13. Kecurigaan tanpa akhir

229 42 0
                                    

"Lo ngga seharusnya curiga sama gue lix." ucap gue lemah. Gue capek dengan Felix yang selalu curiga sama gue tentang hubungan gue sama ka Lucas sejak gue jalan sama ka Lucas buat nyari kado. Ngga cukup ya mereka menyakiti gue dengan menjauhi gue dan memperlakukan gue seperti orang asing, dan sekarang mereka nuduh gue seenaknya?

Nggak cukup ya gue kayak bukan temen deket kalian kemarin, saat kita ngerayain ulang tahun Felix, Jisung, dan Seungmin?

"Lo kenal gue udah lama lix, seharusnya lo tau gue bukan orang yang kayak gitu." lanjut gue.

"Maksud gue bukan begitu." ucap Felix. Hari ini mereka semua ada dirumah gue, bahkan hingga gue pulang dianter adiknya ka Yuqi, Renjun. Entah gue harus bersyukur atau nggak, karena papa gapulang, dan setau gue, mama lagi di Aussie. Jadi mereka ga bakal secara nggak sengaja melihat orang tua gue berantem. 

"Gue minta maaf karena gue ngga tau kalian nelepon gue."

"Lo darimana?" tanya Hyunjin. Gue menghela nafas, permintaan maaf gue belum mereka terima.

Kenapa gue harus meminta maaf bahkan untuk sesuatu yang bukan kesalahan, tapi kalian nggak pernah minta maaf saat menyakiti gue?

"Ulangtahunnya ka Yuqi."

"Pacarnya Lucas" tambah Felix. Penting banget ya ka Yuqi siapa? Gue beneran dateng kesana karena ka Yuqi, tanpa embel embel pacarnya ka Lucas.

Gue menatap dua lainnya, dan mereka punya pandangan menghakimi dan curiga kayak Felix. Goodjob.

"Okay gue minta maaf ya, bisa nggak, jangan bahas ka Yuqi?" ucap gue memotong pembicaraan. Pembicaraan ini ngga bakal ada akhirnya gue tau itu, dan gue gak mau masalah sederhana ini malah menjadi besar dan runyam. Gue melirik Jisung, dan dia masih menatap gue dengan pandangnnya seperti biasa. Dan gue bersyukur atas hal itu.

itu salah satu hal yang paling gue suka dari Jisung. Jisung selalu percaya apa yang gue katakan, entah itu kebenaran atau bahkan saat gue berbohong. Dia percaya gue sepenuhnya, nggak peduli apapun dan konsekuensinya kalau gue berbohong.

"Yaudahlah" ucap Jisung akhirnya menutup pembicaraan dengan nada final dan gue mengangguk. Gue tersenyum kearahnya, lalu mendadak hening.

Hening yang canggung.

Ya Tuhan kenapa perasaan ini dateng lagi? Ngga seharusnya gue merasa canggung sama mereka.

Masih hening, kayaknya pertama kali sejak gue kenalan sama mereka semua gue merasa canggung setelah perkenalan kami.

Kita saling pandang-pandangan.

"Main pes yu" ajak Seungmin akhirnya mematahkan keheningan yang menyesakkan dan canggung ini. Yang lain mengangguk setuju.

"Yaudah kalian naik dulu gue ngambil makanan sama buatin minum" ucap gue.

"Oke." ucap Jisung, mereka naik keatas dan gue menghela nafas panjang.

---

Yang lain udah pulang, entah ingin memberikan ruang untuk gue dengan felix berbicara berdua atau apa.

"Maaf." ucapnya dan gue menatap dia.

"Lo ngga perlu minta maaf lix, yang perlu lo lakuin adalah percaya." ucap gue sambil menatap matanya karena dari sana gue melihat keraguan itu.

"Ri...."

"Lix, apa yang ngebuat lo ngga percaya sama gue? Gue udah bilang dari minggu kemarin, dan lo masih aja ngga percaya sama gue." ucap gue lelah dan Felix masih menatap gue dengan pandangan bersalahnya.

"Maaf ri, gue tau ngga seharusnya gue gini," ucapnya, lalu terdiam begitu saja tanpa mengatakan alasannya. Pasti ada alasannya kenapa dia terlihat agresif saat melihat gue dan ka Lucas. Pasti ada alasan kenapa dia terus ragu dan curiga terhadap gue. 

Gue menghela nafas melihat Felix yang tampak sedang menyembunyikan sesuatu dari gue. Menyembunyikan masalan besar kenapa dia semarah dan securiga ini dari gue.

Gue ingin bertanya, tapi Felix ngga ingin bercerita. Jadi gue ngga tau harus ngomong gimana dan gue rasa kalo gue minta dia untuk memberi tahu gue akan terkesan maksa dia buat cerita, dan itu bukanlah pilihan yang bijak.

"Ngga papa lix. Lo harus percaya sama gue ya?" gue menutup pembicaraan kita. Felix menganggukkan setuju.

"Gue pulang ya ri?" pamitnya dan gue mengangguk. Mengantarnya sampai depan, menunggunya pergi sampai tidak terlihat lagi. Menutup pagar dan menutup pintu, lantas mendadak luruh.

"Gue harus cerita darimana sama kalian?" lirih gue. Mendadak merasa sesak. Gue tau cepat atau lambat kalian bakal tau tentang masalah gue.

Gue cemas sepanjang hari saat kalian main dirumah, takut tiba tiba ayah gue datang, takut mama ternyata tidak benar benar ke Aussie, mereka bertemu dan bertengkar dan semua hal yang gue tutupi dari mereka akhirnya muncul kepermukaan dan terungkap dengan mudah. Karena hal berharga gue yang tersisa hanyalah sedikit, dan gue ingin terus memilikinya, gue ingin melindunginya lebih lama, walau hanya sedikit, walau harus mengorbankan diri gue sendiri didalam prosesnya.

Gue ga peduli.

Gue mendadak menjadi lemah dan menangis. Gue memukul dada gue, berharap rasa sesak yang muncul akan berkurang. Tapi percuma, rasa sesak itu masih disana. 

---

di Revisi pada Februari 2021

Pit A Pat 📌Hyunjin Stray Kids📌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang