gue menggeleng. Memang, obat gue kurang satu karena tidak ada di rumah sakit. Gue harus ke Kimia Farma Pusat kota gue untuk mendapatkannya.

"Bukannya Brintellix kamu udah abis?" ucapnya dan gue mengangguk. Gue tau dokter junghoon khawatir akan keadaan gue. Memang, untuk sat ini gue bergantung pada obat agar baik baik saja.

Tapi, gue udah bener bener baik baik aja. Gue udah mulai mengikhlaskan semuanya. Gue udah memilih untuk menyerah dengan keadaan dan membiarkan semuanya terjadi.

"Riri?" panggil seseorang dan gue menengok, menemukan abang disana. Abang denger pembicaraan kami sebanyak apa? Ketakutan itu muncul tiba tiba. Gue menahan nafas berusaha mengatur nafas gue yang mendadak sesak.

"Dok saya duluan ya" pamit gue terus menarik abang menjauh dari sana. Gak peduli dengan keadaan gue yang amat kacau saat ini.

"Abang denger sebanyak apa?" tanya gue setelah kami sampai diparkiran rumah sakit yang terbilang cukup sepi.

"Kamu cutting?" tanyanya dan menarik tangan gue mau melihat kebenarannya secara langsung, tapi gue menarik tangan gue lalu menyembunyikannya dibelakang badan.

"Bukan urusan abang" ucap gue singkat, jadi abang denger dari awal.

"Maksud kamu?" tanya abang tajam dan gue entah kenapa tersenyum. Beberapa waktu yang lalu gue takut banget orang disekitar gue marah sama gue dan berakhir meninggalkan gue. Dulu gue merasa bersalah ketika orang disekitar gue marah karena gue melakukan kesalahan. Tapi entah kenapa gue gak perduli sekarang.

"Kalo aku bilang bukan urusan abang ya bukan urusan abang" jerit gue marah. Abang terlihat kaget dengan reaksi gue yang bisa dibilang berlebihan. Apalagi gue gak pernah sesensitif dan semarah ini sama abang.

"Lo peduli apa? Lo tau bokap nyokap cerai dan lo gak bilang gue! Membiarkan gue berharap kalo semuanya baik baik aja dan bisa kembali seperti semula. Meninggalkan gue yang masih berharap kayak orang bodoh dan melewati semuanya sendirian dan sekarang lo perduli? Buat apa? Bukannya toh ngga ada gunanya ya gue dimata lo bang? Kenapa? Kenapa lo baru dateng sekarang? Karena lo ngerasa bersalah? Ngerasa bersalah karena memilih tinggal sama temen temen lo? Atau bersalah karena kata kata lo ke gue? Ngerasa-"

"Bukan gitu dek" potong abang sembari menghampiri gue, berusaha menenangkan. Tapi gue melangkah mundur dan bersikap defensif. Gue masih mengatur nafas gue yang berantakan dan gue menyadari badan gue bergetar.

"Gue capek bang" ucap gue sembari berusaha untuk tenang walau kepala gue mendadak amat sangat pusing.

"Gue capek bang sama ini semua. Kenapa gue harus terus pura pura senyum? Kenapa keadaan gak membaik?"

"Kenapa semuanya nggak bisa kembali seperti semula?"

"Kenapa lo, bokap, dan nyoka setega itu sama gue?"

"Kenapa dunia ini jahat bang-" ucapan gue terhenti saat menemukan seseorang yang berdiri dibelakang abang. Menatap gue dengan pandangan kecewa.

"Seungmin?" panggil gue. Tapi Seungmin berbalik dan berjalan menjauh.

Gue hanya menatap punggung itu menjauh, kaki gue terlalu lemas untuk mengejarnya dan memberikan penjelasan.

Maaf ya min, lo harus tau kebenarannya dengan cara seperti ini.

--
03.06.2020

Update yeay karena besok aku gak jadi UAS hehe. Kemarin aku sibuk banget ngurusin UAS gambar yang naudzubillah tugas semesternya banyak banget. Makalah, gambar autocad sama gambar manual juga): eh uasnya gambar juga mana susah pula duh aku malah curcol.

Makasih ya yang udah nunggu

Salam sayang dari aku

Pit A Pat 📌Hyunjin Stray Kids📌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang