Jaemin merasa takut, kali ini bukan karena makhluk dari dunia bawah tapi lebih kepada guru Killer yang akan menghabisinya. Saat berangkat dia tidak melihat jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan. Jelas dia terlambat dan pelajaran pertama di hari Rabu adalah pelajaran guru killer Baekhyun. Guru Fisika.
Wajahnya saja yang manis tapi kalau sudah bicara sangat pedas.
Jaemin masuk dengan terpaksa, Jeno berjalan didepan dengan tenang. Tentu saja Jeno tenang karena meski telat atau jarang masukpun dia tidak akan kena omelan mengingat dia murid berprestasi dengan nilai sempurna pada soal ujian dan praktek. Gurupun akau mengampuninya. Beda dengan Jaemin, tidak ada yang membanggakan. Jadi jika dia dicibir habis-habisan atau dipijak-pijak seperti sampah semua guru tidak perlu merasa ada yang merugikan.
"Na Jaemin kenapa kamu terlambat!" Guru Killer berwajah manis dengam suara highnote menunjuk Jaemin kesal.
Jaemin melirik Jeno yang berjalan melewati Guru mereka Byun Baekhyun. "Guru, Jeno baru saja melewati anda tepat di depan muka."
"Lalu kenapa?"
Oh, gitu ya mainnya? Jaemin memayunkan bibirnya kesal. Dia memang sudah membayangkannya tapi tetap kesal melihatnya secara nyata. Ini namanya ketidak adilan kasta pendidikan, Jaemin ingin sekali memvideo lalu mengunggahnya tapi takut kena cibiran netizen. Tahu sendiri pasti ada yang membela pasti ada yang mencibir. Namanya hidup.
Akhirnya Jaemin dihukum berdiri didepan kelas sampai jam istirahat.
Setelah hukuman selesai dan Jaemin duduk di kursinya, seperti dugaan Mark dan Erin datang kemejanya.
Mark, "Na Jaemin kemana kamu selama tiga hari?"
Erin, "Kenapa ponselmu tidak aktif?"
Jaemin memutar kepalanya, Kemana ya ponselnya? Jaemin baru ingat dia tidak melihat ponselnya sejak malam itu. Mungkin ponselnya sudah rusak saat itu atau menghilang di dunia lain itu.
Jaemin menaruh pipinya dipemukaan meja yang dingin, "Yah...kuceritakan kalian juga tidak akan paham."
Erin, "Maksudmu?"
Jaemin menggerakan jari telunjuknya kekiri dan kanan, "Aku begini lalu begitu."
Mark mendengus sebal, "Bicara yang jelas."
Jaemin, "Intinya aku sekarang sudah sekolah," Dan itu sudah patut di syukuri.
Jaemin merasa perutnya sakit, dia tidak makan tadi pagi atau mungkin selama tiga hari tapi sayang bel masuk sudah berbunyi membuatnya mengurungkan niat kekantin. Daripada masuk lalu dihukum lagi.
Mark dan Erin kembali kemejanya. Jeno masuk kedalam kelas karena mejanya di belakang dan paling ujung maka dia melewati meja Jaemin tapi sebelumnya dia meletakkan sesuatu dengan cepat diatas meja Jaemin, tanpa ada yang menyadari kecuali Jaemin sendiri.
Sebuah Tatebag sedang didalamnya ada Roti, Biskuit, Permen Jelly, dan minuman dingin. Jaemin tersenyum.
______
"Baiklah ayo kita main game!" Mark berseru.
Jaemin langsung menggeleng ngeri, asal muasal perkara dari sini. "Tidak, tidak. Aku ada urusan."
"Eoohhh," Mark mendesah kecewa, "Padahal biasanya kamu bersemangat."
"Ya, tapi hari ini tidak."
Erin juga merasa aneh, "Kenapa?"
Jaemin membuat alasan, "Aku mau belajar."
Erin dan Mark terdiam lalu tertawa memegangi perut mereka. Jaemin mencibir, "Kalian tidak pernah mendengar jika kita berusaha maka akan membuahkan hasil."

KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow Side | Nomin
RomanceHantu, Iblis, Dan Mobil Tayo yang bisa bicara. Na Jaemin tidak percaya semua itu. Baginya hal-hal seperti itu tidak ada didunia nyata sama sekali. Tapi malam yang tidak pernah dibayangkan Jaemin terjadi membuat dunianya berubah saat itu juga. Dalam...