12

1.5K 195 0
                                    

Setelahnya, mereka sering pergi jalan-jalan bersama.

Terkadang Lucas akan ikut, namun ia lebih sering menghabiskan waktu bersama kekasihnya.

Jadi, sekarang hanya Jeno dan Jaemin.

"Kau ingin sesuatu Jaem?"

Jaemin mencoba berpikir dengan wajah yang lucu, membuat Jeno rasanya ingin mencubit pipi itu.

"Aku akan beli minuman saja."

"Baiklah, kau tunggu di sini. Aku yang akan ke sana."

Jaemin mengangguk.

Sekarang yang ia lakukan hanya menunggu sambil melihat-lihat di sekitarnya.

"Jaem, ini minumanmu. Ayo kita-

"Jeno."

Jeno mematung setelah mendengar suara itu.

Renjun.

"Jaemin, apa kabar?"

"Ah, aku baik."

"Jeno . . . bagaimana kabarmu?"

Jeno tidak sedikit pun melihat ke arah Renjun.

"Bukan urusanmu."

"Jaemin, bisakah kau tinggalkan kami berdua sebentar? Ada yang ingin ku bicarakan padanya."

Jaemin hanya bisa menjauhi mereka, menuruti perkataan Renjun.

Ia langsung menunggu di sebuah dinding, agar tidak dapat di lihat oleh mereka berdua.

Sebenarnya aku ingin tahu apa yang mereka bicarakan.

Jaemin mencoba mengintip, dan terkejut.

Mereka berpelukan . . .

Jadi, mereka masih saling mencintai?

Aku harus apa sekarang?

Ia langsung pergi meninggalkan tempat itu.

Mencoba mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.

"Jaem?"

" . . . Chan, bisakah kita bertemu sekarang?"

"Ada apa Jaem?"

"Kau akan tahu . . ."

"Baiklah, aku akan mengirimkan alamatnya."

Pip

Jaemin langsung merasakan kakinya lemas.

Jika seperti ini, bagaimana dengan perasaanku?

To be Continue

To be Continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Din

𝙀𝙞𝙜𝙝𝙩𝙚𝙚𝙣 | 𝙽𝙾𝙼𝙸𝙽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang