11

1.5K 204 5
                                    

Jaemin tidak bisa menghindar dari Jeno, karena sekarang Jeno bergabung dengannya dan Lucas.

Mereka sekarang selalu bersama.

Namun, Jaemin tidak ingin berada di dekat Jeno maka dari itu ia selalu berada di samping Lucas.

Ia memberi jarak dengan Jeno.

Jika seperti ini terus, ia takut akan jatuh untuk kedua kalinya.

Namun, tidak di pungkiri perasaannya pada Jeno masih sama.

Selalu berdebar.

"Yo Jaem, kau pesan apa?"

Jaemin tersadar dari lamunannya.

"Aku akan pesan sendiri."

"Baiklah, bagaimana denganmu Jen?"

"Kau saja dulu."

"Okay, tunggu ya."

Lucas pun meninggalkan mereka berdua, suasana menjadi canggung dengan debaran di hati Jaemin yang semakin kencang.

"Na Jaemin."

Jaemin pun langsung menegakkan tubuhnya.

"Kau kemana saja? Aku terus mencarimu."

Jeno menatap Jaemin, membuatnya menoleh ke arah lain.

"Seharusnya kau tidak mencariku, kau kan punya Renjun."

Ia bisa mendengar sebuah helaan napas.

"Kami putus."

Jaemin langsung menatap Jeno tidak percaya, "Kau bilang apa?"

"Kami putus Jaem, dia yang memutuskanku karena sudah bersama orang lain.

Aku tidak tahu karena selama kami pacaran, aku pikir hubungan kami berjalan dengan baik. Tapi aku melihatnya sendiri."

Jeno langsung menggenggam tangan Jaemin, membuat sang empu terkejut.

"Jaem, bantu aku melupakannya."

Alis Jaemin terangkat.

"Dengan cara?"

"Kau harus menemaniku."

Hanya menemani kan?

Tidak berarti menjadi selamanya kan?

Kenapa aku masih berharap agar kau melihatku?

Jaemin pun mengangguk.

"Tidak masalah."

Jeno pun tersenyum, sudah lama sekali ia tidak melihat senyuman itu.

"Thanks Jaem."

Jaemin pun melepaskan genggaman tersebut.

Mungkin begini tidak apa, asalkan kau selalu tersenyum itu sudah cukup bagiku.

To be Continue

To be Continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Din

𝙀𝙞𝙜𝙝𝙩𝙚𝙚𝙣 | 𝙽𝙾𝙼𝙸𝙽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang