Lensa Chord
Written by Park Carissa
Tuesday, June 2, 2020
.
.RMBiggestFanGirl
.
.Min Yoongi with Kim Taehyung
.
.Final Chapter : Lensa Chord
__
Ga berasa ya udah di chapter ending aja:v
__( Author Side )
Yoongi hanya percaya akan hal yang nyata dan memang benar adanya. Ia adalah pria yang mengedepankan realistis dalam hidupnya. Maka tak jarang, beberapa orang berfikir dia terlalu ambisius dalam hal-hal tertentu.
Ketika di tanya oleh gurunya semasa sekolah menengah atas tentang jalan selanjutnya yang akan ia pilih mengenai ' kenapa Yoongi tidak ingin kuliah? Apakah karena biaya ' ia dengan sisi jujurnya hanya menjawab.
Aku tak perlu kuliah, aku hanya butuh uang untuk hidup dan menguliahkan adikku.
Beberapa orang iri dengan kecerdasan yang ia miliki, bahkan banyak tawaran beasiswa yang mengalir layaknya air sewaktu masih sekolah. Namun semuanya di tolak oleh kakak dari Min Taehyung itu.
Untungnya. Ia memiliki keahlian di bidang photografi, sehingga sebuah agensi permotretan merekrutnya untuk bekerja. Padahal umur Yoongi saat itu baru 16 tahun dan ia belum legal untuk minum alkohol juga tidak di perbolehkan untuk mengemudi.
Yoongi hanya percaya satu hal, Uang bisa memberi kebahagiaan. Itulah alasan kenapa ia mau bekerja dengan membagi jam belajarnya. Memutar otak agar mereka bisa tetap makan juga hidup berkecukupan dan baik.
Mungkin saja, kalau ayahnya masih ada. Yoongi tak perlu bersusah payah bekerja...
Mungkin saja, dengan profesi ibunya sebagai artis terkenal. Yoongi tak perlu sibuk memikirkan untuk makan apa besok bersama adiknya...
Dulu ia memang menyalahkan segalanya. Wajar, untuk umurnya yang masih terhitung mencari jati diri. Yoongi memang punya cita-cita menjadi dokter, tapi mengingat jika biaya masuknya setara dengan 17 kali checkup Taehyung. Ia memutuskan untuk mengalah. Yoongi harus belajar untuk mengutamakan prioritas nya.
Menjadi seorang photgrapher tidaklah seburuk ungkapan pertamanya, cukup menarik dan tidak terlalu memusingkan. Yoongi menikmatinya dan sangat mendalami profesinya itu, padahal dulunya ia sama sekali tidak terpikirkan untuk menjadi pemotret artis dan model majalah. Kejutan alam semesta bukan?
Tidak ada yang pernah tau masa depan. Tuhan bisa saja membolak balikan keadaan dengan mudah, namun untuk umatnya yang tergolong spesial. Mungkin mereka tak akan menyadarinya dan hanya menyalahkan keadaan.
Yoongi pernah berada di posisi itu, ia bukankah orang baik yang bisa bersabar dengan mendapatkan tekanan seperti itu. Tapi, berkat orang-orang yang ia cintai. Yoongi sadar kalau Tuhan masih memberikan belas kasihnya.
Kini, ia hanya tersenyum mengamati interaksi antara 2 orang manusia yang ia sayangi. Melihat ibunya yang masih memeluk Taehyung tanpa melepasnnya sejak beberapa menit lalu bertemu.
Berawal saat dokter SeokJin mengatakan jika keadaan Taehyung membaik, Yoongi langsung mencari keberadaan ibunya yang sudah lama tinggal di Jeju . Singkat kata, ia juga baru tau kalau sebenarnya 3 tahun setelah perceraian orang tua mereka, sang ibu memutuskan untuk melepaskan dunia tarik suara. Karena tak berani dan malu bertemu dengan anak juga suaminya, ia pun kembali ke kampung halamannya.
Dan saat Yoongi juga Namjoon tengah menemani sang atasan pergi ke kantor di Jeju, manusia Min itu bertemu dengan ibunya yang saat itu tengah memanen buah stroberi di kebun yang ia beli dari uang selama bekerja.
Ibunya meminta maaf pada Yoongi, walau tentu saja mengalami penolakan pada awal. Walau begitu, wanita berumur 39 tahun itu sadar diri dan tidak memaksa. Ia memberikan nomor teleponnya, siapa tau jika nanti Yoongi maupun Taehyung ingin bertemu. Kalau bukan permintaan dari Namjoon mungkin saja Yoongi sudah membuang kertas berisi nomor telepon itu saat berada di Jeju.
...
" Ayo Jim!!!! Lari yang kencang! "
" Kecilkan suaramu, bodoh! " Titik Jungkook sambil menepuk paha Taehyung karena kesal.
Pria Min itu tak peduli, ia tetap berteriak memberi semangat pada sahabatnya. Sedangkan Jungkook berbisik pada Namjoon agar mereka bisa bertukar posisi sebab sudah tidak tahan dengan tingkah manusia di sampingnya.
" Ayolah kak, kupingku sakit mendengarnya berteriak sejak tadi.. "
" Tidak mau, kalau kau dan Yoongi saja tidak mau duduk di sampingnya karena Taehyungie berisik. Apalagi kakak? " Jawab Namjoon sambil meminum air mineral yang ia genggam sedari tadi.
Memang, di antara mereka berempat. Hanya Taehyung yang paling bersemangat dan excited menyerukan nama Jimin. Berdoa saja agar Taehyung masih bisa bersuara setelah perlombaan berakhir.
Ketika Jimin berhasil mencapai garis finis duluan, suara teriakan sahabatnya itu semakin bertambah 5 kali lipat. Bahkan, beberapa orang menoleh karena terkejut dengan teriakannya. Namjoon dan Yoongi membuang muka, Jungkook menunduk dan menyembunyikan wajahnya. Malu sekali, sumpah.
" Woah! Mendalinya besar sekali " ujar Taehyung terkesima dengan mendali yang menggantung di leher Jimin.
" Tentu saja, kan ini mendali emas. "
Pria Park itu melepaskan penghargaannya dan mengalungkannya pada leher Taehyung yang kini menatapnya bingung.
" Ini untukmu, karena kau sudah berjuang lebih keras dariku. Tae "
" Bukankah ini harus di abadikan? akhirnya setelah sekian lama, adikku punya mendali yang bisa di banggakan walau itu dari orang lain " ledek Yoongi, Taehyung merengut.
Mereka semua tertawa mendengarnya, Yoongi sendiri mengeluarkan kamera dari dalam tas khusus dan mengatur timer digitalnya.
" Say, Cheese! "
" Chee/ yak kakiku!/ Taehyung!!! "
Ckrek!
___
Kau bisa saja kehilangan kebahagiaan, tapi kau tak akan pernah bisa kehilangan keluarga yang membuatmu bahagia.
- Yoongi Min