Epilogue

218 21 10
                                    

"Riri?" panggil seseorang dan Riri menengok lalu menatap Hyunjin dengan pandangan kaget, tidak menyangka akan menemukan Hyunjin di toko buku beberapa hari setelah dia kembali ke Indonesia. Ini kejutaan yang menyenangkan.

"Hyunjin?" Sapanya, ada nada terkejut dan senang didalamnya.

"Kabar lu, baik?" tanya Hyunjin canggung berusaha mengontrol ekspresinya, berbeda dengan yang Riri tersenyum hangat kepadanya lalu mengangguk. Laki laki itu tidak banyak berubah setelah nyaris enam tahun.

"Kabar gue baik, kalo lu?" tanyanya.

"Gue, baik" ucapnya berbohong. Enam tahun terakhir, waktu terus menyiksanya. Memang benar hukuman waktu adalah hukuman yang paling menyiksa, dan Hyunjin sudah merasakan itu. Hukuman itu menyiksanya enam tahun terakhir dan dia tidak bisa melakukan apapun. Permintaan maaf itu tidak pernah tersampaikan. Teman teman Riri yang lain menolak memberikannya kontak baru Riri.

"Ri?" panggil seseorang. Riri menengok ke arah sumber suara dan tersenyum kepada laki laki jangkung berjalan menghampirinya. Senyum yang tercipta dibibir Riri karena laki laki itu membuat hati Hyunjin mencelos.

 Senyum yang tercipta dibibir Riri karena laki laki itu membuat hati Hyunjin mencelos

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia siapa?" tanya laki laki itu, sembari menatap Riri dan Hyunjin bergantian. Laki laki itu lebih tinggi dari Hyunjin, menggunakan pakaian kasual, kaus kebesaran berwarna peach, celana slim fit hitam, topi hitam, dan masker berwarna hitam.

"Ini Hyunjin, dibuka dulu kenapa maskernya" ucap Riri dan laki-laki itu membuka maskernya sebelum mengulurkan tangan kepada Hyunjin.

"Yugyeom, atau panggil aja Yugi" ucapnya dan Hyunjin menerima uluran tangan laki laki itu. Dan setelah Yugyeom membuka maskernya Hyunjin bisa melihat wajah Yugyeom dengan jelas.

"Oh jin masih tinggal dirumah yang lama kan?" tanya Riri dan Hyunjin menganggukkan kepalanya.

"Kenapa?"

"Gue mau ngasih undangan. Dua bulan lagi gue sama Yugi nikah, dateng ya?" ucap Riri dengan senyum yang amat sangat Hyunjin rindukan. Ada perasaan senang, lega, dan sakit saat melihat senyum bahagia yang terpatri di bibir gadis itu. Senang karena akhirnya bisa melihat senyum gadis itu setelah sekian lama, lega karena akhirnya Riri ada didepannya. Sakit karena senyum tercipta karena orang lain, walau senyum itu untuknya.

"Hahah cepet banget lo, kayaknya dulu lo bilang pengen nikah dua lima-dua tujuh deh" ucap Hyunjin, berusaha terdengar biasa saja. Terdengar seperti seorang sahabat yang akhirnya bertemu setelah sekian lama. Tanpa terdengar aneh dan menyakitkan. Hyunjin tidak mengerti kenapa dadanya berdentum keras dan rasanya sulit bernafas. Tidak mengerti kenapa ada perasaan tidak enak dan menyesakkan yang menyelimutinya. Tidak tahu kenapa ada perasaan kalah yang mendadak muncul.

"Ya maunya sih gitu, tapi kalo nungguin gue keburu kabur Yuginya. Udah tua dia"

"Heh aku cuma tiga tahun lebih tua dari kamu ya" elak Yugyeom. Riri berusaha menahan tawa yang akan keluar, walau tawa kecil akhirnya tetap lolos dari bibir gadis itu. Membuat Yugyeom terlihat semakin jengkel.

"Tapi kamu emang tua gi, kamu udah dua puluh tujuh"

"Iya emang, makanya aku ngebet nikah" ucap Yugyeom cuek. Yugyeom tidak akan pernah menang dari Riri, entah karena dia yang memang tidak jago berargumen, atau mungkin juga karena dia selalu mengalah.

"Eh maaf jin" ucap Riri saat sadar bahwa mereka berdua terlalu asik dengan dunia mereka, tanpa peduli ada Hyunjin yang menatap mereka dengan pandangan canggung.

"Yaudah besok gue kerumah lo ya jam sepuluhan. Bisa ngga?" tanya Riri dan Hyunjin berusaha mengatur perasaannya sebelum menjawab.

"Bisa, gue ajak yang lain ya?" ucapnya dan Riri tersenyum.

Mungkin ini saatnya mereka untuk saling memaafkan dan merangkul semua rasa sakit dari masa lalu.

--

"Bang Yugi gak masuk?" tanya Hyunjin dan Riri menggeleng. Dia melambaikan tangan pada Yugyeom sebelum Yugyeom menjalakan mobilnya menjauhi rumah Hyunjin.

"Yugi mau ketemu temen temennya. Gue masuk ya jin? Tante sama om ada didalem?" tanyanya dan Hyunjin mengangguk.

"Ada. Ka Jinyoung juga ada. Yang lain udah ngumpul juga" ucap Hyunjin dan Riri tersenyum.

"Ri...." Riri mendongak dan menemukan Jisung menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Riri tersenyum hangat, sebelum membuka lebar tangannya dan Jisung menghampiri gadis itu lalu memeluknya.

"Maaf maaf" racau Jisung.

"Jisung lo nangis?" Tanya Riri panik sebelum berusaha melepaskan pelukan Jisung, tapi Jisung malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Gue juga minta maaf" ucap Felix dan menubrukkan badannya kearah Riri. Entah bagaimana prosesnya, mereka berlima berpelukan seperti teletubbies dengan racauan maaf yang saling bersahutan.

"Udah dongg lebarannya masih lama" ucap Riri. Berusaha menahan tangis yang akan keluar.

"Ri jangan pergi lagi ya?" tanya Felix dan Riri tertawa.

"Ngga kok, Yugi pindah kerja ke Indo soalnya"

"Yugi?" tanya Seungmin dan pelukan mereka terurai. Menatap Riri dengan pandangan meminta menjelasan.

"Kalian gak mau nyuruh gue duduk dulu sebelum gue jelasin?" tanya Riri dan mereka akhirnya duduk dengan tenang di ruang tengah.

"RIRII KAKA DENGER KAMU NIKAH SAMA YUGI?" suara menggelegar Jinyoung membuat Riri menyerngit bingung.

Ini Jinyoung abis nikah kok makin barbar?

"Lo nikah Ri?"

"Iya, dua bulan lagi. Salah satu alesan gue ketemu kalian itu gue mau ngasih undangan, dateng ya?" Ucap Riri sebelum menaruh empat undangan yang sudah dia siapkan sebelumnya.

"Undangan punya kakak di Yugi. Maaf ya aku gakdateng pas kakak nikah waltu itu" ucap Riri saat Jinyoung udah ada didepan mereka. Jinyoung tersenyum sebelum mengangguk.

Jinyoung terdiam sebelum tertawa, lalu kembali menatap Riri, "abis ini gue mau introgasi Yugi. Yaudah gue naik dulu. Dah"

"Ri gue minta maaf" Felix kembali berucap. Matanya menatap penuh harap.

"Habis ini, gue bakal nebus semua dosa gue ke lo. Jadi lo jangan pergi jauh jauh ya?" lanjut Felix dengan nada memelas dan Riri tertawa.

"Iya, Felix" balas Riri sembari tersenyum kepada Felix, untuk menenangkan mereka.

Felix terdiam, kenapa Riri memaafkan mereka dengan mudahnya?

"Terima kasih karena mau memaafkan gue, dan maaf karena selama ini gue menyakiti lo" Ucap Hyunjin tanpa suara, dengan dada berdentum perih saat melihat undangan dengan nama Riri dan Yugyeom disana.

"Semoga lo bahagia ya?" gumamnya lagi.

---

29.06.2020

Maaf kalo ada yang ngga suka atau sreg sama epilognya. Makasih ya udah mampir dibuku ini dan sabar banget karena buku ini butuh dua tahun lebih buat selesai karena authornya hilang:(

Selamat bertemu di works selanjutnya!

Pit A Pat 📌Hyunjin Stray Kids📌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang