Lensa Chord
Written by Park Carissa
Saturday, May 30, 2020
.
.RMBiggestFanGirl
.
.Min Yoongi with Kim Taehyung
.
.Chapter : Tunjukan ( Show )
__
( Author Side )
Merapihkan meja belajarnya dan memasukan semua peralatan sekolah ke dalam tasnya. Hoseok tersenyum senang saat mendengar bel pulang sudah berbunyi, ia bahagia karena telah terbebas dari rumus logaritma mengerikan yang ada dalam pelajaran Guru Song. Well, selain itu juga harus menghadiri kelas tari dengan jadwal seusai jam pembelajaran.
" Hoseok-ah! Aku izin tidak ikut hadir ya hari ini, harus segera pulang karena mau menemani ibuku ke rumah sakit "
Pria itu mengangguk paham, tidak melihat siapa yang berujar tapi ia tentu saja mengenalnya lewat suara. Salah satu temannya yang mengikuti organisasi tari juga, setelah mendapat persetujuan maka orang itu pergi sambil mengucapkan ' terimakasih uri neuronie! '
Hoseok segera keluar dari kelasnya dan menuju ruangan klub-nya yang berada di lantai 1 gedung sekolah. Ia dapat memastikan jika yang hadir kali ini jauh lebih sedikit dari biasanya. Kebanyakan realita organisasi, ialah. Ramai saat hari pendaftaran dan pertama pencatatan nama anggota, lalu sepi setelah 1 minggu bergabung dan berlatih bersama. Tak terkecuali untuk organisasi tari yang ia geluti, setidaknya ia masih bisa bertahan melewati masa-masa sulit dan kritis akan penerimaan anggota baru selama hampir genap 2 tahun lebih.
Patut di apresiasi
" Kak Hobie! "
" Eoh, Taehyungie? Belum pulang? "
Pria pemilik senyum kotak itu menggeleng, melangkah menghampiri kakak kelasnya yang kini sudah berada di tingkat akhir itu.
" Kak Hobie masih mengikuti organisasi? Bukankah sebentar lagi kelas 12 akan mengadakan ujian? " Tanya Taehyung penasaran, Hoseok terkekeh gemas.
" Sebentar lagi memang ujian, tapi dengan sisa waktu yang ada. Aku ingin lebih banyak menghabiskan waktu bersama anggota klub. Taehyung-ah, kenapa wajahmu kelihatan sangat murung? Apa yang terjadi memangnya? "
" Aku berdebat dengan kakakku... "
Hoseok tak mengerti, tempo lalu ia melihat adik tingkatnya ini masih berada di sekolah karena masalah dengan kakaknya. Sekarang, ia merasa Deja'Vu dengan kata-kata yang Taehyung lontarkan barusan.
" Memangnya, kau memperdebatkan apa dengan kakakmu itu? Apa mengenai masalah sepele atau justru terbilang serius? " Tanya Hoseok menatap Taehyung lekat.
Taehyung sendiri sebenarnya bingung harus bercerita dari mana, semua konflik di otaknya seakan tidak mau menyingkronkan diri. Hoseok mengerti dengan diamnya Taehyung, pasti berat untuk menceritakan masalah pribadi pada orang lain. Ia pikir, mungkin adik kelasnya itu butuh waktu untuk mulai bicara.
" Aku ingin jadi penyanyi dan pemusik, tapi kakak tidak menyetujuinya tanpa memberikanku alasan sebenarnya. Kakak tidak mau mendengarkan keputusanku " Ujar Taehyung lirih, wajahnya semakin murung dan kelam. Hoseok jadi merasa sungkan untuk mendengar lebih banyak penjelasan.
" Taehyung-ah, kalau berat. Tidak usah di lanjutkan. Kak Hobie paham sekali maksudmu dan apa yang kamu rasakan, pasti sangat mengecewakan bukan?... "
" .... Kecewa karena, orang yang kita percaya justru tidak mendukung keputusan kita. Berfikir jika itu tidak lebih baik dari garis yang mereka buat dan tentukan, mereka egois dan juga mereka tidak bisa menghargai apa yang kita inginkan "
Hoseok tersenyum miris, mengingat saat sekolah menengah pertama. Ia harus rela di usir sang ayah sebab menolak untuk masuk sekolah kenegaraan, ia tidak ingin menjadi seorang pegawai negeri sipil seperti yang orang tuanya inginkan. Mereka pikir ' menjadi penari tidaklah menghasilkan banyak uang, nanti kau mau makan apa kalau sudah lulus?! '
Kata-kata kasar ayahnya, makian yang ia dapatkan dari kakaknya karena menolak beasiswa semasa menengah pertama. Namun, ia mencoba membuktikan bahwa Hoseok bahagia dengan keputusannya, menjadi penari bukanlah soal kekayaan juga uang. Tetapi menari adalah caranya meluapkan emosi juga pemikiran dengan cara yang artistik juga indah di mata.
" Coba untuk bertanya sekali lagi pada kakakmu tentang alasannya kenapa tidak menyetujui keputusan yang kau ambil, aku yakin ia akan mencoba menceritakannya. Kadang kita harus mengalah bukan? Setidaknya, harus ada satu orang yang menurunkan sisi ego dalam diri "
" Tapi kakakku keras kepala, ia sama sekali tidak mau mendengarkan apa yang ku katakan. Aku sudah coba menjelaskan dan ia hanya menutup telinga juga mata mengenai itu semua. Aku terus mengalah mengenai apapun yang bersebrangan dengan keyakinan ku, aku tidak ingin mengalah untuk mimpiku. Kak "
" Kalau begitu, tunjukan padanya. Buat kakakmu menarik penolakannya sehingga ia punya alasan untuk menyetujui mimpi yang kau inginkan, Taehyung-ah " ucapan Hoseok membuat pria itu mengerti dengan hal apa yang harus Taehyung lakukan selanjutnya.
Ya, dia hanya harus menunjukkannya pada Yoongi. Butuh kesabaran memang, tapi hanya itu cara yang bisa Taehyung lakukan jikalau ia masih ingin mempertahankan mimpinya.