11 | Mimpi penenggelam

301 53 5
                                    



"Kau yakin ini yang terbaik?"

Jaemin membuka matanya mendengarkan suara yang memasuki telinganya.

"Kau punya ide yang lebih baik lagi?"

Jaemin melihat dua orang yang tengah duduk di sofa merah yang terlihat megah dan besar. Masing-masing memiliki sandaran kayu yang berkilau. Ruangannya saat ini kemungkinan adalah ruang tamu yang didesai bergaya eropa kuno. Dinding kehitaman yang sedikit berpudar dengan koleksi hiasaan perabotan yang memiliki jiwa seni yaitu lukisan kuno era byzantium kuno (Era kerajaan Romawi, masa kejayaan pelukis terkenal Da vinci)

Selain lukisan berbingkai besar ada juga patung manusia dengan mata kristal merah.

Setelah mengamati sekitarnya sebentar Jaemin kembali kepada dua orang didepannya. Setelah sebelumnya sedikit samar kini Jaemin bisa melihat wajah wanita muda berambut kecokelatan yang cantik, tidak asing itu adalah wajah Ibunya yang terlihat sedikit lebih muda dan duduk berseberangan dengannya adalah seorang pria berwajah china. Pria itu juga terlihat muda meski wajah ibunya serius tapi wajahnya pria itu terlihat ceria dengan mata besar. Rambut hitam Panjang dengan pakaian kemeja merah yang dipadukan Zoo Suits berwarna hitam. Dia duduk santai tapi kemudian tiba-tiba menoleh pada Jaemin.

"Na Jaemin?"

Saat pria itu memanggil Jaemin diam membeku. Dia tidak mengerti kenapa dia tiba-tiba berada disini dan apakah ibunya itu nyata, tapi kenapa ibunya bisa kembali kewajah muda tanpa kerutan? Apakah diam-diam ibunya menghilang untuk pergi ke klinik kecantikan?

Tapi Jaemin segera mendapatkan jawabannya setelah ibunya berkata, "Benar itu Namanya, tahun ini usianya lima tahun."

Ah...kemungkinan dengan sihir tidak diketahui Jaemin sesuatu telah dilakukan Renjun saat menyentuh bahunya. Jaemin menunduk dan menyadari kakinya kecil sekali.

Pria itu terlihat mengerutkan dahinya dengan mata yang menunjukkan dia terkejut pada apa yang dikatakan wanita didepannya. "empat tahun? Dan kau ingin aku menggunakan segel seperti padanya? Kau bercanda Jess?"

Ibunya tersenyum seperti orang lemah. Dia melirik Jaemin, "Kau tidak mengerti apapun."

Pria itu membalas, "Maka jelaskan padaku apa yang kau sembunyikan."

Ibu Jaemin menggeleng, "Belum saatnya tapi aku janji cepat atau lambat kau sendiripun akan tahu tapi untuk saat ini aku benar-benar membutuhkan mantra pembekumu Xiao Zhan."

Mata Jaemin menatap kembali pria bernama Xiao Zhan jika dilihat harusnya dia berusia akhir dua puluhan. Mata Jaemin masih mengawasi tertapi atmosfer disekitarnya kembali terasa mengguncang, tubuhnya seperti tertarik kebawah untuk jatuh.

Bruk

"Na Jaemin?"

Suara Jeno yang berat dan hangat sangat dekat dengan telinganya. Membuka mata dan kenyataannya Jeno benar-benar sangat dekat dengannya untuk membuat bibirnya hamper menempel pada telinganya. Tubuh Jaemin kini tengah bersandar pada Jeno.

Jaemin tersenyum kecil, "Bisakah untuk nantinya seseorang memberikanku peringatan untuk hal seperti ini?"

Tapi perkataan Jaemin yang menyindir Renjun sama sekali tidak terdengar karena Renjun segera berkata, "Kau tahu siapa yang memasangkan segel itu?"

Jaemin menjawab dengan tubuh masih bersandar didada Jeno. Entah kenapa tapi rasanya nyaman untuk saat ini. "Xiao Zhan."

Semua orang terdiam bahkan udarapun terasa hilang. Jaemin mengamati, "Kalian diam artinya kalian tahu atau tidak?"

Shadow Side | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang