Teman

805 83 0
                                    


Lensa Chord
Written by Park Carissa
Wednesday, May 27, 2020

.
.

RMBiggestFanGirl
.
.

Min Yoongi with Kim Taehyung
.
.

Chapter : Teman ( Friends )

__

( Author Side )

           Setelah sampai di gerbang sekolah, Taehyung melambaikan tangannya pada sang kakak yang memberikan senyum lalu pergi dengan mobil SUV-nya dan membelah kepadatan kota Seoul.

Ia bahagia sekali, sungguh! Padahal baru semalam perasaannya di campur aduk tapi ia bisa dengan mudah luluh hanya karena Yoongi bersedia mengantarkan nya.

Taehyung sayangnya memang tidak bisa marah pada kakak kesayangannya, lagipula ia juga sadar. Kalau tak ada kakaknya, ia akan hidup dengan siapa? Ibaratnya, dari perasaan di butuhkan kini justru berubah menjadi rasa di rindukan. Begitulah yang pria Min itu rasakan.

" Tae! " pemuda bernama Park Jimin menepuk bahu kawannya sambil menyapa dengan semangat. Seperti biasa.

" Eoh, halo. Kau selama ini kemana saja? Tidak pernah lagi ku lihat kau sejak perlombaan lari maraton nasional "

Jimin mendesak kesal, tapi yang ia lakukan justru mengalungkan lengan kirinya di sisi leher Taehyung membuat pria itu, atau lebih tepat  keduanya hampir terhuyung jatuh kalau saja Jimin tak segera berpegangan pada tiang bendera.

" Bukankah aku sudah pernah bilang kalau beberapa minggu ini aku mempersiapkan olimpiade? Waktu itu aku juga sudah mengirimkan pesan " 

" Benarkah? Apa aku lupa ya... "

" Kau itu seperti Kakek-kakek saja, Tae. " Kekeh Jimin mengacak surai sahabatnya gemas.

Taehyung merengek, merapihkan kembali rambutnya seperti sedia kala. Namun bukannya merasa bersalah telah membuat pria Min itu kesal, Jimin justru mencubit pinggang Taehyung. Kebiasaan nya sejak dulu. Jimin mengerit bingung.

Ini benar Min Taehyung kan? Kenapa pinggangnya terasa keras seperti hanya di lapisi tulang dengan kulit tanpa daging? Itulah yang Jimin pikirkan.

" Ey! Kenapa kau malah melamun,eoh? " Tanya Taehyung menangkap wajah sahabatnya yang berubah menjadi tak berekspresi.

Jimin hanya menggeleng, lalu merangkul Taehyung memasuki kelas. Menghabiskan sisa waktu sebelum jam pelajaran di mulai dengan membicarakan hal-hal apa saja yang pemuda Park itu tinggalkan selama 4 Minggu tak duduk di kursi kayu berdebunya.

" Tae, aku mau bertanya sesuatu "

" Tentang apa? Perempuan? " Tebak Taehyung, di hadiahi jitakan mulus dan kontan dari Park Jimin.

" Aku sedang serius! bagaimana kabar Jeon Jungkook, Apa dia di keluarkan oleh yayasan? "

Taehyung menggeleng, sedangkan Jimin memekik kesal dan menendang kursi di sampingnya.

" Tidak, yayasan memberikannya pengampunan dan hanya di berikan skors selama 1 Minggu. Lagipula aku sudah bilang pada kepala sekolah kalau tindakan yang Jungkook lakukan tidaklah termasuk ke dalam kategori keterlaluan " terang Taehyung, seketika mata sahabatnya itu membulat sempurna.

" Ya! Kau itu terlalu baik atau bodoh sih?! Jelas-jelas si Jeon itu berusaha melukaimu tapi kau malah memintanya tetap berada di sekolah ini "

" Aku tak bisa melakukannya, Jim.. "

" Wah! Kenapa sekembalinya aku ke kelas, bukannya mendengar si brengsek itu angkat kaki atas perbuatannya justru merasa temanku ini semakin buta akan  dunia ya? Kau gila, Min! " Hardik Jimin kepalang kesal dengan jalan pikir seorang Min Taehyung.

Karena sudah dapat di tebak kalau sahabatnya akan meledak seperti ini, Taehyung hanya memasang wajah tak berdosa dan menampilkan senyum sambil menunjukan luka dalam sayatan di punggung tangannya.

" Lihat! bahkan luka ini sudah menutup dan tak lagi menimbulkan rasa sakit. Tak ada alasan bagiku marah pada Jungkook. Lagipula aku baik-baik saja selama ini "

Dan untuk kesekian kalinya, Jimin hanya bisa mengatur nafasnya. Bicara dengan Taehyung hanya menguji kesabarannya. Ia tak mengerti lagi harus menjelaskan seperti apa berbahayanya seorang Jeon Jungkook. Jimin sudah lelah dengan keputusan yang sahabatnya ambil.

___

Vote dan Commentnya tidak balanced dengan jumlah readersnya. Heum, Gwanchenayo:)
- Park Carissa







Lensa ChordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang