3

2.1K 245 1
                                    

Akhirnya, waktunya pulang telah tiba.

Langsung saja Haechan berlari sambil menarik Jaemin yang kewalahan.

"Yak, pelan-pelan."

"Tidak, aku sudah tidak tahan lagi."

"Heisshh"

Akhirnya mereka sampai di sebuah tempat makan sederhana.

"Kalian mau makan apa?"

"Kau ingin apa Jaem?"

"Samakan saja."

"Baiklah, jajangmyeon dan air putih 2."

Pelayan tersebut mencatat pesanan mereka.

"Baiklah, tunggu ya."

Dan meninggalkan mereka.

"Aku sudah tidak tahan lagi, rasanya aku akan mati."

Jaemin langsung mencubit pipi sahabatnya itu.

"Kau berlebihan."

"Seharusnya kau, lihatlah tubuhmu."

Haechan menunjuk bagaimana tubuh Jaemin, sangat kurus.

"Kau saja yang gemuk."

"Aku tidak gemuk."

Jaemin terkekeh.

"Pelayan."

Mereka berdua langsung menoleh ke sumber suara.

Jaemin langsung menghadap ke Haechan.

"Haechan, dia di sini."

"Siapa? Dia?"

Jaemin mengangguk.

Haechan memasang wajah tidak percaya.

"Heissh kau . ."

Haechan langsung mendekatkan wajahnya untuk berbisik kepada Jaemin.

"Kau tidak tahu siapa dia?"

Jaemin menggelengkan kepala.

"Dia Lee Jeno. Dia sangat populer akhir-akhir ini, karena ketampanannya dan bagaimana tubuh seksinya bisa membuat semua fans-fansnya tepar."

"Oh, begitu."

"Kau bilang dia punya kekasih kan? Yups, namanya Huang Renjun.

Banyak yang mengatakan, mereka pasangan yang serasi."

Tanpa sadar, seorang pelayan sudah berada di samping mereka.

"Ini pesanannya, silahkan dinikmati."

"Ah, terima kasih."

Pelayan itu pun pergi.

"Jadi, ku sarankan kau mundur saja."

Jaemin merasakan hatinya sakit.

"Tidak masalah, aku akan tetap melihatnya saja. Itu sudah cukup untukku."

Haechan hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Terserahmu, yang penting ingatlah kata-kata ku."

Jaemin merasakan nafsu makannya hilang setelah mendengar kabar itu.

Ia melihat lagi sosok itu lagi, namun dengan hati yang sakit.

Ini pertama kalinya aku melihatmu dengan rasa yang begitu menyakitkan.

To be Continue

To be Continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Din

𝙀𝙞𝙜𝙝𝙩𝙚𝙚𝙣 | 𝙽𝙾𝙼𝙸𝙽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang