Batu logam yang menjadi kalung di leher Jeno bercahaya, Saat merah itu artinya ada makhluk bawah yang terdeteksi dan jika putih maka itu adalah komunikasi antar Nephilim. Itu berwarna putih maka Jeno tidak perlu waspada.
Yuta, "Jeno-ssi ini aku,"
"Kau mendapatkan jejak kemunculannya?" Jeno bisa melihat Jaemin yang awalnya bosan bersandar pada dinding kaca jendela terlihat melihatnya.
"Ya, dan ini agak diluar ekpetasi."
Jeno diam menunggu Yuta berbicara.
"Sepertinya salah satu Anggota Eye Blood bergerak, tapi aku belum menemukan jejaknya. Apa yang harus kita lakukan? Apakah kita harus menunggu yang diatas untuk ikut turun atau..."
Jeno menyipitkan matanya pada jendela kaca dibelakang jaemin. "Yuta,"
"Ya Jeno-ssi?"
"Dia disini"
Pranggg
Sebelum kaca itu pecah, Jeno dengan cepat menarik Jaemin kedalam pelukannya dan menghindar.
"A-Apa?" Jaemin terbata-bata dengan terkejut. Dia pikir hidupnya aman dalam satu jam ini.
Tapi kali ini yang muncul bukan lagi makhluk jelek aneh melainkan seorang wanita cantik, wajahnya oval dengan kulit putih bersih, rambut hitam panjang yang bergelombang, pakainnya cukup terbuka untuk menampakkan tubuhnya yang ramping. Jika dia tidak muncul dengan memecahkan jendela tempat dimana Jaemin tengah menyandarkan kepalanya maka Jaemin akan mengakui kecantikan wanita itu.
"Wah, wah sayang sekali padahal sedikit lagi aku bisa mendapatkan simanis itu?" Perempuan itu berbicara dia bergerak kekanan dengan tubuh seperti jelly yang lembut. Jeno bergerak kekiri dengan Jaemin yang sudah bersembunyi dibelakangnya. Alarm bawah sadar Jaemin mengatakan wanita itu lebih berbahaya dari makhluk aneh yang sebelumnya.
Jeno, dengan tangan memegang pedang bercahaya biru lelaki itu terlihat tenang tapi bersiaga. "Kau anggota Eye Blood?"
Perempuan itu bersuara dengan manis. "Ah... kenapa semua menyebut kami Eye Blood padahal aku lebih suka kami dipanggil sang penguasa, bahkan mata kami tidak merah."
"Apa yang kau incar?"
Wanita itu memiringkan kepalanya untuk melihat Jaemin dari balik punggung Jeno. "Pria manis itu," Dia terkekeh. "Ah... tampaknya pemburu tampan ini masih belum tahu dia itu apa."
"Apa maksudmu aku ap..." Sebelum Jaemin bisa menyelesaikan ucapannya Jeno sudah mendorongnya kesebelah. Wanita itu melesat dengan cepat kedepan, sebelum tangannya menggapai Jaemin. Jeno sudah melayangkan pedang birunya. Perempuan itu berhasil menghindar.
"Kau sudah tahu aku anggota Eye Blood tapi kau masih punya keberanian untuk melawan? Menakjubkan."
Jeno tetap tenang dia bergerak untuk membuat Jaemin tetap berada di jarak dia bisa melindungi.
Jaemin mengamati wanita itu kembali menyerang tapi Jeno berhasil menghentikannya kembali. Kali ini wanita itu mengeluarkan cahaya aneh, tubuhnya terbakar oleh api, tidak hangus tapi seperti jubah api yang menyelimuti tubuhnya. Dia bergerak semakin percaya diri.
"Hey, jika kau bergerak seperti itu nona, maka dress minimu akan robek dan bokongmu sebentar lagi terlihat!"Jaemin beteriak asal-asalan, tidak tahu itu justru mampu membawa dampak lengah ke wanita itu.
Jeno menggunakan kesempatan itu untuk menyerang langsung ke dadanya. Wanita itu tersadar, "Percuma asal kau tahu pedang Nephilim biasa tidak akan...Akhhhh!" Wanita itu berhenti bicara dan menjerit. Pedang biru itu mampu menembuh jubah apinya.
Mata wanita itu membara kesakitan berusaha melepaskan diri dari ujung pedang yang tertancap didada kirinya. "Bagaimana bisa Nephilim biasa..." Matanya membelalak melihat ukiran pada pedang milik Jeno. "Ini pedang Suci? Kau salah satu keturunan asli Lee?"
Jeno tidak menjawab dia berniat menusuknya agar bisa menembus jantung tapi sebelum itu terjadi kilatan hitam datang menerjang membuat Jeno terpaksa mundur menjauh. Dalam dirinya menyadari ada sosok lain yang datang.
Dibanding menyelesaikan urusan dengan wanita itu , Jeno memilih kembali melindungi Jaemin. Jaemin juga bergerak mendekat.
"Apa lagi itu?" Desis Jaemin mengawasi jendela yang sudah pecah.
Ada yang datang tapi sebelum mereka berdua bisa melihatnya ada asap ungu yang pecah. Jaemin menghirupnya dan terbatuk.
"Kau seharusnya tidak menghirupnya." Jeno bersuara.
"Telat, apa itu racun?" Jaemin merasakan kepalanya pusing. Matanya tidak fokus dan telinganya berdengung.
".....manusia.." Bahkan suara Jeno terasa sangat jauh.
Telinganya berdengung rasanya seperti ada banyak suara lebah, dia merasa dadanya sangat sesak dan menyakitkan. Saat dia berpikir dia akan benar-benar mati sebuah tangan menarik kepalanya dengan paksa agar mendongak dan selanjutnya yang bisa dia rasakan adalah benda kenyal dan basah menempel pada bibirnya. Mendorongnya memberikan oksigen.
"...fokus... Na...Na Jaemin fokus!"
Semuanya kembali menjadi nyata suara berdengung itu hilang, dia bisa merasakan dadanya kembali terisi udara, dan matanya tepat bertatapan dengan mata hitam tajam.
"Lee Jeno, " Jaemin bergumam pelan. "Sialan itu ciuman pertamaku." Lalu pria itu kembali tidak sadar.
---------
Thanks For Read
Thanks For Vote and Comment
QinQin22_
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow Side | Nomin
RomanceHantu, Iblis, Dan Mobil Tayo yang bisa bicara. Na Jaemin tidak percaya semua itu. Baginya hal-hal seperti itu tidak ada didunia nyata sama sekali. Tapi malam yang tidak pernah dibayangkan Jaemin terjadi membuat dunianya berubah saat itu juga. Dalam...