11. Something gone Wrong

224 45 0
                                    

Gue tertawa pelan diantara mereka. Hanya sekedar tertawa karena gue sendiri ngga paham apa yang gue ketawain, beneran.

Dari kejauhan gue yang melihat Xiyeon menatap gue dengan pandangan kasian dan gue jelas tau kenapa. Karena, gue kayak orang asing diantara temen temen yang bahkan udah lama banget gue kenal. Bahkan Hyunjin yang udah gue kenal dari umur empat? Lima? Gue ngga inget bahkan kapan pastinya.

Gue mengangguk kearah Xiyeon dan dia balas mengangguk.

"Gue balik kekelas duluan ya?" tanya gue, mereka yang sedang asik mengobrol menatap gue sebentar, dan mengangguk. Entah kenapa gue merasa asing dengan reaksi mereka. Mereka kembali mengobrok dan gue bangkit, menghela nafas. Mereka bahkan nggak melambaikan tangan, setidaknya.

Gue tersenyum simpul dan berjalan menghampiri Xiyeon.

"Perpus ayok, si Nancy udah ngamuk." ucap Xiyeon, gue tertawa mendengarnya dan bergegas menuju perpus bersaa Xiyeon.

Seengganya gue masih punya mereka untuk saat ini.

-----

"Wah makasih ya yeon, sering sering aja bawa mobilnya jadi gue ada tempat nebeng." canda gue, lalu keluar dari mobilnya. Xiyeon mendengus mendengar candaan gue.

"Bangkrut gue bawa mobil mulu." omelnya. Tawa gue membesar, gue melambaikan tangan kearah Xiyeon, saat dia sudah menjalankan mobilnya gue berlari masuk kedalam rumah.

hehe godain Xiyeon emang paling menyenangkan.

"Udah pulang nak?" tanya seseorang menghentikan langkah gue untuk naik keatas, gue menengok dan menemukan mama didepan pintu dapur. Gue tersenyum lebar dan mengangguk.

"Iya ma" ucap gue, menghampiri mama dan salim.

"Riri naik keatas dulu ya ma." ucap gue dan berlarian kecil kedalam kamar. Gue mandi, ganti baju dan ngeluarin semua buku dari tas. Karena tadi kita ngerjain laporan biologi dulu di kelas bareng Xiyeon jadinya gue baru balik jam enam kurang.

Sial, ada peer sejarah. Mana peernya ngerangkum pula, tentang penjajahan negri tirani. ah bodo amat, intinya masa penjajahan Jepang.

Gue mengecek aplikasi google task dan mencatat peer gue di selembar post it dan menempelnya dibuletin. Gue lanjut mengecek google calender gue dan gue gaada ulangan buat minggu ini. Gue melihat kearah kalender, minggu ini ada acara ulangtahun Jisung dan Felix, minggu depan ada ulangtahun Seungmin dan ka Yuqi.

Gue menatap tiga buah kado yang sudah gue bungkus dengan rapih disana. Yang merah milik Jisung, Hijau untuk Felix, dan biru untuk Seungmin, kado yang udah gue pilih dari jauh jauh hari.

"Adek lagi belajar?" tanya mama bersamaan dengan pintu yang dibuka. Gua menatapnya dan tersenyum, lalu mengangguk.

"Iya lagi ngerjain tugas." ucap gue seadanya. Mama menaruh cemilan dan susu coklat hangat diatas meja.

"Belajar yang rajin ya dek." ucap mama sambil ngusap kepala gue lembut.

"Hm" ucap gue sembari mengambil yogurt rasa coklat.

"Ada hal lain yang adek butuh?" tanya mama dan gue menggeleng. Karena ngga mungkin gue mengungkapkan itu.

Karena yang gue butuhin adalah mereka ngga berantem, dan kita menjadi keluarga yang hangat kayak dulu.

Suatu hal yang sangat ngga mungkin untuk terjadi dan gue pinta dengan mudah.

Mama mengusap kepala gue sekali lagi sebelum akhirnya keluar, dan senyum gue luntur begitu saja.

Gue menarik nafas panjang. Gue baik baik aja, dan selamanya akan begitu.

Gue merentangkan tangan mengusir rasa pegal. Setelah tiga jam tanpa henti menulis akhirnya catetan gue selesai walau ngga rapih rapih banget. Sekarang udah hampir jam sepuluh.

Perut gue keroncongan banget karena terakhir makan jam setengah duabelas siang. Gue mengambil hape yang sedari tadi gak gue pegang dan menemukan chat dari Hyunjin

Woi Penting (5)

Hyunjing
Ri tugas sejarah udah belum?

Ririana
Udah, dateng sini. Cuma
balikin abis istirahat ya

Hyunjing
Sip

Sepertinya bukan masalah menyuruh Hyunjin kesini karena papa udah ga pulang tiga hari belakangan ini. Gue menutup buku sejarah, membereskan buku untuk besok sebelum turun keruang tengah, memilih menunggu Hyunjin disana.

Sampai akhirnya gue ketiduran karena Hyunjin gak kunjung datang, entah berapa lama gue nungguin dia.

---

"Lo kemarin kemana anjir?" tanya gue saat menemukan Hyunjin dikoridor. Hyunjin dengan Anyelir disebelahnya mendadak membuat gue mendadak terdiam. Mendadak merasa canggung. 

"Maaf, kemarin gue nganterin Anye kerumahnya dulu, ternyata catetannya udah jadi gue pinjem dia." ucapnya dan gue hanya bisa mengangguk. Diam. Sadar perasaaan canggung ini berasal tidak hanya dari Anyelir tapi juga dari Hyunjin, juga dari mereka berdua yang gue dapati berjalan dikoridor bersama.

"Yaudah gue duluan ya jin," ucap gue memilih pergi daripada merasa canggung disana. Walau kenapa gue harus merasa canggung sama Hyunjin? Ini Hyunjin, yang gue kenal nyaris sepanjang hidup gue yang bisa gue inget.

Dulu gue ngga pernah ngerasain ini. Walaupun kalo kita ketemu cuma diem dieman nyaris sejam. Walau kita abis berantem diem dieman selama seminggu. Kita ngga pernah ngerasa canggung.

I know, there's something gone wrong in here.

But, gue ngga tau harus gimana.

----

01.02.2019

Di Revisi pada 2021

Pit A Pat 📌Hyunjin Stray Kids📌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang