Prolog

323 10 0
                                    

Saat ini hujan gerimis. Sebenarnya Ishana sangat suka gerimis, namun situasi kali ini berbeda dengan perasaan yang dirasakan Ishana kala gerimis turun. Kali ini seperti menggambarkan apa yang terlihat dipipi Ishana, ya...sungai air mata yang mengalir dari mata coklat milik seorang Ishana Cornelia.

Hari ini adalah hari pemakaman kedua orang tuanya. Orang tuanya meninggal karena kecelakaan bertepatan dengan ulang tahunnya.

Pa...Ma...semoga kalian tenang di sisi Tuhan. Ana disini akan baik-baik saja. Paman dan bibi akan menjaga ku mulai sekarang.

***

Setelah pemakaman Ishana kembali ke rumahnya. Ishana masih sering melamun, dia masih berduka dengan kepergian kedua orang tuanya sekaligus.

"Ana, sudah lah nak, kau jangan bersedih lagi. Kasihan kedua orang tua mu bila melihat keadaan mu begini." kata bibi Mary

Ishana hanya diam dengan tatapan kosong.

"Oiya, kuasa hukum Papa mu datang. Ayo kita temui dulu." kata paman Exel dan meminta bibi untuk menuntun ku ke ruang tamu.

Saat semua sudah berkumpul. Paman Sebastian membuka amplop coklat dan membacakan isi wasiat dari almarhum Papa Ishana.

"Saya yang bertanda tangan dibawah ini Christian Wiguna dengan sadar dan atas kemauan sendiri membuat surat wasiat ini tanpa paksaan dari siapa pun. Bla...bla...bla..." dia membacakan surat hingga ke intinya.

"1. Hak untuk semua warisan, properti, perusahaan dan beberapa tanah akan diwariskan kepada putri satu-satu ku Ishana Cornelia saat usianya sudah 21 tahun.
2. Selama belum berumur 21 tahun dia akan di rawat oleh Paman dan Bibi nya : Mary Wiguna dan Exel Anggara (selaku wali)
3. Ishana Cornelia akan pindah ke sekolah khusus dengan asrama agar dirinya lebih disiplin.
4. Urusan perusahaan untuk sementara akan dijalankan oleh kakak ku Exel Anggara sampai anakku Ishana Cornelia mampu dan dapat menjalankan perusahaan Chris Corp.
5. Exel Anggara akan mendapatkan perusahaan ku yang ada Amerika bila Ishana sudah mampu menjalankan perusahaan Chris Corp untuk ucapan terima kasih ku.
Bla...bla...bla...." itu yang dibacakan kuasa hukum ayah Ishana hingga terakhir.

"Jadi Ishana harus ke sekolah asrama? Apa tidak bisa bila dia tetap disekolahnya sekarang?" tanya bibi Mary

"Berdasarkan isi surat wasiat tuan Christian Wiguna begitu, saran saya kita harus menuruti permintaan mendiang, Nyonya." jawab paman Sebastian

"Ana...apakah kamu bersedia?" tanya bibi Mary pada Ishana

"Aku akan melakukan apa permintaan Papa, bibi." jawab Ishana lirih

***

Ini tulisan pertama ku ya gaes...
Semoga kalian pembaca terhibur dengan tulisan ku ini.
Mohon untuk memberi ku dukungan agar aku semangat untuk menulis.

Terimakasih all ^.^

My Boyfriend is a GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang